Look at this

Tampilkan postingan dengan label SMKN 1 Empat Lawang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SMKN 1 Empat Lawang. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Agustus 2019

MATERI IPPD KELAS XII: LANJUTAN PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN; Efloresensi sekunder

 LANJUTAN PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN

Efloresensi sekunder
 
Lesi
Karakteristik
Kondisi klinik
Skuama Partikel epidermal dapat kering atau berminyak, tipis ataupun tebal dan dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi putih keabu-abuan, merah, kuning, atau coklat.  
Erosi Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis dan sembuh tampak meninggalkan jaringan perut.  
Ekskorasi Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.  
Ulkus Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis atau lebih dalam, sembuh dengan meninggalkan jaringan perut.   
Krusta Pengeringan cairan tubuh bercampur epitel debris bakteri.  
Sikatriks Pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak mengandung jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma pada dermis yang lebih dalam. Bisa atrofi disebut sikatriks atrofi, bila membesar disebut sikatriks hipertrofi.   
Fisura Adalah retakan kulit yang linier sepanjang epidermis atau sampai dermis, dapat multiple.     
Tujuan
a. Menjelaskan ciri-ciri normal kulit, rambut dan kuku.
b. Mengidentifikasi aspek yang dikaji dalam pengkajian kulit, rambut, dan kuku.
c. Mengidentifikasi persiapan pengkajian.
d. Mendemonstrasikan persiapan pengkajian kulit, rambut, dan kuku.
e. Menganalisis hasil pengkajian.
Indikasi
Pada klien dari semua usia, baik yang sehat maupun yang mengalami gangguan pada system integument
Kontra indikasi
Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
Alat-alat
1. Pencahayaan yang cukup
2. Penlight
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Bengkok
5. Selimut

NO TINDAKAN DILAKUKAN (√) TIDAK DILAKUKAN (X)
1. Persiapan alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Menutup sampiran untuk menjaga privasi
6. Memakai sarung tangan
7. Anjurkan klien untuk membuka pakaiannya dan ditutupi dengan selimut
8. Kaji bagian kulit secara umum
9. Mengamati warna kulit dan pigmentasi klien
10. Lihat adanya lesi atau edema pada kulit klien
11. Inspeksi setiap area edema mengenai lokasi, warna dan bentuk. Secara normal kulit bebas dari edema.
12. Tanyakan pada klien adakah riwayat alergi pada kulit
13. Palpasi suhu kulit dengan keseluruhan menggunakan punggung tangan
14. Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan kulit untuk merasakan kelembapannya.
15. Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk menentukan keadaan teksturnya
16. Palpasi ringan kulit untuk memeriksa kelembutan, ketegangan, dan kedalaman lesi permukaan. Untuk menilai struktur dari kulit.
17. Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan pada dewasa, bagian dada atau perut pada lanjut usia dan bagian kening pada bayi atau anak dibawah usia 2 tahun dan lepaskan. Normalnya kulit segera kembali ke posisi awal sebelum 3 detik.
18. Catat kelainan warna kulit
19. Kaji suhu pada klien yang berisiko gangguan sirkulasi, yaitu mereka dengan gips atau balutan yang ketat
20. Jangan memijat area kemerahan . pijatan menambah kerusakan pada kapiler jaringan dibawah kulit dan menaikkan risiko terbentuknya luka tekan.
21. Tandai area yang sakit dengan spidol untuk pengkajian selanjutnya. Catat adanya pucat atau burik, lecet, atau bintil-bintil, atau tak adanya lapisan superfisial kulit(tanda awal terbentuknya luka tekan).
22. Kaji bagian Rambut:
23. Inspeksi perubahan penyebaran rambut diseluruh tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya
24. Palpasi rasakan apakah rambut berminyak, tarik sedikit rambut, catat jika ada kerontokan rambut.
25. Kaji bagian Kuku:
26. Inspeksi bentuk kuku dan warna dasar kuku, normalnya dasar kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah .
27. Inspeksi sudut normal antara kuku dengan pangkal adalah 160 derajat.
28. Inspeksi sekitar kuku, apakah ada lesi / perlukaan
29. Palpasi ujung jari-jari memeriksa capila reffil time (CRT) yaitu pengisian baik kapiler, normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.

