SMK NEGERI 1 EMPAT LAWANG |
Standar Operasional Prosedur (SOP) JUDUL: PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK) |
Pengertian |
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru (PMK) adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. |
Tujuan |
Suatu metode untuk meningkatkan berat badan bayi prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR) 1.Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan saturasi oksigen 2.Memberikan kehangatan pada bayi 3.Meningkatkan durasi tidur 4.Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori 5.Mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan otak 6.Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi 7.Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi menyusui |
Indikasi |
1. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram. 2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai. 3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik. 4. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik. 5. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan |
Persiapan Alat |
1. Phantom bayi (Boneka) 2. Alat pengukur tanda vital bayi (thermometer, stetoskop, jam) 3. Gendongan 4. Topi bayi dan kaos kaki bayi |
Prosedur |
A. Pra Interaksi 1. Menerima ibu dan keluarga dengan rasa hormat B. Orientasi 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri 2. Mengajari ibu dan keluarga teknik mencuci tangan yang benar. 3. Memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya C. Tahap Kerja 1. Mengukur tanda-tanda vital bayi, Berat badan, Panjang badan dan Lingkar kepala bayi kemudian mencatat hasilnya di lembar observasi bayi dalam PMK. 2. Posisikan bayi di dada ibu atau ayah 3. Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan bayi 4. Tepi kain penggendong bagian atas harus dibawah telinga bayi 5. Pakaikan topi bayi 6. Pakai kembali baju atas ibu atau ayah D. Terminasi 1. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi tiap 3 jam oleh petugas ruangan/petugas bayi kemudian beri nama serta paraf petugas 2. Dilakukan minimal 1-2x/hari. 3. Lama perlekatan minimal 1 jam. |
Evaluasi |
1.Pantau kondisi bayi mencakup tanda-tanda vital dan status oksigenisasi 2.Identifikasi tanda-tanda bahaya yang menetap dan lakukan tindakan sesuai masalah yang ditemukan 3.Sebelum bayi pulang ukur tanda-tanda vital bayi, BB, PB, LK bayi dan kemudian mencatat hasilnya di lembar observasi bayi dalam PMK |
Dokumentasi |
Catat jam, hari, tanggal, serta suhu, berat badan dan tanda-tanda vital bayi setelah dilakukan perawatan metode kangguru |
Look at this
Kamis, 07 Januari 2021
SOP Perawatan Metode kangguru
Perawatan Metode Kangguru
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangData World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.
Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit – penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.
Intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Perawatan Metode Kanguru?
2. Apa sajakah manfaat dari Perawatan Metode Kanguru?
3. Apa saja tahap yang dilakukan dalam melaksanakan Pearawan Metode Kanguru?
4. Bagaimanakah kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perencanaan penyuluhan pendidikan kesehatan perawatan BBLR dengan metode kangguru
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, prinsip, tujuan, keuntungan, langkah-langkah, pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru.
b. Memahami kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kangaroo Mother Care
Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru (PMK) adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.
Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia.
B. Prinsip Perawatan Metode Kangguru
Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5oC- 37,5oC). Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi yang dapat bertahan dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,5oC- 37,5oC) dan mampu menyusui dengan baik. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai bobot badan minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal 37oC, dan bayi bisa menyusui dengan baik.
C. Tujuan metode kanguru
Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung secara terus menerus.
D. Manfaat Perawatan Metode Kangguru
Beberapa penelitian menyebutkan metode ini memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh bayi dan ibu :
a. Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR
b. Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.
c. Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui sehingga Inisiasi Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap metode ini dan apabila ASI sudah keluar manfaat ekonomis juga akan dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat meyusui bayinya, tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal
d. Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.
Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan si bayi, karena apabila bayi berada di inkubator, tentunya hubungan bayi dan ibu akan ”terbatas”. Dengan metode KMC ini akan diketahui pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang dan perhatian seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu, menurut penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si bayi jarang disentuh.
e. Perlindungan dari infeksi
f. Mengurangi lama menangis pada bayi
g. Dapat mengurangi biaya rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat mengurangi biaya rumah sakit
h. Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat, termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan , bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.
E. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru
Adapun salah satu kekurangan dari asuhan metode kangguru yaitu, Waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih berat(sangat aktif).
F. Kriteria bayi untuk metode kanguru
Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah
· Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.
· Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
· Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
· Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.
· Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan
G. Langkah-langkah metode kanguru.
a. Persiapan pelaksanaan metode kanguru
1) Persiapan ibu
a) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.
b) Membesihkan kuku dan tangan
c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH
e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan
2) Persiapan bayi
a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat
b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.
b. Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada dibawah telinga bayi
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
c. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.
1) Posisi ibu saat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan bantal di belakang punggung ibu.
2) Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota keluarga yang lain.
3) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi
H. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru
a. Segera setelah lahir
b. Sangat awal, setelah 10-15 menit
c. Awal, setelah umur 24 jam
d. Menengah, setelah 7 hari perawatan
e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f. Setelah keluar dari perawatan incubator
I. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru
a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50 C)
b. Kenaikan berat badan stabil
c. Produksi ASI adekuat
d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal
e. Bayi dapat menetek kuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
B. Saran
Perawatan Metode Kangguru ini dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada bayi BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Hanani. 2011. Kangaroo Mother Care. http://sihhanani.blogspot.co.id/2011/11/kangaroo-mother-care.html diakses : 10 oktober 2015.
Kholipah, S & Tri Iin. 2014. Perawatan Metode Kangguru Perencanaan Penyuluhan Pendidikan Kesehatan tentang perawatan BBLR . http://ncembidan.blogspot.co.id/2014/02/askeb-v-perawatan-metode-kanguru.html diakses : 10 0ktober 2015.
Rahmayanti. 2011. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru Pada Ibu Yang Memiliki BBLR di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2011 . http://lib.ui.ac.id/ diakses : 10 oktober 2015.
Rabu, 14 Oktober 2020
Jobsheet Asisten Keperawatan: Mengganti Sprei Pasien di atas Tempat Tidur (Bed Making)
ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ BED MAKING “
No |
Alat / Bahan |
Jumlah |
1 |
Selimut |
2 buah |
2 |
Sprei besar |
1 buah |
3 |
Sprei kecil |
1 buah |
4 |
Sarung guling selimut |
1 buah |
5 |
Perlak |
1 buah |
6 |
Sarung bantal |
1 buah |
7 |
Ember |
1 buah |
Tujuan :
1. Membersihkan tempat tidur pasien
2. Menghilangkan bau lepek dan memberikan rasa nyaman pada pasien
Indikasi Pasien :
1. Pada pasien yang bed rest
2. Pada pasien yang sudah berada lama di Rumah Sakit
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ BED MAKING “
NO |
ASPEK YANG DI NILAI |
NILAI |
A. 1. |
Tahap Pra Interaksi Mengecek catatan medik |
|
2. |
Menyiapkan Peralatan dan tempat |
|
3. |
Mencuci tangan |
|
B. 1. |
Tahap Orientasi Memberikan salam dan memperkenalkan diri |
|
2. |
Menjelaskan tujuan pada pasien dan keluarga |
|
3. |
Menjelaskan prosedur pada pasien dan keluarga |
|
4. |
Memberi kesempatan untuk bertanya |
|
C. 1. |
Tahap Kerja Membawa peralatan ke dekat pasien |
|
2. |
Menutup sampiran |
|
3. |
Menganjurkan pasien untuk berbaring terlentang ( jika mampu ) |
|
4. |
Memindahkan perlengkapan klien yang ada di tempat tidur |
|
5. |
Melepaskan selimut dan laken penutup,melipatnya dan meletakkan di ember tempat kain kotor. |
|
6. |
Membantu pasien tidur miring menjauhi perawat,dengan tetap memperhatikan posisi umum pasien |
|
7 |
Melepas laken, perlak, stek laken dengan menggulungnya kearah punggung pasien. Bagian kotor berada didalam gulungan |
|
8 |
