Look at this

Rabu, 03 Juni 2020

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)/JOBSHEET MONITORING TEMPERATUR

 

SMK N 1 EMPAT LAWANG

MONITORING TEMPERATUR

SPO

Tanggal terbit, Januari 2020

PENGERTIAN

Indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas.

TUJUAN

Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

PROSEDUR

Persiapan Alat :

1. Termometer

2. Bengkok

3. Tisue

4. handscoon

5. Alat tulis

Persiapan pasien :

1. Pasien dan keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.

2. Menyiapkan lingkungan.

Pelaksanaan :

1. Melakukan cuci tangan.

2. Menggunakan sarung tangan.

3. Atur posisi pasien

4. Tentukan aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu

5. Turunkan termometer dibawah suhu 34◦-35◦C

6. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada.

7. Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya.

8. Catat hasil

9. Bersihkan termometer dengan kertas tisu

10. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.

11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

12. Lakukan dokumentasi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) JOBSHEET MENGHITUNG DEYUT NADI

 

SMK N 1 TEBING TINGGI

MENGHITUNG DEYUT NADI

SPO

Tanggal terbit, Januari 2020

PENGERTIAN

Menghitung deyut nadi dengan merabah:

1. Arteri radialis pada pergelagan tangan

2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam

3. Arteri carotis pada leher

4. Arteritemporalis pada pelipis

5. Arteri femoralis pada lipatan paha(selangkagan)

6. Arteri dorsalis pedis pada kaki

7. Arteri frontal pada ubun-ubun (bayi)

TUJUAN

Mengetahuin jumlah denyut nadi dalam 1 menit

PROSEDUR

Persiapan Alat :

1. Arloji tangan dengan penujuk detik atau dengan polsteller

2. Buku catatan suhu dan nadi

Persiapan pasien :

1. Pasien diberi penjelasan supaya tenang.

2. Pada waktu pengukuran nadi, pasien dalam posisi berbaring atau duduk.

Pelaksanaan :

1. Melakukan cuci tangan.

2. Dengan pengukuran suhu.

3. Pada waktu mengitung deyut nadi, pasien harus bener-benar istrahat dalam posisi berbaring atau duduk.

4. Penghitungan dengan menempel jari telunjuk, tegah dan manis atas arteri selama setegah menit dan hasilnya dikalikan dua.

5. Khusus pada anak-anak, pasien dengan kelainan jantung dan dalam keadaan kritis penghitungan dilakukan selama satu menit.

6. Hasil penghitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.

7. Cuci tangan.

Perhatian :

Pengukuran sebaiknya tidak hanya menghitung frekuensi nadi dalam 1menit tetapi juga disertain dengan pengukuran kekuatan dan kelenturan nadi terutama pada pasien-pasien jantung dan kondisi kritis.

Rabu, 14 Agustus 2019

MATERI IPPD KELAS XII: LANJUTAN PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN; Efloresensi sekunder

 LANJUTAN PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN

Efloresensi sekunder
 
Lesi
Karakteristik
Kondisi klinik
Skuama Partikel epidermal dapat kering atau berminyak, tipis ataupun tebal dan dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi putih keabu-abuan, merah, kuning, atau coklat.  
Erosi Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis dan sembuh tampak meninggalkan jaringan perut.  
Ekskorasi Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.  
Ulkus Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis atau lebih dalam, sembuh dengan meninggalkan jaringan perut.   
Krusta Pengeringan cairan tubuh bercampur epitel debris bakteri.  
Sikatriks Pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak mengandung jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma pada dermis yang lebih dalam. Bisa atrofi disebut sikatriks atrofi, bila membesar disebut sikatriks hipertrofi.   
Fisura Adalah retakan kulit yang linier sepanjang epidermis atau sampai dermis, dapat multiple.     
Tujuan
a. Menjelaskan ciri-ciri normal kulit, rambut dan kuku.
b. Mengidentifikasi aspek yang dikaji dalam pengkajian kulit, rambut, dan kuku.
c. Mengidentifikasi persiapan pengkajian.
d. Mendemonstrasikan persiapan pengkajian kulit, rambut, dan kuku.
e. Menganalisis hasil pengkajian.
Indikasi
Pada klien dari semua usia, baik yang sehat maupun yang mengalami gangguan pada system integument
Kontra indikasi
Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
Alat-alat
1. Pencahayaan yang cukup
2. Penlight
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Bengkok
5. Selimut