Pembagian kelompok tugas IPPD makalah penyakit pada Indera Penglihatan

 
Pembagian kelompok  IPPD Tugas Presentasi gangguan pada Indera Penglihatan

Kelompok 1 (Katarak)
Amelia
Andri larasati
Septi dwi
Nopi H
Liska H
Maulani
Tika W 

Kelompok 2 ( Buta warna)
Anggun P
Dita Liyanti
Julita
Rani
Sri wahyuni
Dela
Reza S

Kelompok 3 ( Konjungtivitis)
Nadia R 
Wasi A
Mutiara D
Zulfa A
Putri A
Ayu S

Kelompok 4 ( Glaukoma)
Rani juwita
Intan S
Jeni R
Mia koriani
Ebta U
Rike A

Kelompok 5 ( Presbiopi dan miopi)
 Maya sari
Rinci damayanti
Herleni
Desi raisa s
Dian Rensi
Peranika ningsi



NB: Tugas kelompok dikumpul (Hardcopy dan softcopy) dan dipresentasikan pada  Rabu 2 Oktober 2019.Tugas presentasi dan diskusi meliputi: Definisi, Penyebab/ etiologi, manifestasi klinis/tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, pencegahan dan pengobatan serta asuhan keperawatan tentang penyakit tersebut. terima kasih!



_____________________________________________________________________

 Pembagian kelompok tugas IPPD makalah penyakit pada sistem integument

Kelompok 1 (Scabies/Kudis)
Amelia
Andri larasati
Septi dwi
Tika W
Liska H
Mutiara D

Kelompok 2 ( Kanker Kulit)
Anggun P
Dita Liyanti
Julita
Rani
Maya sari
Dela

Kelompok 3 ( Herpes)
Wasi A
Zulfa A
Putri A
Ayu S
Maulani

Kelompok 4 ( Dematitis/ Eksim )
Rani juwita
Intan S
Jeni R
Mia koriani
Ebta U

Kelompok 5 ( Kusta/Lepra)
Sri wahyuni
Rina damayanti
Reza S
Desi raisa s
Dian Rensi

Kelompok 6 (Luka Bakar)
Peranika ningsi
Rike A
Nopi H
Nadia R
Herleni

NB: Tugas kelompok dikumpul (Hardcopy dan softcopy) dan dipresentasikan pada 21 Agustus 2019. Pengerjaan makalah meliputi format Berikut: klik disini

Selasa, 23 Juli 2019

KONSEP DASAR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI TERPADU DAN INFEKSI NOSOKOMIAL (HAIs)

PENGERTIAN PENYAKIT INFEKSI 
 
Adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan ini. Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organism). Kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan vector.

PENYEBAB PENYAKIT INFEKSI 

 
1. Oleh Bakteri
TBC : ditularkan memalui udara
Tetanus : melalui luka yang kotor
Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
Pneumonia : lewat batuk (udara)
Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)

2. Oleh virus
Selesma, influenza, campak, gondok : ditularkan melalui udara, batuk, ataupun lalat
Rabies : melalui gigitan binatang
Penyakit kulit : melalui sentuhan

3. Oleh Jamur : Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha : ditularkan melalui sentuhan atau dari pakaian yang di pakai secara bergantian.
 
4. Oleh Parasit
-OLEH PARASIT INTERNAL (HEWAN YANG BERBAHAYA YANG HIDUP DI DALAM TUBUH)
Disentri : ditularkan dari kotoran ke mulut
Malaria : malalui gigitan nyamuk

-OLEH PARASIT EKSTERNAL (HEWAN YANG BERBAHAYA YANG HIDUP DI PERMUKAAN TUBUH)
Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis : penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian.