Memasang laken, perlak dan stek laken pada bagian separuh kasur, kemudian dibuat sudut |
|
9 |
Melebarkan linen bersih ke tengah tempat tidur dan meletakkan dibelakang punggung pasien |
|
10 |
Pasien dibantu untuk membalik posisi ke hadapan perawat dengan melewati gulungan linen bersih tersebut |
|
11 |
Semua linen kotor diambil, kemudian diletakkan di tempat kain kotor |
|
12 |
Gulungan linen bersih dibentangkan, rapihkan dengan memasukkan sisa linen pada sisi tempat tidur |
|
13 |
Pasien dikembalikan pada posisi supnasi |
|
14 |
Memasangkan selimut yang bersih |
|
15 |
Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala |
|
16 |
Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantinya dengan yang bersih |
|
17 |
Merapikan pasien |
|
18 |
Membereskan alat-alat |
|
D 1 |
Tahap Terminasi Mengevaluasi reaksi pasien |
|
2 |
Kontrak untuk kegiatan selanjutnya |
|
3 |
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan |
|
4 |
Mencuci tangan |
|
5 |
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan |
|
CATATAN KEPERAWATAN |
Rabu, 07 Oktober 2020
Standar Operasional Prosedur (SOP) Jobsheet Mengukur Tekanan Darah pada manusia
Standar Operasional Prosedur (SOP) Mencuci Rambut Pasien di atas Tempat Tidur
NO |
ASPEK YANG DI NILAI |
NILAI |
A. 1. |
Tahap Pra Interaksi Memvalidasi kebutuhan pasien |
|
2. |
Mencuci tangan |
|
3. |
Menempatkan alat di dekat pasien |
|
B. 1. |
Tahap Orientasi Memberikan salam terapetik |
|
2. |
Menjelaskan tujuan pada pasien dan klg |
|
3. |
Menjelaskan prosedur pada pasien dan klg |
|
4. |
Menyakan kesiapan pasien |
|
C. 1. |
Tahap Kerja Memasang sampiran / privacy |
|
2. |
Memakai sarung tangan & celemek/gaun |
|
3. |
Mengganti selimut pasien dg selimut mandi |
|
4. |
Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur |
|
5. |
Memasang handuk di bawah kepala pasien |
|
6. |
Memasang ember di lantai, dialasi kain pel/lap |
|
7 |
Memasang talang di bawah kepala pasien dengan ujung berada didalam ember |
|
8 |
Menutup dada dengan handuk sampai ke leher |
|
9 |
Menyisir rambut pasien |
|
10 |
Menutup lubang telinga pasien dengan kapas |
|
11 |
Menutup lubang hidung dengan kassa |
|
12 |
Menyiram rambut pasien dengan air hangat |
|
13 |
Mencuci rambut pasien dg shampo |
|
14 |
Menggosok (memijit-mijit) kulit kepala pasien |
|
15 |
Membilasi rembut dengan air hangat |
|
16 |
Melepas talang dari bawah kepala pasien |
|
17 |
Mengeringkan rambut dengan handuk |
|
18 |
Meletakkan kepala pasien pada bantal yang telah dialasi handuk kering |
|
19 |
Meletakkan kepala pasien pada bantal yang telah dialasi handuk kering |
|
20 |
Merapikan pasien |
|
21 |
Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien |
|
22 |
Mengambil handuk dari bawah kepada pasien |
|
D 1 |
Tahap Terminasi Mengevaluasi hasil tindakan |
|
2 |
Berpamitan dengan pasien & keluarga |
|
3 |
Membereskan & mengembalikan alat ke tempat semula |
|
4 |
Mencuci tangan |
|
5 |
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan |
|
CATATAN KEPERAWATAN |
Standar Operasional Prosedur (SOP) Mobilisasi Pasien
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ PRAKTIKUM MOBILITAS PASIEN“
NO |
ASPEK YANG DI NILAI |
Nilai |
A. 1. |
Tahap Pra Interaksi Memvalidasi kebutuhan pasien |
|
2. |
Mencuci tangan |
|
3. |
Menempatkan alat di dekat pasien |
|
B. 1. |
Tahap Orientasi Memberikan salam terapetik |
|
2. |
Menjelaskan tujuan pada pasien & klg |
|
3. |
Menjelaskan prosedur pada pasien & klg |
|
4. |
Menyakan kesiapan pasien |
|
C. |
Tahap Kerja Menindahkan Pasien dari tempat tidur ke tempat tidur |
|
1. |
Cuci tangan |
|
2. |
Lengan pengangkat ditempatkan di kepala dan bahu, panggul ,paha dan pergelangan kaki pasien dengan jari – jemari menggenggam sisi tubuh pasien |
|
3. |
Pada hitungan 3 pasien diangkat dan digendong di dada perawat |
|
4. |
Perawat dengan perlahan memindahkan pasien ke tempat tidur yang di tuju |