NO TINDAKAN DILAKUKAN (√) TIDAK DILAKUKAN (X)
1. Persiapan alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Menutup sampiran untuk menjaga privasi
6. Memakai sarung tangan
7. Anjurkan klien untuk membuka pakaiannya dan ditutupi dengan selimut
8. Kaji bagian kulit secara umum
9. Mengamati warna kulit dan pigmentasi klien
10. Lihat adanya lesi atau edema pada kulit klien
11. Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna dan bentuk. Secara normal kulit bebas dari edema.
12. Tanyakan pada klien adakah riwayat alergi pada kulit
13. Palpasi suhu kulit dengan keseluruhan menggunakan punggung tangan
14. Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan kulit untuk merasakan kelembapannya.
15. Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk menentukan keadaan teksturnya
16. Palpasi ringan kulit untuk memeriksa kelembutan, ketegangan, dan kedalaman lesi permukaan. Untuk menilai struktur dari kulit.
17. Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan pada dewasa, bagian dada atau perut pada lanjut usia dan bagian kening pada bayi atau anak dibawah usia 2 tahun dan lepaskan. Normalnya kulit segera kembali ke posisi awal sebelum 3 detik.
18. Catat kelainan warna kulit
19. Kaji suhu pada klien yang berisiko gangguan sirkulasi, yaitu mereka dengan gips atau balutan yang ketat
20. Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
21. Tandai area yang sakit dengan spidol untuk pengkajian selanjutnya. Catat adanya pucat atau burik, lecet, atau bintil-bintil, atau tak adanya lapisan superfisial kulit(tanda awal terbentuknya luka tekan).
22. Kaji bagian Rambut:
23. Inspeksi perubahan penyebaran rambut diseluruh tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya
24. Palpasi rasakan apakah rambut berminyak, tarik sedikit rambut, catat jika ada kerontokan rambut.
25. Kaji bagian Kuku:
26. Inspeksi bentuk kuku dan warna dasar kuku, normalnya dasar kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah .
27. Inspeksi sudut normal antara kuku dengan pangkal adalah 160 derajat.
28. Inspeksi sekitar kuku, apakah ada lesi / perlukaan
29. Palpasi ujung jari-jari memeriksa capila reffil time (CRT) yaitu pengisian baik kapiler, normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.

MATERI IPPD SMK PERAWAT KELAS XII: PENGKAJIAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PADA SISTEM INTEGUMEN

PENGKAJIAN FISIK SISTEM INTEGUMEN
 
 Matpel: IPPD Kelas XII
SMKN 1 Empat Lawang

Pengertian 
 
Kulit atau system integument merupakan organ terbesar pada tubuh manusia, membungkus otot-otot dan organ-organ dalam.

Karakteristik kulit normal  
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamannya terhadap anatomi dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap penyimpangan dari keadaan normal akan dapat dikenali, dilaporkan, dan didokumentasikan.
- Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan berkisar dari warna gading hingga coklat gelap. Kulit bagian tubuh yang terbuka, khususnya dikawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari, cendrung lebih berpigmen dari pada bagian tubuh lainnya. Efek vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam, sengatan matahari dan inflamasi akan menimbulkan bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat merupakan keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus serta vaskularitas kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan pada sianosis menunjukkan hipoksia seluler dan mudah terlihat pada ekstremitas, dasar kuku, bibir, serta membrane mukosa. Ikterus adalah keadaan kulit yang menguning, berhubungan langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sclera serta membrane mukosa.
- Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari, proses penuaan,dan perokok berat akan membuat kulit sedikit lembut. Normalnya kulit adalah elastic dan dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan yang sering disebut dengan turgor kulit baik.
- Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi vasokontriksi.
- Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa kondisi seperti adanya peningkatan aktifitas dan pada peningkatan kecemasan, kelmbapan akan meningkat.
- Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat terutama pada area aksila dan lipat paha.

Efloresensi
Efloresensi adalah pengkajian kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara objektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan. Terdapat 2 macam pengkajian efloresensi, meliputi :
1. Efloresensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit;
2. Efloresensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama perjalan penyakit.