Pengertian Infeksi nosokomial  
Infeksi nosokomial atau yang kini dikenal sebagai Healthcare associated infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lain. Seorang pasien dapat dikatan terinfeksi HAIs adalah setelah lebih dari 2 hari masuk rumah sakit.

Penyebab Infeksi Nosokomial


 

Rantai penularan infeksi Nosokomial (HAIs)


STRATEGI PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) 
1. mencuci tangan dengan 6 langkah
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu satunya yang paling efektif dan untuk mencegah penularan infeksi. Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
Lama waktu mencuci tangan dengan handrub: 20-30 detik
Lama waktu mencuci tangan dengan handwash: 40-60 detik

2. Penggunaan APD

Pelindung barier, yang disebut secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (apd), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
- Sarung tangan
- Masker
- Alat pelindung mata
- Topi
- Gaun pelindung
- Apron
- Pelindung kaki

KEWASPADAAN ISOLASI
Kewaspadaan standar ini dirancang untuk perawatan bagi semua orang, petugas, pasien atau pengunjung tanpa menghiraukan apakah mereka terinfeksi atau tidak

Adapun komponen utama kewaspdaan standar adalah :
* Mencuci tangan
* Memakai alat perlindungan diri.
Macam-macam kewaspadsan

- Kewaspadaan berdasarkan transmisi diperuntukan bagi pasien yang menunjukan gejala atau dicurigai terinfeksi atau mengalami kolonisasi dengan kuman yang sangat mudah menular. Kewaspadaan transmisi terdiri dari  :
1. Airborn Precautions (kewaspadaan penularan lewat udara)
Pencegahannya dengan cara :
Penempatan pasien
Proteksi respirasi
Pengangkutan pasien

2. Droplet Precautions ( kewaspadaan penularan lewat droplet)
Cara pencegahannya :
1) Penempatan pasien
2) Pemakaian masker
3) Transportasi pasien

Peraturan untuk Kewaspadaan Isolasi
hal-hal yang perlu diterapkan:
- Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresidari seluruh pasien.
- Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak diantara pasien satu lainnya
- Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).
- Gunakan teknik tanpa menyuruh bila memungkinkan terhadap bahan infeksius.
- Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh serta barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan antara pasien.
- Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain dibuang ke lubang pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan obtainer pasien lainnya.
- Tangani bahan infeksius sesuai standar prosedur oprasional (SPO).
- Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah dibersihkan dan disinfeksi benar

TERIMAKASIH

MOBILISASI DAN AMBULASI PASIEN

 I. Pengertian
Ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat.
Mobilitas   adalah kemampuan individu bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
Jenis – jenis Mobilitas =
  1. Mobilitas penuh
  2. Mobilitas sebagian
1. Mobilitas penuh
adalah  Kemampuan seseorang bergerak secara penuh dan bebas sehingga bisa melakukan interaksi sosial dan perannya sehari – hari.

2. Mobilitas sebagian
    1. Mobilitas sebagian temporer
- Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat sementara.
- Karena trauma reversibel pada sistem saraf. muskuloskeletal, misal dislokasi sendi dan tulang.
    1. Mobilitas sebagian permanen
- Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat tetap.
- Karena rusaknya sistem saraf yang irreversibel.
- Misal : hemiplegia karena stroke, paraplegia karena cidera tulang belakang, poliomielitis, dll.

