BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan (environment) adalah segala sesuatu yang mempunyai hubungan langsung dengan kelangsungan hidup organisma atau manusia, atau dengan kata lain lingkungan kita adalah dunia dengan segala macam aspek – aspeknya dimana kita selalu berhubungan misalnya keadaan tempat, iklim, orang dan sebagainya. Lingkungan perawatan pasien adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pasien yang sedang atau dalam masa perawatan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kestabilan pasien selama dirawat dan menjalani masa-masa pengobatan ditempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai kesehatan,dll). Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang (Subagiastra dkk, 2014).
Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri sendiri dan lingkungan. Dalam memberikan suasana atau memenuhi kebutuhan tersebut bukan berarti perawat harus membersihkan lingkungan, tetapi bagaimana perawat tersebut menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien. Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting karena akan berdampak pada proses penyembuhan. Hal ini dapat dilihat pada pasien yang mempunyai lingkungan nyaman, tenang, dan pasien tersebut merasakan kedamaian sehingga stress yang terdapat pada dirinya akan hilang. Maka proses pemulihan tubuh akan lebih cepat dibandingkan dengan kodisi lingkungan yang tidak nyaman (Hidayat & Aliyah, 2005).
Pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yang dimaksud adalah kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa gangguan selama tidur sehingga dapat membantu proses penyembuhan (Subagiastra dkk, 2014)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana cara atau standar operasional prosedur tindakan bed making?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah mengetahui dan memahami cara atau standar operasional prosedur tindakan bed making.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tempat Tidur Pasien
1. Definisi Tempat Tidur Pasien
Tempat tidur pasien adalah tempat tidur yang diperuntukan bagi pasien atau orang yang sedang sakit (Andi, 2012). Suatu tempat tidur secara umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Individu harus dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan maupun sendiri.
b. Keamanan harus terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.
c. Pasien atau penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi tempat kerja penting disini).
d. Diatas tempat tidur harus dapat dietkkan beberapa alat bantu.
e. Tempat tidur, kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.
2. Jenis- Jenis Tempat Tidur
a. Tempat tidur gatch
Tempat tidur yang tidak bisa digerakkan dengan tinggi 26 inci. Fasilitas modern dilengkapi dengan tempat tidur yang bisa dinaikkan sampai tinggi yang sesuai untuk memberikan askep dan dapat diturunkan sampai 13 inci. Untuk mengakomodasi Pasien yang bisa turun dari tempat tidur posisi daerah kepala dan lutut pada tempat tidur dapat diatur untuk kenyamanan. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar engkol tempat tidur.
b. Tempat tidur elektrik
Hampir sama dengan tempat tidur gatah, dalam hal bisa dinaikkan dan diturunkan serta bagian kepala dan lutunya bisa disesuaikan. Tempat tidur ini dioperasikan secara elektrik, dan sering digunakan dari fasilitas-fasilitas yang besar.
c. Tempat tidur circ o lectric
Kerangka tempat tidur khusus yang diletakkan didalam kerangka sirkuler. Kerangka sirkuler ini dapat diputar. Pasien diletakkan dengan aman terlebih dahulu dikerangka dalam sebelum digerakkan. Keseluruhan kerangka dalam berputar kedepan. Hal ini memberikan perubahan posisi tanpa menimbulkan tekanan pada pasien. Tempat tidur ini dioperasikan secara elektrik. Setelah diputar, Pasien bersandar diabdomennya
d. Tempat Tidur Stryker/Tempat Tidur Spinal
Kerangka berputar yang bertujuan sama dengan tempat tidur circ o lectric tetapi di operasikan secara manual. Setelah pasien aman di kerangka atas, sebuah engkol di gunakan untuk memutar keseluruhan kerangka dan pasiennya. Pasien berbaring di atas kerangka tersebut sampai di putar sekali lagi.
B. Bed Making
1. Definisi Bed Making
Bed making adalah Tindakan mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong (Rabiah, 2011).