Efloresensi primer
Lesi
Karakteristik
Kondisi klinik
Macula Perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan bentuk bervariasi tampak disertai peninggian atau cekukangan (bila diameter >1cm disebut patch).
Papula Peninggian kulit yang solid dengan diameter <1cm dan bagian terbesarnya berada diatas permukaan kulit (bila papula bergabung dengan iameter >1cm dan permukaan datar disebut pelekat).
Nodul Seperti papula, berbentuk kubah, ukuran >1cm dan lebih dalam. Tumor merupakan istilah umum untuk menunjukkan adanya suatu massa baik jinak maupun ganas yang ukurannya >2cm.  
Tumor Seperti nodul tetapi lebih besar dari nodul.  
Vesikula Peninggian kulit terbatas tegas berisi cairan dengan ukuran <1cm, dapat pecah menjadi erosi atau dapat bergabung menjadi bula.  
Bula Peninggian kulit terbatas tegas berisi cairan dengan ukuran >1cm.  
Pustule Seperti halnya vesikula tetapi isinya pus dan berada di atas kulit yang meradang.  

 
Urtika Peninggian kulit yang datar karena edema pada dermis bagian atas. Bersifat gatal, timbulnya cepat, hilangnya cepat, pori-pori melebar, warna pucat.  

Efloresensi sekunder
Lesi
Karakteristik
Kondisi klinik
Skuama Partikel epidermal dapat kering atau berminyak, tipis ataupun tebal dan dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi putih keabu-abuan, merah, kuning, atau coklat.  
Erosi Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis dan sembuh tampak meninggalkan jaringan perut.  
Ekskorasi Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.  
Ulkus Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis atau lebih dalam, sembuh dengan meninggalkan jaringan perut.   
Krusta Pengeringan cairan tubuh bercampur epitel debris bakteri.  
Sikatriks Pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak mengandung jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma pada dermis yang lebih dalam. Bisa atrofi disebut sikatriks atrofi, bila membesar disebut sikatriks hipertrofi.   
Fisura Adalah retakan kulit yang linier sepanjang epidermis atau sampai dermis, dapat multiple.     
Tujuan
a. Menjelaskan ciri-ciri normal kulit, rambut dan kuku.
b. Mengidentifikasi aspek yang dikaji dalam pengkajian kulit, rambut, dan kuku.
c. Mengidentifikasi persiapan pengkajian.
d. Mendemonstrasikan persiapan pengkajian kulit, rambut, dan kuku.
e. Menganalisis hasil pengkajian.
Indikasi
Pada klien dari semua usia, baik yang sehat maupun yang mengalami gangguan pada system integument
Kontra indikasi
Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
Alat-alat
1. Pencahayaan yang cukup
2. Penlight
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Bengkok
5. Selimut

NO TINDAKAN DILAKUKAN (√) TIDAK DILAKUKAN (X)
1. Persiapan alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Menutup sampiran untuk menjaga privasi
6. Memakai sarung tangan
7. Anjurkan klien untuk membuka pakaiannya dan ditutupi dengan selimut
8. Kaji bagian kulit secara umum
9. Mengamati warna kulit dan pigmentasi klien
10. Lihat adanya lesi atau edema pada kulit klien
11. Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna dan bentuk. Secara normal kulit bebas dari edema.
12. Tanyakan pada klien adakah riwayat alergi pada kulit
13. Palpasi suhu kulit dengan keseluruhan menggunakan punggung tangan
14. Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan kulit untuk merasakan kelembapannya.
15. Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk menentukan keadaan teksturnya
16. Palpasi ringan kulit untuk memeriksa kelembutan, ketegangan, dan kedalaman lesi permukaan. Untuk menilai struktur dari kulit.
17. Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan pada dewasa, bagian dada atau perut pada lanjut usia dan bagian kening pada bayi atau anak dibawah usia 2 tahun dan lepaskan. Normalnya kulit segera kembali ke posisi awal sebelum 3 detik.
18. Catat kelainan warna kulit
19. Kaji suhu pada klien yang berisiko gangguan sirkulasi, yaitu mereka dengan gips atau balutan yang ketat
20. Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
21. Tandai area yang sakit dengan spidol untuk pengkajian selanjutnya. Catat adanya pucat atau burik, lecet, atau bintil-bintil, atau tak adanya lapisan superfisial kulit(tanda awal terbentuknya luka tekan).
22. Kaji bagian Rambut:
23. Inspeksi perubahan penyebaran rambut diseluruh tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya
24. Palpasi rasakan apakah rambut berminyak, tarik sedikit rambut, catat jika ada kerontokan rambut.
25. Kaji bagian Kuku:
26. Inspeksi bentuk kuku dan warna dasar kuku, normalnya dasar kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah .
27. Inspeksi sudut normal antara kuku dengan pangkal adalah 160 derajat.
28. Inspeksi sekitar kuku, apakah ada lesi / perlukaan
29. Palpasi ujung jari-jari memeriksa capila reffil time (CRT) yaitu pengisian baik kapiler, normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.