II. Faktor – faktor yang mempengaruhi Mobilitas
  • Gaya hidup
Perubahan gaya hidup berdampak pada perilaku sehari – hari.
  • Proses penyakit / injury
misal : fraktur femur, berakibat aktifitas ekstrimitas bawah terbatas.
  • Kebudayaan
misal : orang yang biasa berjalan, beda dengan orang yang sakit tertentu dan di larang beraktifitas.
Lanjutan…
  • Tingkat energi seseorang
seseorang bisa bermobilisasi, dibutuhkan energi yang cukup.
  • Usia dan status perkembangan
terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda, karena kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

III. Tindakan Ambulasi dan Mobilisasi
Latihan Ambulasi
    1. Duduk di tempat di atas tempat tidur.
    2. Turun dan berdiri.
    3. Membantu berjalan.
Membantu Ambulasi dengan Memindahkan pasien.
Latihan Ambulasi
  1. Duduk di tempat di atas tempat tidur.
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada psien mengenai prosedur.
    2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
    3. Berdirilah di samping tempat tidur, lalu letakkan tangan pada bahu pasien.
    4. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang / bantal.
Membantu pasien duduk di atas tempat tidur 

Latihan Ambulasi
  1. Turun dan berdiri
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
    3. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
    4. Fleksikan lutut dan pinggang petugas.
    5. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu petugas dan letakkan kedu tangan petugas di samping kanan kiri pinggang pasien.
    6. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut petugas pada lutut pasien.
    7. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi.
    8. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi dengan nyaman.
  1. Membantu Berjalan
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan petugas.
    3. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan pada bahu pasien.
    4. Bantu pasien untuk jalan. 
4. Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien
Tindakan memindahkan pasien yang tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke branchard.
Cara pelaksanaan =
    1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2. Atur branchard dalam posisi terkunci.
    3. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
    4. Berdiri menghadap pasien.
    5. Silangkan tangan pasien di depan dada.
    6. Tekuk lutut petugas, lalu masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
    7. Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher / bahu dan bawah pinggang. Orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien. Orang ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
    8. Angkat bersama – sama dan pindahkan ke branchard.
    9. Atur posisi pasien di branchard. 
    10. memindahkan pasien

    TRANSFER PASIEN: MACAM-MACAM POSISI PASIEN BESERTA CONTOH GAMBARNYA

    • POSISI FOWLER / SEMI FOWLER
    adalah Posisi setengah duduk / duduk. 
    Guna:
    1.Untuk mempertahankan kenyamanan.
    2.Memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
    Cara pelaksanaan:
    1.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2.Dudukkan pasien.
    3.Berikan sandaran pada tempat tidur pasien. ( fowler = 90°, semi fowler = 30°-45° )
    4.Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
     CONTOH POSISI FOWLER


    CONTOH POSISI SEMI FOWLER


    • POSISI SIM 
    adalah Posisi miring ke kanan / kiri.
    -Guna:
    1.Memberikan kenyamanan.
    2.Memberikan obat ( supositoria ) melalui anus.
    -Cara pelaksanaan =
    1.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2.Pasien berbaring, apabila dimiringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup, lutut kaki kiri lurus dan paha kanan di tekuk diarahkan ke dada. Tangan kiri di belakang punggung dan tangan kanan di depan kepala.
    3.Apabila miring ke kanan, sebaliknya.
    POSISI SIM



    • POSISI DORSAL RECUMBENT 
     Adalah Posisi berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi ( di tarik dan diregangkan ).
    -Guna :
    1.Untuk merawat dan memeriksa genitalia.
    2.Untuk proses persalinan.
    -Cara pelaksanaan:
    1.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2.Pasien berbaring telentang, pakaian bawah dibuka.
    3.Tekuk lutut, regangkan paha, telapak kaki menempel di tempat tidur, dan regangkan kedua kaki.
    4.Pasangkan selimut.
    CONTOH POSISI DORSAL RECUMBENT


    • POSISI LITOTOMI
    Adalah Posisi berbaring telentang, mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.
    -Guna: 
    1.Memeriksa genitalia pada proses persalinan.
    2.Memasang alat kontrasepsi.
    -Cara pelaksanaan:
    1.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2.Pasien berbaring telentang, angkat kedua kaki dan tarik ke arah perut.
    3.Tungkai bawah membentuk sudut 90° ke paha.
    4.Letakkan kaki pada alat, lalu selimuti.
    CONTOH POSISI LITOTOMI
    • POSISI TRENDELENBURG 
    Adalah Posisi berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada kaki.
    -Guna = untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
    -Cara pelaksanaan =
    1.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2.Pasien berbaring telentang, letakkan bantal di kepala dan ujung tempat tidur, serta di bawah lipatan lutut.
    3.Berikan balok penopang pada bagian kaki atau atur tempat tidur dengan meninggikan bagian kaki pasien.
     