|
Memindahkan Psien dari Tempat Tidur Ke kursi |
||
1. |
Cuci Tangan dan Lakukan persiapan |
|
2. |
Bantu pasien untuk duduk ke tepi temapt tidur. |
|
3. |
Siapkan kursi menghadap pasien |
|
4. |
Angkat pasien sambil berdiri dan aarahkan menuju kursi |
|
5. |
Posisikan pasien pada posisi yang dipilih |
|
Posisi SIM |
||
1. |
Cuci Tangan dan Lakukan persiapan |
|
2. |
Tempatkan pasien pada posisi terlentang |
|
3. |
Posisikan pasien pada posisi miring sebagian pada abdomen |
|
4. |
Tempatkan banta di bawah kepala dan dibawah tungkai atas yang difleksikan |
|
Posisi Trendelenburg |
||
1. |
Cuci Tangan dan Lakukan persiapan |
|
2. |
Letakkan bantal di kaki |
|
3. |
Posisikan kaki tinggi dari kepala |
|
Posisi Dorsal Recumbent |
||
1. |
Posisikan pasien pada keadaan terlentang |
|
2. |
Pakaian bawah dibuka |
|
3. |
Tekuk lutut dan regangkan kaki pasien |
|
Posisi Litotomi |
||
1. |
Cuci Tangan dan Lakukan persiapan |
|
2. |
Posisikan pasien dalam keadaan berbaring atau terlentang |
|
3. |
Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen |
|
4. |
Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi littomi |
|
Posisi Fowler |
||
1. |
Cuci Tangan dan Lakukan persiapan |
|
2. |
Dudukkan pasien |
|
3. |
Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur. |
|
4. |
Posisikan fowler (90˚). |
|
Posisi Semi Fowler |
||
1. |
Cuci Tangan dan Lakukan persiapan |
|
2. |
Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur |
|
3. |
Posisikan semi fowler (45˚). |
Standar Operasional Prosedur Bed Making tanpa pasien (Memasang Sprei Tempat tidur )
ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ BED MAKING “
No |
Alat / Bahan |
Jumlah |
1 |
Selimut tipis |
1 buah |
2 |
Sprei besar |
1 buah |
3 |
Sprei kecil |
1 buah |
4 |
Sarung bantal |
2 buah |
5 |
Perlak |
1 buah |
6 |
Ember |
1 buah |
Tujuan :
1. Membersihkan tempat tidur pasien
2. Menghilangkan bau lepek dan memberikan rasa nyaman pada pasien
Indikasi Pasien :
1. Pada pasien yang baru datang
2. Pada pasien yang sudah berada lama di Rumah Sakit
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ BED MAKING “
NO |
ASPEK YANG DI NILAI |
Nilai |
A. 1. |
Tahap Pra Interaksi Mengecek catatan medik |
|
2. |
Menyiapkan Peralatan dan tempat |
|
3. |
Mencuci tangan |
|
B. 1. |
Tahap Kerja Membawa peralatan ke dekat tempat tidur |
|
2. |
Memindahkan bantal dari tempat tidur |
|
3. |
Melepaskan sarung bantal dari bantal dan menaruhnya ke tempat kotor |
|
4. |
Melepaskan selimut yang paling atas dan melipatnya |
|
5. |
Melepaskan selimut yang kedua dan melipatnya |
|
6 |
Melepas selimut tipis dan sprei lalu menaruhnya ke tempat kotor |
|
7 |
Memasang sprei |
|
8 |
Memasang sprei kecil |
|
9 |
Memasang perlak |
|
10 |
Memasang selimut tipis bersih |
|
11 |
Memasang selimut kedua |
|
12 |
Memasangkan selimut pertama |
|
13 |
Memasang sarung bantal yang bersih |
|
14 |
Merapikan tempat tidur |
|
15 |
Membereskan alat-alat |
|
D |
Tahap Terminasi Kontrak untuk kegiatan selanjutnya |
|
1 |
Kontrak untuk kegiatan selanjutnya |
|
2 |
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan |
|
3 |
Mencuci tangan |
|
4 |
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan |
|
Total Nilai: |
Minggu, 04 Oktober 2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI MELALUI NGT
JURUSAN ASISTEN KEPERAWATAN |
|
JOBSHEET PEMBERIAN NUTRISI MELALUI NGT |
|
Pengertian |
Memasukkan formula cairan makanan atau obat dalam perut dengan cara memasukkan slang makanan lewat hidung atau mulut ke dalam perut. |
Tujuan |
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan obat pasien menurut petunjuk dokter sesuai dengan penyakit yang diderita pasien |
Indikasi |