Pembagian kelompok tugas IPPD makalah penyakit pada Indera Penglihatan

 
Pembagian kelompok  IPPD Tugas Presentasi gangguan pada Indera Penglihatan

Kelompok 1 (Katarak)
Amelia
Andri larasati
Septi dwi
Nopi H
Liska H
Maulani
Tika W 

Kelompok 2 ( Buta warna)
Anggun P
Dita Liyanti
Julita
Rani
Sri wahyuni
Dela
Reza S

Kelompok 3 ( Konjungtivitis)
Nadia R 
Wasi A
Mutiara D
Zulfa A
Putri A
Ayu S

Kelompok 4 ( Glaukoma)
Rani juwita
Intan S
Jeni R
Mia koriani
Ebta U
Rike A

Kelompok 5 ( Presbiopi dan miopi)
 Maya sari
Rinci damayanti
Herleni
Desi raisa s
Dian Rensi
Peranika ningsi



NB: Tugas kelompok dikumpul (Hardcopy dan softcopy) dan dipresentasikan pada  Rabu 2 Oktober 2019.Tugas presentasi dan diskusi meliputi: Definisi, Penyebab/ etiologi, manifestasi klinis/tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, pencegahan dan pengobatan serta asuhan keperawatan tentang penyakit tersebut. terima kasih!



_____________________________________________________________________

 Pembagian kelompok tugas IPPD makalah penyakit pada sistem integument

Kelompok 1 (Scabies/Kudis)
Amelia
Andri larasati
Septi dwi
Tika W
Liska H
Mutiara D

Kelompok 2 ( Kanker Kulit)
Anggun P
Dita Liyanti
Julita
Rani
Maya sari
Dela

Kelompok 3 ( Herpes)
Wasi A
Zulfa A
Putri A
Ayu S
Maulani

Kelompok 4 ( Dematitis/ Eksim )
Rani juwita
Intan S
Jeni R
Mia koriani
Ebta U

Kelompok 5 ( Kusta/Lepra)
Sri wahyuni
Rina damayanti
Reza S
Desi raisa s
Dian Rensi

Kelompok 6 (Luka Bakar)
Peranika ningsi
Rike A
Nopi H
Nadia R
Herleni

NB: Tugas kelompok dikumpul (Hardcopy dan softcopy) dan dipresentasikan pada 21 Agustus 2019. Pengerjaan makalah meliputi format Berikut: klik disini

Jumat, 02 Agustus 2019

Pembagian kelompok tugas anatomi dan fisiologi tentang struktur penyusun dan pembagian sistem rangka pada manusia (AP X.1 dan AP X.2)



Pembagian kelompok tugas anatomi dan fisiologi  tentang struktur penyusun dan pembagian sistem rangka pada manusia (AP X.1 dan AP X.2)

A. Kelas Asisten Perawat X.1

Matpel                 : Anatomi Fisiologi
Sub Bab                : Sisitem muskuloskeletal

Kelompok 1 (Tulang Tengkorak/ Skull)
Anjelita W
Anjeli Marlina
Yunita Krisna
Yendri
Nurhasana
Nova putri

Kelompok 2 (tulang rangka tubuh)
Ayu Permata
Desta p
Sela ratna
Sindi sefta
Oktrin suci
Okti santika

Kelompok 3 (columna vertebralis)
Devina imelda
Dhona m
Tiara septi
Mareta selina
putri Ayu
Pitri p