    CONTOH POSISI TRENDELENBURG


    • POSISI GENU PECTORAL
    Adalah Posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada tempat tidur.
    -Guna: 
    1.Untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
    2.Membantu ibu hamil yang janinnya letak sungsang.
    -Cara pelaksanaan =
    1.Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
    2.Anjurkan pasien untuk menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada tempat tidur.
    3.Pasangkan selimut pasien.
    CONTOH POSISI GENU PECTORAL

    TERIMA KASIH

    Kamis, 18 Juli 2019

    MATERI IPPD KELAS XII: GANGGUAN PADA SISTEM PERSYARAFAN


    GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN
    KOMPETENSI DASAR  
    1. Menerapkan pemeriksaan penyakit sistem persarafan berdasarkan manifestasi klinis
    2. Melakukan pemeriksaan penyakit sistem persarafan berdasarkan manifestasi klinis 
     

    A. stroke
    DEFINISI: Penyakit serebrovaskular (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yg terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
    Gejala-gejala defisit fungsi sususan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. (WHO)

    ETIOLOGI
    1. STROKE ISKEMIK
    2. STROKE HEMORAGIK

    1. STROKE ISKEMIK
    Tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik dibagi menjadi :
    1. Stroke trombotik
    2. Stroke embolik
    3. Hipoperfusi sistemik

    2. STROKE HEMORAGIK
    Stroke yg disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pd penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu:
    1. Intraserebral
    2. Subarakhnoid

    Faktor resiko
    1.Hipertensi
    2. Penyakit kardiovaskular
    3.Kolesterol tinggi
    4. Obesitas
    5. Kontrasepsi oral
    6. Merokok
    7. Penyalahgunaan obat seperti kokain

    Tanda dan gejala
    Tergantung lokasi lesi (pembuluh darah yg tersumbat)
    1. Defisit Lapang Pandang
    - Kehilangan setengah lapang pandang (kesulitan menilai jarak)
    - Kehilangan penglihatan perifer (malam hari)
    - Diplopia (penglihatan ganda)
    2. Defisit motorik
    - Hemiparesis - Ataksia - Disfagia
    - Hemiplegia - Disartria
    3. Defisit Sensori :Parestesia
    4. Defisit Verbal
    -Afasia ekspresif (tdk mampu bicara)
    -Afasia reseptif (tdk paham)
    -Afasia global
    5. Defisit Kognitif
    -Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
    -Penurunan lapang perhatian
    -Kerusakan kemampuan berkonsentrasi
    6. Defisit Emosional
    -Kehilangan kontrol diri
    -Labilitas emosi
    -Menarik diri
    -Depresi

    B. MENINGITIS
    DEFINISI: Peradangan pada meningen (membrane yang mengelilingi otak dan medulla spinalis )

    KLASIFIKASI
    1. MENINGITIS ASEPSIS
    Merupakan meningitis virus atau iritasi meningen yg disebabkan oleh abses otak,ensefalitis, limfoma, leukemia dan adanya darah diruang sub arachnoid
    2. MENINGITIS SEPSIS
    Meningitis yg disebabkan oleh bakteri seperti: Meningococous , staphilococus, atau basilus influenza
    3. MENINGITIS TUBERKULOSA
    Merupakan meningitis yg disebabkan oleh basilus tuberkel

    TANDA DAN GEJALA
    GEJALA UMUM:
    1. Sakit kepala dan demam
    2. Perubahan pada tigkat kesadaran
    3. Kejang dan peningkatan TIK


