PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. “B”
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Bengkulu
Status Marital : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Tanggal MRS : 20-05-2015 ; 20.00
Tgl Masuk NHCU: 25-5-2016
Tgl pengkajian: 18-07-2016 ; 14.25 WIB
No Rekam Medis: 9535xx
Sumber Informasi : Data Pasien dan Keluarga Pasien
Keluarga terdekat yang dapat segera dihubungi : Tn. “A” (suami)
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
a. Keluhan utama : Ny. B sulit menggerakkan tangan dan kaki.
b. Faktor Pencetus : Keluarga pasien mengatakan pasien berkerja di perkebunan dan selalu terpapar sinar matahari. Apabila berisirahat nyeri kepala timbul.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Sejak ± 3 bulan yang lalu pasien mengalami penurunan kesadaran yang terjadi secara perlahan-lahan diawali tidak nafsu makan, berbicara hingga akhirnya sulit dibangunkan. Sakit kepala sejak ± 5 bulan yang lalu dengan intensitas sedang hilang dengan obat penghilang nyeri. Sakit kepala memberat sejak ± 4 bulan yang lalu, penderita tidak dapat beraktivitas dan tidak hilang dengan obat penghilang nyeri.
d. Riwayat Penyakit Sekarang : Ny. B sulit menggerakkan kedua tungkai.
e. Diagnosa Medis : Space Occupying Lesion (SOL) Intrakranial (post craniotomy)
III. R iwayat Biologis
a. Pola Nutrisi :
Sebelum sakit : Ny. B makan makanan apapun yang disukainya tanpa pantangan sebanyak 3 kali sehari dengan porsi 1 piring. Selama sakit, Ny. B mengkonsumsi diet cair (susu / BSB) 1500 kkal dari rumah sakit setiap 5 jam sekali melalui NGT dengan diet tinggi kalori, karbohidrat, lemak dan protein.
b. Pola Eliminasi :
Sebelum masuk RS : Ny. B BAB 1 kali sehari, konsistensi sedikit padat, tidak mengalami kesulitan dan dapat melakukannya sendiri dan BAK 3-5 kali per hari tidak ada keluhan. Sejak dirawat di RS Ny. B BAB cair 1 kali sehari menggunakan pampers yang diganti 2x sehari dengan warna feses kuning. dan BAK menggunakan cateter dengan warna urine kuning jernih. Output urin 2950 cc/24 jam.
c. Pola Istirahat dan tidur :
Sebelum masuk RS : Pasien biasa tidur malam hari dari jam 9 hingga jam 5 pagi. Pasien tidak memiliki gangguan tidur. Selama sakit, pasien tertidur, sesekali terbangun di malam hari.
d. Pola Aktivitas dan Bekerja :
Sebelum masuk RS : Sebelum sakit Ny. B bekerja di perkebunan. Selama sakit , pasien belum dapat melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk perawatan diri. Tingkat ketergantungan total care.
Kebutuhan Personal Hygiene
Pola Aktivitas |
Sebelum Sakit |
Selama Sakit |
||||||||
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
|
Makan |
√ |
√ |
||||||||
Minum |
√ |
√ |
||||||||
Mandi |
√ |
√ |
||||||||
Toileting |
√ |
√ |
||||||||
Berpakaian |
√ |
√ |
||||||||
Mobilisasi |
√ |
√ |
Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Memerlukan Alat
2 = Memerlukan Bantuan
3 = Memerlukan alat dan bantuan
4 = Tergantung
IV. Riwayat Keluarga (Genogram)
√ |
|
: Meninggal
: Perempuan
: Laki Laki
√ : Pasien
: Serumah
Klien merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Klien juga sudah menikah dan tinggal bersama dengan suami dan anak-anaknya. Keluarga menyangkal ada keluarga yang pernah menderita sakit yang sama.
