Look at this

Sabtu, 21 Juli 2018

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER URINE PADA WANITA

logo unsri

Standar Operasional Prosedur (SOP)

JUDUL

Kateterisasi Urine pada Wanita

Tanggal terbit

Disahkan oleh

Ka. Prodi PSIK

Pengertian

Kateterisasi urine adalah tindakan memasukkan selang atau “tube” melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih (bladder) untuk mengeluarkan cairan urine. Tindakan kateterisasi urine ini dilakukan untuk membantu pasien yang tidak mampu berkemih secara mandiri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine harus dilakukan dengan kateterisasi urine.

Tujuan

1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih.

2. Mendapatkan urine steril untuk spesimen.

3. Pengkajian residu urine.

4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis, gangguan neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih, serta pascaoperasi besar.

5. Mengatasi obstruksi aliran urine.

6. Mengatasi retensi urine.

Indikasi

1. Menyembuhkan retensi urine

2. Mengurangi tekanan pada bladder

3. Memudahkan pengobatan dengan operasi

4. Mempermudah pemulihan jaringan post operasi

5. Memasukan obat ke bladder

6. Mengukur output urine secara tepat

7. Mengukur output residual

8. Memvisualisasi struktur anatomi (radiografis)

Kontra indikasi

1. Robeknya atau rupture uretra akibat trauma

2. Hematoris (keluarnya darah dari urine)

Alat dan Bahan

1. Kateter steril (ukuran yang sesuai)

2. Urine bag

3. Pelumas/ xylocain jelly

4. Kapas sublimat dalam tempatnya

5. Kassa

6. Aquadest steril

7. Sarung tangan steril 2 pasang

8. Plester dan gunting

9. Korentang pada tempatnya

10. Perlak dan alas

11. Pinset anatomi

12. Duk steril

13. Spuit 20 cc

14. Bengkok

15. Pispot

16. Selimut

17. Skerem/ sampiran

Prosedur Pelaksanaan

A. Tahap PraInteraksi

1. Mencuci tangan

2. Menyiapkan alat dan bahan

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien dengan memasang sampiran dan selimut tambahan

2. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian bawah

3. Memasang perlak dan pengalas

4. Memasang pispot dibawah bokong pasien dan menyiapkan bengkok diantara dua tungkai

5. Menyiapkan plester fiksasi kateter dan label waktu pemasangan kateter, membuka kemasan luar kateter dengan tetap mempertahankan kesterilannya, menyiapkan pelumas pada kasa steril dan dijaga kesterilannya.

6. Menggunakan sarung tangan

7. Mengambil kapas sublimat dan membersihkan vulva dengan arah dari atas ke bawah, kemudian kapas yang kotor dimasukkan ke bengkok.

8. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril

9. Mengambil kateter dan diberi jeli pada ujungnya (± 2,5-5 cm)

10. Ibu jari dan jari telunjuk tangan non dominan membuka labia mayora dan sedikit ditarik keatas sehingga orifisium terlihat jelas

11. Saat memasukkan kateter minta pasien menarik napas dalam dan masukkan perlahan kateter dengan tangan dominan sekitar 5-7,5 cm atau hingga urine keluar

12. Menyambungkan kateter dengan urine bag

13. Mendorong kateter 2 cm kedalam vesika dan mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran

14. Menarik kateter dengan perlahan sampai terasa ada tahanan dan meletakkannya diatas paha (perempuan)

15. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan

16. Memfiksasi kateter pada pangkal paha (perempuan)

17. Menempel label waktu pemasangan kateter

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan

2. Merapikan pasien dan lingkungan

3. Berpamitan dengan klien

4. Merapikan alat-alat

5. Mencuci tangan

Dokumentasi

1. Hari, tanggal, dan jam pemasangan kateter

2. Tipe dan ukuran kateter yang digunakan

3. Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan


EmoticonEmoticon

About