1. Pada pasien yang tidak dapat makan, menelan, atau pasien yang tidak sadar. 2. Pada pasien yang terus menrus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya pasien psikiatri (kelainan jiwa) 3. Pada pasien yang mengalami muntah terus menerus 4. Pada Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), premature, dan analisis isi lambung |
Persiapan alat |
1. Piring 2. Sendok 3. Garpu 4. Gelas dengan penutupnya 5. Serbet 6. Mangkok cuci tangan 7. Pengalas 8. Tempat cuci tangan 9. Pipet (jika perlu) 10. Pisau (jika perlu) 11. Obat (jika ada) 12. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program 13. Meja untuk pasien |
Persiapan pasien |
1. Beri tahu pasien atau orang tua (pada pasien bayi/anak-anak) tindakan yang akan dilakukan 2. Atur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan atau posisi semi fowler dengan bantuan bantal di belakang dan di bahu, pasien yang gelisah/tidak tenang sebaiknya diikat kaki dan tangannya. 3. Bentangkan serbet atau pengalas di bawah dagu pasien. |
Prosedur |
1. Cuci tangan 2. Memakai handscoon 3. Mengontrol posisi selang dengan cara aspirasi (bila keluar cairan lambung posisi selang dalam keadaan baik. 4. Masukkan makanan cair pelan-pelan sampai habis (hindari masuknya udara dengan cara melipat selang setiap menyedot cairan) 5. Bilas dengan air putih, tutup selang/pasang klem 6. Alat-alat dibereskan pasien dirapikan 7. Melepaskan handscoon 8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 9. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan. |
MATERI SMK KEPERAWATAN: SOP PEMBERIAN NUTRISI PER ORAL
Sabtu, 03 Oktober 2020
Materi SMK Keperawatan: SOP Memfasilitasi Eliminasi Urine dan Feses pasien di tempat tidur
ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ ELIMINASI URIN DAN FESES “
NO |
ALAT / BAHAN |
JUMLAH |
1 |
Pot urinial / pispot |
1 buah |
2 |
Perlak |
1 buah |
3 |
Kertas tissue / kapas |
Seperlunya |
4 |
Air |
Seperlunya |
5 |
Bengkok |
1 buah |
6 |
Selimut mandi |
1 buah |
7 |
Sarung tangan |
1 buah |
8 |
Sampiran |
1 buah |
9 |
Sabun |
1 buah |
10 |
Handscoon |
1 pasang |
Tujuan :
1. Membantu pasien yang tidak dapat buang air kecil sendiri dengan menggunakan alat penampung urin ( urinal )
2. Membantu pasien yang tidak bisa buang air besar sendiri dengan menggunakan alat penampung feses.
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN
“ ELIMINASI URIN DAN FESES “
NO |
ASPEK YANG DI NILAI |
NILAI |
|||
DILAKUKAN |
TIDAK DILAKUKAN (0) |
||||
BENAR (2) |
TIDAK BENAR (1) |
||||
A. 1. |
Tahap Pra Interaksi Memvalidasi kebutuhan pasien |
||||
2. |
Mencuci tangan |
||||
3. |
Menyiapkan alat |
||||
B. 1. |
Tahap Orientasi Memeberikan salam terapetik |
||||
2. |
Menjelaskan tujuan pada pasien & keluarga |
||||
3. |
Menjelaskan prosedur pada pasien & keluarga |
||||
4 |
Mendekatkan alat |
||||
5 |
Menyakan kesiapan pasien |
||||
C. 1. |
Tahap Kerja Memasang sampiran / menutup pintu |
||||
2. |
Memakai sarung tangan |
||||
3. |
Mengganti selimut pasien dg selimut mandi |
||||
4. |
Melepaskan pakaian bawah pasien |
||||
5. |
Meminta pasien untuk menekuk lutut/mengangkat bokong |
||||
6. |
Memasang perlak pada bagian bawah bokong pasien |
||||
7 |
Memasang pot urinal / pispot |
||||
8 |
Mintah pasien untuk berkemih atau buang air besar |
||||
9 |
Bila selesai minta pasien meregangkan kaki lalu bersihkan genitalia dengan air/kapas. Bila pasien buang air besar bersihkan juga dengan sabun |
||||
10 |
Keringkan dengan tissue |
||||
11 |
Buang kapas dan tissue ke dalam bengkok |
||||
12 |
Angkat pot urinal / pispot |
||||
13 |
Membereskan perlak |
||||
14 |
Lepas sarung tangan |
||||
15 |
Membantu pasien memakai pakaian bawah kembali |
||||
16 |
Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien |
||||
17 |
Rapikan pasien |
||||
1 |
Tahap Terminasi Berihkan seluruh alat |
||||
2 |
Membuka sampiran |
||||
3 |
Berpamitan dengan pasien dan keluarga |
||||
4 |
Mencuci tangan |
||||
5 |
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan |
||||
TOTAL NILAI |
|||||