V. A spek P sikososial
a. Pola pikir dan persepsi : Tidak dapat dikaji
b. Persepsi diri : Tidak dapat dikaji
c. Suasana hati : Tidak dapat dikaji
d. Hubungan / komunikasi : Tidak dapat dikaji
e. Pertahanan koping : Tidak dapat dikaji
f. Sistem nilai kepercayaan: Tidak dapat dikaji
VI . Pengkajian F isik
(Head to toe atau per sistem)
Pengkajian Sistem
a. Sistem Neurologi :
Kesadaran : GCS E4,M5,VX
Kejang : Tidak terdapat kejang saat pengkajian.
Reflek Hamer : 0
Trauma Kepala : Tidak terdapat trauma kepala.
Operasi : Riwayat operasi craniotomy (26 -05-2016)
b. Sistem Penglihatan :
Bentuk : isokor
Visus : tidak dikaji
Konjungtiva : merah muda
Ukuran Pupil : isokor, RC +/+
Akomodasi : baik
Tanda radang : tidak ada
Alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu melihat
c. Sistem Pendengaran (THT) :
ABD : tidak menggunakan ABD
Otorea : (-)
Rinorea : (-)
Epistaksis : (-)
Reaksi alergi : tidak ada
Kesulitan menelan : terpasang trakeostomi
Keluhan : tidak dapat dikaji
d. Sistem Pernafasan :
Pola Nafas : pernafasan dengan nasal canul yang di sambungkan pada trakeostomi.
Respirasi Rate : 24 x/menit
Suara paru : ronchii (+), wheezing (-)
Sesak nafas : tidak terdapat sesak nafas
Batuk : ada batuk sesekali reflek lemah
Sputum : ada saat suctioning. Sedikit dengan warna kuning pucat dan tidak
kental.
Nyeri : tidak dapat dikaji
Trauma dada : tidak ada
e. Sistem Kardiovaskuler :
HR : 112 x/menit
TD : 125/76 mmHg
MAP : 88 mmHg (normal)
CRT : 3 detik
Suara Jantung : BJ I-II (+), gallop (-), murmur (-)
Edema : tidak terdapat edema
Nyeri : tidak dapat dikaji
Palpitasi : sinus rhytme
BAAL : tidak dapat dikaji
Perubahan Warna Kulit : kulit tidak pucat
Kuku : terlihat pucat
Akral : teraba hangat
Clubbing finger : tidak ada
f. Sistem pencernaan :
Nutrisi :
Intake total 24 jam : 3720 ml
Output total 24 jam : 3950 ml
Nafsu Makan : tidak dapat dikaji
Jenis Diet : 1500kkal/24 jam
Mual, muntah : (-)
Eliminasi :
BAB : cair 1 kali sehari
BAK : menggunakan pempers, dan kateter urin, urin berwarna kuning jernih.
Kateter : memakai kateter
Urin Output : 3950 ml/24 jam
IWL : 210 ml/24 jam
g. Sistem Reproduksi :
GPA : Tidak dikaji
Perdarahan :Tidak ada perdarahan
Keluhan : tidak dapat dikaji
3 |
3 |
1 |
1 |
h. Sistem Muskuloskeletal :
Kekuatan Otot :
Pergerakan ekstremitas : ekstremitas atas dapat sedikit digerakan dengan kekuatan otot lemah dan gerakan tak menentu yang tak dapat dikontrol sedangkan ekstremitas bawah pasien tidak dapat bergerak sendiri (dengan keinginan pasien).