Kelompok 4 (tulang ekstremitas atas)
Elsa Mutia
Fingki M
Kesya fegita
Leta
Ratna sari
Ranti Nanda

Kelompok 5 (tulang panggul/ pelvis)
Heni mardiani
Heva yulika
Rinta
Nisa lestari
Nopika A

Kelompok 6 (tulang ekstremitas Bawah)
Ika yusmawati
Sevta Y
Rosalinda
Julian anita
Junarsi
Mirna Yuliastri
siti melati

NB; Tugas dikumpul pada tgl 7 agustus 2019. Buatlah pembagiaan tulang beserta gambar penyusunnya. Presentasikan di depan kelas.

B. Kelas Asisten Perawat X.2

Matpel                 : Anatomi Fisiologi
Sub Bab                : Sisitem muskuloskeletal

1. kelompok 1 (tulang tengkorak/ skull)
Anjely M
Afrika Pustika
Herwina triani
Hesi Apriani
Rika Riani

2. kelompok2 (Tulang rangka Tubuh)
Bella S
Dwi Romadho
Jesica dwi
Lidya
Selpi Tri

3. Kelompok 3 (columna vertebralis)
Dina Lorenza
Deka Andriani
Marsya Mona
Nia juniarti
Zahra R

Kelompok 4(tulang ekstremitas bawah)
Desvi T
Dira Mauliza
Risma
Rizah
Wewen

Kelompok 5 (tulang panggul/pelvis)
Dina novita
Gita A
Sepin tiara
Sella
Weni A

Kelompok 6 (tulang esktremitas bawah)
Mona A
Putri intan
Renista
Resti A
Wahyunita

NB; Tugas dikumpul pada tgl 8 agustus 2019. Buatlah pembagiaan tulang beserta gambar penyusunnya. Presentasikan di depan kelas.


Kamis, 01 Agustus 2019

Pembagian kelompok tugas IPPD praktikum pemeriksaan syaraf


Pembagian kelompok tugas IPPD praktikum pemeriksaan syaraf 

 Mata Pel: IPPD
Tugas: Praktikum Pemeriksaan saraf 
Kelompok 1
Amelia
Andri larasati
Septi dwi
Tika W
Liska H
Dita Liyanti
Putri A
Rani

Kelompok 2
Anggun P
Wasi A
Zulfa A
Ayu S
Julita
Maulani
Maya sari
Rani juwita

Kelompok 3
Sri wahyuni
Rina damayanti
Desi raisa s
Dian Rensi
Intan S
Jeni R
Mia koriani
Ebta U

Kelompok 4
Peranika ningsi
Reza S
Rike A
Nopi H
Nadia R
Mutiara D
Herleni
Rinci D

NB: Tugas pembuatan Video role play pemeriksaan 12 syaraf cranial (pasien-perawat). Video dibuat sebagus, sekreatif dan seinteraktif mungkin. Tugas dikumpul dalam bentuk soft file yang dibakar di CD dan ditayangkan pada pertemuan selanjutnya yakni pada 7 Agustus 2019. Selamat berkarya dan semoga menjadi best video of the class!

Selasa, 23 Juli 2019

KONSEP DASAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI TERPADU DAN INFEKSI NOSOKOMIAL (HAIs)

PENGERTIAN PENYAKIT INFEKSI 
 
Adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan ini. Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organism). Kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan vector.

PENYEBAB PENYAKIT INFEKSI 

 
1. Oleh Bakteri
TBC : ditularkan memalui udara
Tetanus : melalui luka yang kotor
Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
Pneumonia : lewat batuk (udara)
Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)

2. Oleh virus
Selesma, influenza, campak, gondok : ditularkan melalui udara, batuk, ataupun lalat
Rabies : melalui gigitan binatang
Penyakit kulit : melalui sentuhan

3. Oleh Jamur : Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha : ditularkan melalui sentuhan atau dari pakaian yang di pakai secara bergantian.
 
4. Oleh Parasit
-OLEH PARASIT INTERNAL (HEWAN YANG BERBAHAYA YANG HIDUP DI DALAM TUBUH)
Disentri : ditularkan dari kotoran ke mulut
Malaria : malalui gigitan nyamuk

-OLEH PARASIT EKSTERNAL (HEWAN YANG BERBAHAYA YANG HIDUP DI PERMUKAAN TUBUH)
Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis : penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian.

