RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN JIWA PADA
PASIEN GANGGUAN ALAM PERASAAN: DEPRESI
DI RUANG RAWAT INAP
RS. DR. ERNALDI BAHAR PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN FK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Nama Klien: Ruang: No. CM:
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana tindakan
keperawatan
|
Rasional
|
||
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Tindakan Keperawatan
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Gangguan Alam
Perasaan : Depresi
Data Subjektif:
q Klien tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara
q Sering mengemukakan keluhan somatik
q Merasa dirinya sudah tidak berguna
q Tidak berarti
q Tidak adaa tujuan hidup
q Merasa putus asa
Data objektif:
q Gerakan tubuh terhambat
q Bila duduk dengan sikap yang merosot
q Ekspresi wajah murung
q Gaya berjalan yang lambat dengan langkah yang di seret
q Tampak malas
q Tidak nafsu makan
q Sukar tidur dan sering menangis
|
TUM:
Klien tidak mencederai diri
TUK 1:
Klien dapat membina dan mempertahankan hubungan saling percaya
|
1.1
Ekspresi wajah yang
besahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
|
1.1.1
Bina hubungan saling
percaya dengan menggunakanprinsip komunikasi terapeutik:
a.
Sapa klien dengn ramah
baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan diri dengan
sopan
c.
Tanyakan nama lengkap
klien dan nama panggilan yang disulai klien
d.
Jelaskan tujuan pertemuan
e.
Jujur dan menepati janji
f.
Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa adanya
g.
Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
|
Hubungan saling percaya merupakan dasar dari terjadinya
komunikasi terapeutik sehingga akan memfasilitasi dalam pengungkapan
perasaan, emosi, dan harapan klien
|
DX
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
|
TUK 2 :
Klien dapat menggunakan kopling adaptif
|
2.1 Setelah diberi
penjelasan pasien mampu menggunakan mekanisme koping adaptif
|
2.1.1
Beri dorongan untuk
mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang
dirasakan pasien
2.1.2
Tanyakan kepada pasien
cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi perasaan sedih/ menyakitkan
2.1.3
Diskusikan dengan pasien
manfaat dari koping yang biasa dilakukan
2.1.4
Barsama pasien mencari
berbagai alternatif koping
2.1.5
Beri dorongan kepada
pasien memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
2.1.6
Beri dorongan kepada
pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
2.1.7
Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif
lain untuk menyelesaikan masalah
|
·
Pasien menjadi lebih
terbuka dalam mengungkapkan perasaanya
·
Mengidentifikasi cara
yang dilakukan pasien dalam mengatasi masalahnya
·
Mendorong pasien untuk
menggunakan koping yang adatif
·
Memberikan beberapa
pilihan koping yang dapat dilakukan pasien
·
Pasien mampu memilih
koping adatif yang tepat
·
Agar pasien mau mencoba
koping yang telah dipilih
·
Agar pasien mempunyai alternatif
lain untuk menyelesaikan masalah
|
|
TUK 3 :
Klien terlindungi dari perilaku mencederai diri
|
3.1 Klien mengetahui
bahaya mencederai diri sendiri dan mampu menghindarinya
|
3.1.1
Pantau dengan seksama
resiko bunuh diri/ melukai diri sendiri
3.1.2
Jauhkan dan simpan
alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya atau
orang lain, di tempat yang aman dan terkunci
3.1.3
Awasi dan tempatkan
pasien di tempat yang mudah di pantau petugas
|
·
Menghindari agar pasien
tidak melukai diri sendiri
·
Menghindari agar pasien
tidak melukai diri sendiri
·
Menghindari agar pasien
tidak melukai diri sendiri
|
DX
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
|
TUK 4 :
Klien dapat meningkatkan harga diri
|
·
Setelah diberi penjelasan
tentang harga diri, klien dapat meningkatkan harga diri
|
4.1.1
Bantui untuk memahami
bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya
4.1.2
Kaji dan kerahkan
sumber-sumber internal indiividu
4.1.3
Bantu mngidentifikasi
sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk
diselesaikan)
|
·
Meningkatkan semangat
klien untuk menilai bahwa dirinya masih berharga dan bermanfaat
|
|
TUK 5 :
Klien dapat menggunakan sistem pendukung sosial
|
5.1 Klien dapat
memanfaatkan dukungan sosial dengan baik
|
5.1.1
Kaji dan manfaatkan
sumber-sumber eksternal individu (orang-orang terdekat, tim kesehatan,
kelompok pendukung, agama yang dianut)
5.1.2
Kaji sistem pendukung
keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktifitas keagamaan, kepercayaan
agama)
5.1.3
Lakukan rujukan sesuai
indikasi (misal: konseling pemuka agama)
|
·
Menjadi sumber pendukung untuk
meningkatkan harga diri pasien
·
Mengetahui dan meningkatkan sistem
pendukung keyakinan yang telah ada pada dirinya
·
Memberikan tindakan yang tepat pada
pasien
|
|
TUK 6 :
Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
|
6.1 Setelah diberi
penjelasan klien dapat menyebutkan kegunaan obat, dan menggunakannya secara
benar dan tepat
|
6.1.1
Diskusikan tentang obat
(nama, dosis, frekuensi, efek, dan efek samping minum obat itu)
6.1.2
Bantu menggunakan obat
dengan menggunakan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu)
6.1.3
Anjurkan membicarakan
pengaruh obat dan efek samping yang dirasakan
6.1.4
Berikan reinforcement
positif bila menggunakan obat dengan benar
|
·
Pasien mengetahui manfaat
dan efek samping obat
·
Pasien mampu menggunakan
menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, oabt, dosis, cara,
waktu)
·
Pasien mengetahui
pengaruh obat dan efek samping yang dirasakan
·
Meningkatkan harga diri
pasien
|
EmoticonEmoticon