Nyeri : tidak dapat dikaji
Edema : seluruh tubuh
i. Sistem Integumen :
Warna kulit : tidak pucat
Integritas : kulit tampak kering
Turgor kulit : tidak elastis, CRT 3 detik
VII. P emeriksaan P enunjang :
a. Laboratorium :
Tanggal Pemeriksaan |
Jenis Pemeriksaan |
Hasil |
Nilai Rujukan |
Satuan |
12-07-2016 |
HEMATOLOGI Hemoglobin (Hb) Eritrosit (RBC) Leukosit (WBC) Hematokrit Trombosit (PLT) HITUNG JENIS LEUKOSIT Basofil Eosinofil Netrofil Limfosit Monosit KIMIA KLINIK Analisa Gas Darah :
|
9.8* 3.37* 20.1* 30* 477* 0 2 83* 9* 6 7.499 49.6* 34.7* |
12.0-14.4 Nilai kritis <7->20 4.75-4.85 4.5-13.5 nilai kritis <2.0- >30.0 35-45 nilai kritis <21- >65 217-497 nilai kritis <40.0- > 1000 0-1 1-6 50-70 20-40 2-8 7.35-7.45 Nilai kritis: <7.2 - >7.6 35-45 Nilai kritis: <20 - >75 21-28 Nilai kritis: <10 - >40 |
g/dL 106/mm3 106/mm3
% 103/uL % % % % % mmHg mmol/L |
b. Pemeriksaan diagnostik lain :
Hasil RO thorax 29 Mei 2016
- Tampak terpasang CVP dengan ujung distal para vertebra kanan setinggi thorakal 7-8
- Tampak terpasang ETT dengan ujung distal setinggi thorakal 3-4, kedudukan baik.
- Bentuk dan letak jantung normal
- Trakea di tengah
- Kedua hilus tidak menebal
- Corakan bronkovaskular meningkat
- Tampak infiltrat pada parahiler kanan kiri, parakardial kanan kiri
- Diafragma licin. Sudut costophrenicus kanan tumpul, kiri baik
- Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada baik
Kesan:
Cor tidak membesar
Gambaran edema paru
Efusi pleura kanan minimal
TERAPI SAAT INI :
Terapi Obat :
Nama Obat |
Dosis |
Cara Pemberian |
Neurobion |
1x1 |
P.O |
Amlodipin |
1x10 mg |
P.O |
Paracetamol |
3x1 |
P.O |
Candesartan |
1x8mg |
P.O |
Meropenem |
3x1gr |
IV |
Laxadin sirup |
3x1 |
P.O |
8. ANALISA DATA
No |
Data |
Pohon Masalah |
Masalah Keperawatan |
1 |
DS : Tidak dikaji DO : - Tampak retraksi dinding dada - Menggunakan otot bantu pernafasan - Terpasang O2 nasal canule di pipa trakeostomi - GCS : (E4M5Vx) - TD : 125/76 mmHg - HR : 112x/menit - RR : 24 x/menit - Suhu : 37,5◦C - SpO2 : 92% |
Idiopatik Tumor otak/SOL Penekanan jaringan otak Invasi jaringan otak Kerusakan jaringan neuron Kejang - Aspirasi sekresi - Obstruksi jalan nafas - Dispnea - Henti nafas - Perubahan pola nafas Ketidakefektifan pola nafas |
Pola nafas tidak efektif |
2 |
DS : Tidak bisa dikaji DO : - Keadaan umum lemah dengan tingkat ketergantungan total care - Klien sulit diajak komunikasi - Klien tampak sulit melihat dengan jelas - GCS 15 (E4M5Vx) - TD : 125/76 mmHg - HR : 112x/menit - RR : 24 X/menit - Suhu : 37,5◦C - SpO2 : 92% |
Idiopatik Tumor otak/SOL Penekanan jaringan otak Nekrosisi jaringan otak Penurunan suplay oksogen ke otak Hipoksia jaringan Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral |
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral |
3 |
DS : tidak bisa dikaji DO: - Tingkat ketergantungan total care - Kekuatan otot lemah - Pergerakan tangan lemah dan tak bisa dikontrol - Kaki tidak bisa digerakkan |
SOL Mendesak ruang TIK TIK meningkat Kompensasi akibat peningkatan TIK Menekan saraf bebas Pergerakan otot lemah Hambatan mobilitas fisik |
Hambatan mobilitas fisik. |
4 |
DS: Keluarga mengatakan terdapat luka di panggul belakang DO: - tampak luka decubitus grade 4 di punggung belakang pasien - kulit tampak kering dengan turgor tidak elastic. CRT 3’ - akral teraba hangat |
SOL Mendesak ruang TIK peningkatan TIK Herniasi serebrum atau serebelum Menekan mesensefalon dan menekan saraf otak Penurunan kesadaran dan penurunan kemampuan pergerakan otot Imobilisasi fisik Tirah baring lama Penekanan area kulit secara terus menerus Kerusakan integritas kulit |
Kerusakan integritas kulit |
X. PRIORITAS MASALAH
1) Ketidakefektifan pola nafas
2) ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
3) Hambatan mobilitas fisik
4) Kerusakan integritas kulit