Pengertian Infeksi nosokomial  
Infeksi nosokomial atau yang kini dikenal sebagai Healthcare associated infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lain. Seorang pasien dapat dikatan terinfeksi HAIs adalah setelah lebih dari 2 hari masuk rumah sakit.

Penyebab Infeksi Nosokomial


 

Rantai penularan infeksi Nosokomial (HAIs)


STRATEGI PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) 
1. mencuci tangan dengan 6 langkah
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu satunya yang paling efektif dan untuk mencegah penularan infeksi. Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Lama waktu mencuci tangan dengan handrub: 20-30 detik
Lama waktu mencuci tangan dengan handwash: 40-60 detik

2. Penggunaan APD

Pelindung barier, yang disebut secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (apd), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
- Sarung tangan
- Masker
- Alat pelindung mata
- Topi
- Gaun pelindung
- Apron
- Pelindung kaki

KEWASPADAAN ISOLASI
Kewaspadaan standar ini dirancang untuk perawatan bagi semua orang, petugas, pasien atau pengunjung tanpa menghiraukan apakah mereka terinfeksi atau tidak

Adapun komponen utama kewaspdaan standar adalah :
* Mencuci tangan
* Memakai alat perlindungan diri.
Macam-macam kewaspadsan

- Kewaspadaan berdasarkan transmisi diperuntukan bagi pasien yang menunjukan gejala atau dicurigai terinfeksi atau mengalami kolonisasi dengan kuman yang sangat mudah menular. Kewaspadaan transmisi terdiri dari  :
1. Airborn Precautions (kewaspadaan penularan lewat udara)
Pencegahannya dengan cara :
Penempatan pasien
Proteksi respirasi
Pengangkutan pasien

2. Droplet Precautions ( kewaspadaan penularan lewat droplet)
Cara pencegahannya :
1) Penempatan pasien
2) Pemakaian masker
3) Transportasi pasien

Peraturan untuk Kewaspadaan Isolasi
hal-hal yang perlu diterapkan:
- Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresidari seluruh pasien.
- Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak diantara pasien satu lainnya
- Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).
- Gunakan teknik tanpa menyuruh bila memungkinkan terhadap bahan infeksius.
- Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh serta barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan antara pasien.
- Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain dibuang ke lubang pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan obtainer pasien lainnya.
- Tangani bahan infeksius sesuai standar prosedur oprasional (SPO).
- Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah dibersihkan dan disinfeksi benar

TERIMAKASIH

PENGANTAR PKL / PRAKERIN SISWA Kelas XI ASISTEN PERAWAT SMK N 1 Empat lawang : ETIKA DI TEMPAT PRAKTEK

ETIKA KERJA (WORK ETHIC)
Tujuan:
Siswa mendapatkan pengetahuan mengenai etika di tempat praktek / kerja, sehingga ketika melakukan kerja praktek dapat ber pola laku secara baik dan profesional.

Ikhtisar:
Etika kerja mengatur Anda bersikap, bertindak di dalam lingkungan dimana Anda praktek / bekerja. Hal ini menyangkut hubungan Anda dengan atasan, sesama rekan kerja ataupun dengan pasien dan pengunjung RS.

Pengertian:
Adat / kebiasaan yang membuat / mendorong seseorang untuk secara pribadi bertanggung jawab pada pekerjaan dan tanggung jawabnya. Sering dikaitkan dengan karakter seseorang.
Aspek etika terdiri dari:
- Interpersonal Skills
• Interpersonal skills termasuk kebiasaan, sikap, tingkah laku, penampilan.
• Perkembangan interpersonal skills dipengaruhi oleh keluarga, teman dan observasi kita pada dunia sekitar dan merupakan tanggung jawab masing-masing pribadi.
• Akan mempengaruhi kesempatan dan kesuksesan seseorang.
- Inisiatif
- Dapat diandalkan

Masuk dan Pulang Praktek
Masuk Praktek:
- Masuk kerja dengan waktu yang cukup. Datang pada waktu yang tepat, agar pekerjaan dapat dimulai dengan segera. Paling lambat Anda sudah harus tiba di tempat praktek 10 menit sebelum jam mulai kerja.
- Buat perencanaan kerja yang baik sehingga efektifitas pekerjaan tinggi.
- Memperhatikan penampilan diri sebelum keluar rumah.
- Dengan ceria & dengan rasa hormat mengucapkan "Selamat Pagi".
- Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja.