    C. Epilepsi
    DEFINISI : Gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi oak yang dikarakteristikan oleh kejang berulang.
    KLASIFIKASI
    1. Kejang Parsial
    a. Kejang Parsial Sederhana
    b. Kejang Parsial Kompleks (gangguan kesadaran)
    c. Kejang Parsial Sekunder Menyeluruh
    1. Kejang Umum
    a. Tonik klonik
    b. Tonik
    c. Klonik
    d. Atonik
    e. Mioklinik
    f. spasme
    g. lena
    ETIOLOGI
    a. Kelainan yg terjadi selama perkembangan janin/ kehamilan
    Contoh: Ibu menelan obat yg merusak otak, mengalami infeksi, minum alcohol, mengalami cedera
    b. Kelainan yg terjadi saat kelahiran
    Contoh: Hipoksia, Kerusakan karena tindakan
    c. Cedera kepala
    d. Tumor
    e. Penyumbatan pembuluh darah / kelainan pembuluh darah otak
    epilepsi
    f. Radang atau infeksi
    g. Penyakit keturunan seperti : fenil keton uria, neurofibromatosis
    h. Kecendrungan epilepsy yg diturunkan.

    D. Alzheimer
    DEFINISI : Penyakit kronik, progresif, dan merupakan gangguan degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif, dan kemampuan untuk merawat diri
    PENYEBAB : Penyebab penyakit alzeimer saat ini belum diketahui. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit Alzeimer adalah :
    - Faktor Genetik : Individu keturunan garis pertama pada penderita alzeimer mempunyai resiko menderita 6 kali lebih besar dibandingkan tidak memiliki riwayat.
    - Faktor Infeksi
    - Faktor lingkungan
    - Faktor imunologis
    - Faktor neurotransmitter
    TANDA DAN GEJALA
    1.Kehilangan daya ingat / memori
    2.Kesulitan berbahasa
    3. Disorientasi waktu dan tempat
    4.Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau disfungsi eksekutif
    5. Salah menempatkan barang
    6. Perubahan tingkah laku
    7.Perubahan perilaku
    8. Kehilangan inisiatif

    E. VERTIGO
    DEFINISI : Suatu keadaan pusing kepala yang dirasakan luar biasa (seseorang yg menderita vertigo merasakan sensasi sekelilingnya seolah-olah berputar)
    KLASIFIKASI
    1. Vertigo Periferal : gangguan saluran kanalis semisirkularis yauti telinga bagian tengah yg berfungsi mengontrol keseimbangan.
    2. Vertigo Sentral : gangguan pd saraf keseimbangan yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil)

    PENYEBAB
    a. Kelainan di telinga
    - Endapan kalsium
    - Infeksi telinga dalam
    - Herpes zoster
    - Labirinitis
    - Peradangan saraf vestibular
    - Penyakit meniere
    b. Kelainan neurologis
    - Sklerosis multiple
    - Patah Tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, saraf atau keduanya
    - Tumor otak
    - Tumor yg menekan saraf vestibular
    c. Kelainan sirkulasi
    -TIA
    d. Keadaan Lingkungan
    - Motion Sicness
    - Obat-obatan
    - Alkohol

    VERTIGO PERIFER VERTIGO SENTRAL
    - Pusing berputar - Pusing berputar
    - Pandangan gelap - Penglihatan Ganda
    - Rasa lelah - Kelumpuhan otot
    - Jantung berdebar - Kesadaran terganggu
    -Hilang keseimbangan - Tidak mampu berkata-kata
    - Mual Muntah - Mual muntah

    F. PARKINSON
    DEFINISI : Gangguan neurologic progresif yg mengenai pusat otak yg bertanggungjawab untuk mengontrol dan mengatur pergerakan. Karakteristik yg muncul berupa bradykinesia (perlambatan gerakan), tremor, kekakuan otot.