XI. PROSES KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. “B” Diagnosa: SOL intrakranial
Diagnosa keperawatan |
Rencana keperawatan |
Rasional Tindakan |
|
Tujuan Keperawatan |
Rencana Tindakan |
||
Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan neurologis. |
NOC
Kriteria Hasil : v Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat v memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) v Tanda tanda vital dalam rentang normal
|
· Monitor status neurologi
|
· Memaksimalkan ventilasi O2 · mengetahui suara nafas abnormal · mengetahui status respirasi · mengathui adanya nilai AGD dan elektrolit yang abnormal · Mencegah terjadinya gagal nafas · Mengetahui tingkat kesadaran pasien |
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d penurunan suplai darah ke otak. |
· Circulation status · Tissue perfusion (cerebral) Kriteria Hasil:
|
· Monitor TTV · Monitor tingkat kesadaran, GCS dan orientasi · Monitor hasil lab PO2, PCO2, pH dan kadar bikarbonat · Pantau TIK dan aktivitas neurologis terhadap proses keperawatan
· Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi yang sesuai |
1. Mengetahui nilai tanda-tanda vital 2. menilai tingkat kesadaran dan orientasi pasien 3. mengetahui nilai kadar kimia darah pasien 4. mengetahui nilai TIK 5. mengtahui apakah ada perubahan curah jantung 6. kolaborasi dapat menurunkan hipoksia serebral |
Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan. |
NOC : v Joint movement: Active v Mobilitas level v Self care (ADLs) v Transfer perpormance Kriteria Hasil : a. mendemonstrasikan status sirkulasi v Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan v Tidak ada ortostatikhipertensi v idak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg) b mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan: v berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan v menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi v memproses informasi v membuat keputusan dengan benar c. menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter
|
1. Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan
1. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. 2. Bantu untuk melakukan rentang gerak (ROM) 3. Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab. |
· Adanya laserasi menunjukkan masalah perfusi jaringan · Sarang tangan membantu mencegah laserasi karena keadaan kulit yang sensitive
· seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan. · Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi
|
Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik dan tirah baring lama |
NOC
Kriteria Hasil: v Perfusi jaringan normal v Tidak ada tanda-tanda infeksi v Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan lka |
|
· Menjaga kelembaban kulit untuk menghilangkan kerutan pada daerah tertekan |
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan neurologis
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai darah ke otak.
3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan.
4. Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik
XII. TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
*Hari ke 1 (pukul : 20.45)
Nama pasien : Ny. B Tanggal: 18 Juli 2016
No Diagnosa |
Tindakan Keperawatan |
Evaluasi (SOAP) |
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan neurologis. |
Pukul 14.15
· Memonitor TTV - TD : 125/76 mmHg - HR : 112x/menit - RR : 24 X/menit - Suhu : 37,5◦C - SpO2 : 92%
· Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian ventolin dengan nebulasi
|
S: tidak dikaji O: - Head up 30o - Tampak retraksi dinding dada - Suara nafas rongki - Menggunakan otot bantu pernafasan - Terpasang O2 nasal canule di pipa trakeostomi - Secret sedikit berwarna kuning dan tidak terlalu kental. - TTV - TD : 124/73 mmHg - HR : 115x/menit - RR : 21X/menit - Suhu : 37,3◦C - SpO2 : 100% - pemberian ventolin dengan nebulasi - A: Ketidakefektifan pola nafas P: Intervensi dilanjutkan |