Hari pertama
- Orientasi dari RS: sejarah, visi & misi, struktur organisasi, lay out & area tempat kerja, peraturan & kebijakan perusahaan, tugas & tanggung jawab, melengkapi formulir standard, tanda pengenal, dsb.
- Cari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan, bukan data / informasi rahasia RS.
- Jaga sopan santun dan jangan malu bertanya.

Pulang
- Terlebih dahulu membuat perencanaan kerja untuk keesokan harinya.
- Merapikan semua yang ada di atas meja.
- Persiapan menjelang pulang harus tenang, perhatikan dan taati close down procedure.
- Mengucapkan salam sebelum pulang.

Hari Terakhir PKl/prakerin sebelum rolling ke ruangan lain
- Membuat check list pekerjaan/tanggung jawab.
- Menyelesaikan semua tanggung jawab.
- Melaporkan kepada Supervisor.
- Check list ulang seluruh pekerjaan/tanggung jawab.
- Berpamitan ke Supervisor, Manajer/Kepala ruangan
- Memberikan laporan sesuai format yang diberikan
- Bilamana diminta Anda dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun bagi RS, hindari komentar yang mengarah ke pribadi seseorang.

YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Penampilan
- Seragam Praktek (putih-putih),
- Memakai jilbab (bagi yang berjilbab) atau menguncir rambut dengan rapi (bagi yang tidak berjilbab)
- Memakai sepatu putih dan kaos kaki putih
- Memakai name tag sebagai tanda pengenal
- disarankan memakai Asesoris berupa jam tangan
- Tata rias: tidak diperkenakan memakai make up yang berlebihan, gunakan warna natural
- Tidak memakai tanggai, kuku diharuskan pendek

2 ) Sikap selama bekerja
- Berprakteklah dengan sikap yang benar, jangan menimbulkan sikap antipati orang lain atas sikap Anda.
- Tempat kerja adalah tempat untuk bekerja. Tidak untuk main-main apalagi bercanda
- Tidak mengunyah permen karet.
- Jangan menyela pembicaraan orang lain.
- Menjaga agar tempat kerja selalu rapi & bersih.
- Menginformasikan apabila meninggalkan tempat kerja.

Peran Asisten Perawat
Pelaksana pelayanan keperawatan 
-Membantu dalam informasi pengkajian pasien dan perencanaan asuhan, mengevaluasi keadaan dan kebutuhan klien.
-Asisten keperawatan membantu mengimplementasikan asuhan keperawatan secara spesifik atas instruksi seorang Ners (berlisensi).

Pengelola pelayanan kesehatan
-Dimana asisten perawat secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan dirumah sakit atau -puskesmas. Berupa perlengkapan, peralatan dan lingkungan tempat pelayanan kesehatan/keperawatan.

Membantu pengkajian pasien dan perencanaan asuhan.
-Memeriksa dan mencatat tanda-tanda vital.
-Mengukur tinggi badan dan berat badan
-Mengukur masukan dan keluaran
-Mengumpulkan spesimen
-Tes urine dan feses
-Mengobservasi respons pasien terhadap asuhan yang telah diberikan

Membantu masalah mobilitas
-Mengatur dan merubah posisi
-Melakukan latihan rentang gerak (range of motion)
-Memindahkan ke kursi roda atau brankar
-Membantu berjalan

Memenuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi, seperti:
-Memeriksa tempat hidangan
-Memberikan makan pasien
-Menyediakan air minum dan makanan kecil
-Membantu eliminasi dengan menggunakan bedpans dan urinal
-Mengosongkan kantong penampungan urine
-Membantu perawatan kolostomi

Membantu masalah higiene perorangan dan penampilan diri, seperti:
-Memandikan pasien
-Memberikan perawatan kuku dan rambut
-Membersihkan mulut
-Memberikan perawatan gigi
-Mencukur pasien pria
-Membantu berpakaian