    PENYEBAB
    1 Kelainan Neurotransmitter di otak dan faktor lain
    - Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson
    - Etiologi yg mendasari mungkin berhubungan dengan virus, gentik,toksisitas, atau penyabab lain.
    2. Faktor Lingkungan
    - Xenobiotik (pestisida)
    -Pekerjaan
    -Infeksi
    - Diet
    - Trauma kepala
    - Stres dan depresi
    3. Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan hilangnya reflex postural.

    Gambaran klinis secara umum:
    - Kepala membungkuk ke depan
    - Tremor kepala dan tangan
    - Gerakan tangan memutar
    - Cara berjalan dengan kaki terseret
    - Berdiri kaku
    - kehilangan berat badam
    - Mengeluarkan air liur
    TERIMA KASIH

    PENGANTAR ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK KELAS XII

    ILMU PENYAKIT DAN PENUNJANG DIAGNOSTIK 
     
    -KOMPETENSI DASAR
    1. Menerapkan pemeriksaan penyakit sistem persarafan berdasarkan manifestasi klinis
    Melakukan pemeriksaan penyakit sistem persarafan berdasarkan manifestasi klinis
    2. Menerapkan pemeriksaan sistem kulit (integument) berdasarkan manifestasi klinis
    Melakukan pemeriksaan penyakit sistem kulit (integument) berdasarkan manifestasi
    3. Menerapkan pemeriksaan penyakit sistem indera berdasarkan manifestasi klinis
    Melakukan pemeriksaan penyakit sistem indera berdasarkan manifestasi klinis
    4. Menerapkan pemeriksaan penyakit sistem imun
    Melakukan pemeriksaan penyakit sistem imun
    5. Menerapkan pemeriksaan penyakit infeksi dan penyakit menular
    Melakukan pemeriksaan penyakit infeksi dan penyakit menular
    6. Menerapkan Pemeriksaan keganasan dalam anatomi fisiologi
    Melakukan pemeriksaan keganasan dalam anatomi fisiologi
    7. Mengevaluasi pemeriksaan penyakit pada anak
    Melakukan pemeriksaan penyakit pada anak
    8. Mengevaluasi persiapan klien untuk melaksanakan diagnostik dasar
    Melakukan pemeriksaan tindakan persiapan klien dalam melaksanakan perpemeriksaan diagnostik dasar
    9. Mengevaluasi tindakan triage
    Melaksanakan tindakan triage


    -Sumber pembelajaran
    TEXT BOOK
    SLIDE
    PENILAIAN
    PENGETAHUAN : Tes Tulis, Portofolio, Quis, Resume
    KETERAMPILAN : Penilaian unjuk kerja, Observasi

    -SKRINING
    Apakah yang dimaksud dengan sehat?
    Apakah yang dimaksud dengan sakit?
    Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan?

    -KONSEP SEHAT
    Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebas dari penyakit maupun cacat (WHO)

    Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
    (Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009)

    -5 ASPEK KESEHATAN
    1. Kesehatan fisik
    Kesehatan fisik mengandung arti bahwa seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak ada penyakit atau dengan kata lain semua organ tubuh normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh
    2. Kesehatan Mental
    Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain (Pasal 1 UU No. 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa).
    3. Kesehatan Spiritual
    Kesehatan spiritual mengandung arti bahwa seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang pencipta.
    4. Kesehatan Sosial
    Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja dan menikmati hiburan pada waktunya(Penjelasan Pasal 3 UU No.9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan).
    5. Kesehatan Ekonomi
    Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang yang sudah dewasa, mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.

    -Pengertian Sakit
    Menurut Oxford English Dictionary
    Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
    Pemons (1972)
    Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai totalitas trmasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.

    -Konsep sakit
    Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari baik fisik, mental, maupun sosial. ( perkin,s)

    -Faktor yang mempengaruhi kesehatan
    Sulit menentukan penyebab utama. Namun dapat dilakukan pencegahan dari berbagai arah,
    Terima Kasih

    About