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d penurunan suplai darah ke otak. |
· Memonitor TTV - TD : 125/76 mmHg - HR : 112x/menit - RR : 24 X/menit - Suhu : 37,5◦C · Memonitor tingkat kesadaran, GCS (E4M 5Vx) · Memonitor hasil lab PO2, PCO2, pH dan kadar bikarbonat · Memantau aktivitas neurologis terhadap proses keperawatan · Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi yang sesuai |
S: Tidak dikaji O: - TTV - TD : 124/73 mmHg - HR : 115x/menit - RR : 21X/menit - Suhu : 37,3◦C - SpO2 : 100% - Keadaan umum lemah, klien sulit diajak komunikasi - GCS (E4M5Vx) - SpO2 : 100% - Hasil Lab - PH: 7.499 - pCO2: 49.6* - HCO3- : 4.7 * - Pemberian terapi - Neurobion 1x1 - Amlodipine 1x 10 mg - Candesartan 1x 8 mg A: Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral P: intervensi dilanjutkan |
3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan. |
· Mengkaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan · Meletakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
· memberikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab. |
S: tidak dikaji O: - Keadaan umum lemah dengan tingkat ketergantungan total care - Kekuatan otot lemah - Pergerakan tangan lemah dan tak bisa dikontrol - Kaki tidak bisa digerakkan - Memberi bantalan pada kepala - ROM dan masase kulit dilakukan dengan bantuan keluarga A: Hambatan mobilitas fisik P: intervensi dilanjutkan |
4. Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik dan tirah baring lama |
|
S: Keluarga mengatakan terdapat luka di panggul belakang O: - Tampak luka decubitus grade 4 di punggung belakang pasien - kulit tampak kering dengan turgor tidak elastic. CRT 3’ - akral teraba hangat - Miring kanan- kiri dilakukan dengan bantuan keluarga - Perawatan luka decubitus dengan lotion dan balutan askina. - pemberian terapi antibiotic meropenem 3x 1 gr (IV) A: Kerusakan integritas kulit P: intervensi dilanjutkan |
Nama Paien : Ny. B Tanggal 19 Juli 2016 * Hari ke 2 (pukul 12.20)
No Diagnosa |
Tindakan Keperawatan |
Evaluasi (SOAP) |
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan neurologis. |
Pukul 08.10 WIB - memosisikan pasien Head up 30o untuk memaksimalkan ventilasi · Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan. Rongki (+)
· Memonitor TTV - TD : 119/72 mmHg - HR : 111x/menit - RR : 22 X/menit - Suhu : 36,2◦C - SpO2 : 100%
· Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian ventolin dengan nebulasi
|
S: tidak dikaji O: - Head up 30o - Tampak retraksi dinding dada - Suara nafas rongki - Menggunakan otot bantu pernafasan - Terpasang O2 nasal canule di pipa trakeostomi - Secret sedikit berwarna kuning dan tidak terlalu kental. - TTV - TD : 114/68mmHg - HR : 113x/menit - RR : 23x/menit - Suhu : 36,7◦C - SpO2 : 100% - pemberian ventolin dengan nebulasi - A: Ketidakefektifan pola nafas P: Intervensi dilanjutkan |
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d penurunan suplai darah ke otak. |
· Memonitor TTV - TD : 119/72 mmHg - HR : 111x/menit - RR : 22 X/menit - Suhu : 36,2◦C · Memonitor tingkat kesadaran, GCS (E4M 5Vx) · Memonitor hasil lab PO2, PCO2, pH dan kadar bikarbonat · Memantau aktivitas neurologis terhadap proses keperawatan · Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi yang sesuai |
S: Tidak dikaji O: - TTV - 114/68mmHg - HR : 113x/menit - RR : 23x/menit - Suhu : 36,7◦C - Keadaan umum lemah, klien sulit diajak komunikasi - GCS (E4M5Vx) - SpO2 : 100% - Hasil Lab - PH: 7.499 - pCO2: 49.6* - HCO3- : 4.7 * - Pemberian terapi - Neurobion 1x1 - Amlodipine 1x 10 mg - Candesartan 1x 8 mg A: Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral P: intervensi dilanjutkan |
3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan. |
· Mengkaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan · Meletakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
· memberikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab. |
S: tidak dikaji O: - Keadaan umum lemah dengan tingkat ketergantungan total care - Kekuatan otot lemah - Pergerakan tangan lemah dan tak bisa dikontrol - Kaki tidak bisa digerakkan - Memberi bantalan pada kepala - ROM dan masase kulit dilakukan dengan bantuan keluarga A: Hambatan mobilitas fisik P: intervensi dilanjutkan |
4. Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik dan tirah baring lama |
|
S: Keluarga mengatakan terdapat luka di panggul belakang O: - Tampak luka decubitus grade 4 di punggung belakang pasien - kulit tampak kering dengan turgor tidak elastic. CRT 3’ - akral teraba hangat - Miring kanan- kiri dilakukan dengan bantuan keluarga - Perawatan luka decubitus dengan lotion dan balutan askina. - pemberian terapi antibiotic meropenem 3x 1 gr (IV) A: Kerusakan integritas kulit P: intervensi dilanjutkan |
Nama Pasien : Ny. B Tanggal: 19-20 Juli 2016 *Hari ke 3 (pukul 06.05)
No Diagnosa |
Tindakan Keperawatan |
Evaluasi (SOAP) |
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan neurologis. |
Pukul 08.10 WIB - memosisikan pasien Head up 30o untuk memaksimalkan ventilasi · Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan. Rongki (+)
· Memonitor TTV - TD : 123/75mmHg - HR : 103x/menit - RR : 19 X/menit - Suhu : 37.6◦C - SpO2 : 100%
· Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian ventolin dengan nebulasi
|
S: tidak dikaji O: - Head up 30o - Tampak retraksi dinding dada - Suara nafas rongki - Menggunakan otot bantu pernafasan - Terpasang O2 nasal canule di pipa trakeostomi - Secret berjumlah sedikit berwarna kuning pucat dan tidak terlalu kental serta tidak berbau. - TTV - TD:124/674mmHg - HR : 108x/menit - RR : 20x/menit - Suhu : 36.0◦C - SpO2 : 100% - pemberian ventolin dengan nebulasi - A: Ketidakefektifan pola nafas P: Intervensi dilanjutkan |
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d penurunan suplai darah ke otak. |
· Memonitor TTV - TD : 123/75mmHg - HR : 103x/menit - RR : 19 X/menit - Suhu : 37.6◦C · Memonitor tingkat kesadaran, GCS (E4M 5Vx) · Memonitor hasil lab PO2, PCO2, pH dan kadar bikarbonat
· Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi yang sesuai |
S: Tidak dikaji O: - TTV - TD:124/674mmHg - HR : 108x/menit - RR : 20x/menit - Suhu : 36.0◦C - Keadaan umum lemah, klien sulit diajak komunikasi - GCS (E4M5Vx) - SpO2 : 100% - Hasil Lab - PH: 7.499 - pCO2: 49.6* - HCO3- : 4.7 * - Pemberian terapi - Neurobion 1x1 - Amlodipine 1x 10 mg - Candesartan 1x 8 mg A: Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral P: intervensi dilanjutkan |
3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan. |
· Mengkaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan · Meletakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
· memberikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab. |
S: tidak dikaji O: - Keadaan umum lemah dengan tingkat ketergantungan total care - Kekuatan otot lemah - Pergerakan tangan lemah dan tak bisa dikontrol - Kaki tidak bisa digerakkan - Memberi bantalan pada kepala - ROM dan masase kulit dilakukan dengan bantuan keluarga A: Hambatan mobilitas fisik P: intervensi dilanjutkan |
4. Kerusakan integritas kulit b.d imobilitas fisik dan tirah baring lama |
|
S: Keluarga mengatakan terdapat luka di panggul belakang O: - Tampak luka decubitus grade 4 di punggung belakang pasien - kulit tampak kering dengan turgor tidak elastic. CRT 3’ - akral teraba hangat - Miring kanan- kiri dilakukan dengan bantuan keluarga - Perawatan luka decubitus dengan lotion dan balutan askina. - pemberian terapi antibiotic meropenem 3x 1 gr (IV) A: Kerusakan integritas kulit P: intervensi dilanjutkan |
EmoticonEmoticon