Kenyamanan dan mengurangi kecemasan, seperti:
• Melindungi privasi pasien dan mempertahankan kerahasiaan
• Membantu pasien melakukan komunikasi
• Menyiapkan kompres hangat dan dingin
• Membantu meningkatkan keamanan pasien dan kebersihan lingkungan
• Menggunakan penghalang tempat tidur dan restrain dengan benar
• Mempertahankan kebersihan dan keterampilan ruangan
• Membereskan tempat tidur
• Membersihkan dan merawat peralatan

Membantu dalam pengelolaan dan efisiensi ruangan, seperti:
• Memindahkan pasien
• Membawa spesimen ke ruang laboratorium
• Membantu prosedur-prosedur khusus
• Melaksanakan tugas kurir sesuai keperluan.

PENUTUP
Etika kerja penting untuk dihayati dan diterapkan karena dapat menentukan sukses tidaknya seseorang dalam menempuh kariernya. Masing-masing pribadi memiliki tanggung jawab pada perkembangan pola lakunya. Karena menyangkut kebiasaan maka setiap pribadi harus mendisiplinkan diri dan menerapkan pola laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

MOBILISASI DAN AMBULASI PASIEN

 I. Pengertian
Ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat.
Mobilitas   adalah kemampuan individu bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
Jenis – jenis Mobilitas =
  1. Mobilitas penuh
  2. Mobilitas sebagian
1. Mobilitas penuh
adalah  Kemampuan seseorang bergerak secara penuh dan bebas sehingga bisa melakukan interaksi sosial dan perannya sehari – hari.

2. Mobilitas sebagian
    1. Mobilitas sebagian temporer
- Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat sementara.
- Karena trauma reversibel pada sistem saraf. muskuloskeletal, misal dislokasi sendi dan tulang.
    1. Mobilitas sebagian permanen
- Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat tetap.
- Karena rusaknya sistem saraf yang irreversibel.
- Misal : hemiplegia karena stroke, paraplegia karena cidera tulang belakang, poliomielitis, dll.

II. Faktor – faktor yang mempengaruhi Mobilitas
  • Gaya hidup
Perubahan gaya hidup berdampak pada perilaku sehari – hari.
  • Proses penyakit / injury
misal : fraktur femur, berakibat aktifitas ekstrimitas bawah terbatas.
  • Kebudayaan
misal : orang yang biasa berjalan, beda dengan orang yang sakit tertentu dan di larang beraktifitas.
Lanjutan…
  • Tingkat energi seseorang
seseorang bisa bermobilisasi, dibutuhkan energi yang cukup.
  • Usia dan status perkembangan
terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda, karena kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

III. Tindakan Ambulasi dan Mobilisasi
Latihan Ambulasi
    1. Duduk di tempat di atas tempat tidur.
    2. Turun dan berdiri.
    3. Membantu berjalan.
Membantu Ambulasi dengan Memindahkan pasien.
Latihan Ambulasi
  1. Duduk di tempat di atas tempat tidur.
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada psien mengenai prosedur.
    2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
    3. Berdirilah di samping tempat tidur, lalu letakkan tangan pada bahu pasien.
    4. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang / bantal.
Membantu pasien duduk di atas tempat tidur 

Latihan Ambulasi
  1. Turun dan berdiri
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
    3. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
    4. Fleksikan lutut dan pinggang petugas.
    5. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu petugas dan letakkan kedu tangan petugas di samping kanan kiri pinggang pasien.
    6. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut petugas pada lutut pasien.
    7. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi.
    8. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi dengan nyaman.
  1. Membantu Berjalan
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan petugas.
    3. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan pada bahu pasien.
    4. Bantu pasien untuk jalan. 
4. Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien
Tindakan memindahkan pasien yang tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke branchard.
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2. Atur branchard dalam posisi terkunci.
    3. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
    4. Berdiri menghadap pasien.
    5. Silangkan tangan pasien di depan dada.
    6. Tekuk lutut petugas, lalu masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
    7. Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher / bahu dan bawah pinggang. Orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien. Orang ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
    8. Angkat bersama – sama dan pindahkan ke branchard.
    9. Atur posisi pasien di branchard. 
    10. memindahkan pasien

    About