2. Prinsip – Prinsip Dasar Bed Making
Menurut Rabiah, 2011 prinsip – prinsip dasar bed making adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari badan perawat ( tidak menempel pada seragam)
b. Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan mikroorganisme lewat udara
c. Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk menjegah penyebaran infeksi
d. Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics
e. Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien
f. Tetap perhatikan keadaan umum pasien selama proses menyiapkan tempat tidur
g. Untuk meletakkan linen yang kotor gunakan kantong khusus sebelum membuang kedalam keranjang
h. Jika linen bersih menyentuh lantai segera ganti dengan yang baru
i. Bila pasien kurang kooperatif gunakan rails
3. Tujuan Bed Making
a. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman
b. Mencegah terjadinya dekubitus dan mengontrol penyebaran mikroorganisme
c. mencegah/menghindari iritasi kulit dengan menciptakan alas tempat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
d. meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan nyaman
4. Klasifikasi Bed Making
Menurut Subagiastra dkk, 2014, klasifikasi bed making terdiri dai beberapa bagian yaitu :
a. Unoccupied bed
1). Closed bed ( tempat tidur tertutup)
Mempersiapkan tempat tidur tertutup (closed bed) adalah tindakan yang dilakukan untuk memasang perlengkapan tempat tidur dengan memberikan sprei penutup diatas (overlaken)
Tujuan :
a). Agar siap dipakai sewaktu-waktu
b). Agar tampak selalu rapi
c). Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien
2). Open bed ( tempat tidur terbuka)
Tempat tidur terbuka adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memasang perlengkapan tempat tidur tanpa sprei penutup. Tindakan ini dilakukan jika ada pasien baru dan untuk mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya.
Tujuan :
a). Agar dapat segera digunakan
Merapikan tempat tidur terbuka dilakukan jika ada pasien baru, pada tempat tidur pasien yang dapat / boleh turun dari tempat tidur.
b. Occupied Bed
Occupied Bed adalah mengganti alat tenun kotor pada tempt tidur pasien tanpa memindahkan pasien dari tempat tidur.
Tujuan :
1). Memberikan perasaan senang pada pasien
2). Mencegah terjadinya dekukbitus
3). Memelihara kebersihan dan kerapian
Menganti alat tenun ini dilakukan pada tempat tidur pasien yang sedang mengalami tirah baring total
5. Alat – Alat yang digunakan
a. Bed / tempat tidur
b. Sprei / Laken besar
c. Spre sedang / bovenlaken
d. Laken kecil / stik laken
e. Alas / perlak
f. Selimut
g. Sarung bantal
Tempat tidur Sprei / Laken besar sprei sedang/boven laken
laken kecil / stik laken perlak
Selimut sarung bantal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting karena akan berdampak pada proses penyembuhan. Hal ini dapat dilihat pada pasien yang mempunyai lingkungan nyaman, tenang, dan pasien tersebut merasakan kedamaian sehingga stress yang terdapat pada dirinya akan hilang. Maka proses pemulihan tubuh akan lebih cepat dibandingkan dengan kodisi lingkungan yang tidak nyaman. Salah satu tindakan untuk memenuhi kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan adalah dengan melakukan tindakan bed making.
Bed making adalah tindakan mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong. Bed making dapat terdiri dari tempat tidur tertutup dan terbuka. Bed making dapat bertujuan untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman, mencegah terjadinya dekubitus dan mengontrol penyebaran mikroorganisme, mencegah/menghindari iritasi kulit dengan menciptakan alas tempat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran/lipatan dan meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan nyaman.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai standar operasional prosedur yanh harus dilakukan pada saat melakukan tindakan bed making.
DAFTAR PUSTAKA
Andi. (2012). Menyiapkan Tempat Tidur. Diakses dari https://tarzz.wordpress.com/2012/05/23/menyiapkan-tempat-tidur.htlm taggal 10 Oktober 2015
Hidayat, Alimul Aziz & Musrifatul Uliyah. (2005). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Rabiah. (2011). Bed Making. Diakses dari https://rabiah65.wordpress.com/2011/02/14/bed-making-mengganti-alat-tenun.html tanggal 10 Oktober 2015
Subagiastra, dkk. (2014). Merapikan Tempat Tidur (Bed Making). Bali : Stikes Wira Medika PPNI
NN. (2009). Buku Panduan Paktek Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Diakses dari https://datastudi.files.wordpress.com/2009/10/buku-panduan-praktek-pemenuhan-kebutuhan-dasar-manusia.doc sop keperawatan bed making terbuka dan tertutup tanggal 10 Oktober 2015
EmoticonEmoticon