BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, proses kependudukan berperan dalam membantu proyeksi penduduk, guna perencanaan pembangunan di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Dimana informasi kependudukan penting bagi pemerintah dan juga pihak swasta.
Suatu pendataan proses kependudukan yang baik meliputi pendataan, fertilitas, mortalitas dan migrasi, agar informasi yang didapat memenuhi kebutuhan dalam perencanaan pembangunan kesehatan. Informasi yang lengkap akan sangat membantu pembangunan kesehatan.
Untuk itulah dicanangkan kegiatan sensus penduduk. Target Sensus Kesehatan digunakan sebagai pedoman dalam perumusan kebijakan kesehatan. Beberapa data yang dihasilkan adalah jenis penyakit yang paling banyak diidap masyarakat berdasarkan status sosial dan situasi endemis suatu daerah.
Pada pendataan fertilitas, informasi dapat diperoleh dari registrasi, sensus dan survey pada penduduk di suatu wilayah, sehingga di harapkan informasi yang di dapatkan akurat. Berbeda dengan pendataan mortalitas yang dapat di peroleh dari sistem registrasi vital dan sensus penduduk.
Disamping fertilitas dan mortalitas, ada juga migrasi sebagai penentu dalam perencanaan pembangunan kesehatan. Karena dengan adanya migrasi, jumlah penduduk di wilayah yang di datangi bertambah, sedangkan di daerah yang di tinggalkan berkurang. Pendataan migrasi ini, juga sama penting dengan pendataan fertilitas dan mortalitas.
Proses kependudukan yang di laksanakan dengan benar, akan membantu perencanaan pembangunan di segala bidang. Karena, telah di ketahui dengan pasti data jumlah penduduk di suatu wilayah sebagai objek pembangunan. Dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut mengenai fertilitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fertilitas dalam demografi ?
2. Bagaimana konsep-konsep dan teori-teori fertilitas?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas?
4. Bagaimana cara penghitungan fertilisasi pada demografi?
5. Bagaimana keterkaitan fertilitas dan keperawatan komunitas?
6. Bagaimana upaya mengendalikan fertilitas?
1.3 Tujuan Penulisan
- Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
- Sebagai tugas mata kuliah Demografi.
- Menambah kemampuan bagi pemakalah dalam menulis makalah.
- Untuk mengetahui pengertian fertilitas dalam demografi
- Untuk mengetahui konsep-konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam fertilitas
- Untuk mengetahui cara penghitungan fertilisasi pada demografi
- Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada tiap-tiap cara pengukuran reproduksi
- Untuk mengetahui hubungan antara fertilitas dengan keperawatan komunitas
1.4 Manfaat
Untuk mengrtahui jumlah angka kelahiran pada suatu daerah tertentu dan hubungannya dengan keperawatan komunitas.
BAB I I
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk.
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003:145).
3.2 Konsep-konsep fertilitas
1. Lahir hidup (live birth) adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda- tanda kehidupan, misanyal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan gerakan otot.
2. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda tanda kehidupan.
3. Abortus yaitu kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada 2 macam abortus yang disengaja (induced) dan tidak di sengaja (spontaneous). Induced abortion dapat berupa :
a. Berdasar alasan medis, misalnya: karena mempunyai penyakit jantung yang beratsehingga membahayakan jiwa si-ibu
b.Tidak berdasar alasan medis.
4. Masa reproduksi (cildbearing age) Masa dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
3.3 Teori-teori Tentang Fertilitas
1) Teori Penduduk Modern
a. Pandangan Merkantilisme
Dicetuskan oleh machiavelly dan bodin idenya antara lain :
o Kekuasaan dan kesejahteraan Negara, terutama akumulasi uang dan logam mulia dipandang sebagai sasaran utama kebijaksanaan nasional
o Pertumbuhan penduduk sangat penting, kebijaksanaan ditujukan untuk merangsang pertumbuhan penduduk, memasang perkawinan dan pembantukan keluarga besar, meingkatkan kesehatan masyarakat, mencegah arus emigrasi, dan meningkatkan imigrasi terutama pekerja yang memiliki keterampilan tertentu.
o Jumlah penduduk yang banyak sebagai element penting dalam kekuatan negara.
b. Aliran Fisiokrat
Menurut Glide dan Rist konsep aliran fisiokrat yang fundamental adalah
o Tatanan alamiah yaitu tanah dalam produksi merupakan aspek ekonomi yang menonjol
o Pertumbuhan Produksi pertanian dapat menunjang pertambahan jumlah penduduk.
c. Teori Aritmatik Politis
Dicetuskan oleh graut dan petty teori ini menitik beratkan pada “betapa pentingnya jumlah penduduk sebagai modal manusia”. Tenaga kerja disebutnya sebagai bapak yang merupakan prinsip aktif dari kesejahteraan dan tanah disebutnya sebagai ibu. Petty dianggap sebagai orang pertamanya yang mengembangkan pembagian penduduk dan ekonomi dalam tahap kegiatan primer, sekunder dan tersier.
2) Teori Penduduk Sosial
a. Teori Maltus (1766 – 1834)
Essay maltus yang pertama :
o Makanan merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia
o Nafsu manusia tidak dapat dibendung dan ditahan, akibatnya pertambahan penduduk jauh lebih pesat daripada pertumbuhan makanan. Penduduk bertambah menurut deret ukur sedangkan makanan bertambah menurut deret hitung.
Selanjutnya maltus mengakui bahwa penduduk bertambah tidak terlalu cepat karena:
- Adanya rintangan yang diderita mansuia berupa kejahatan dan kesengsaraan
- Adanya tendensi/teknolgi melipatgandakan bahan makanan
- Adanya faktor pencegah yang mengurangi ketimpangan antara jumlah.
- Penduduk dan persediaan bahan makanan berupa positive cheks dan preventive cheks.
Pokok pikiran maltus berikutnya adalah :
- kontrasepsi tidak akan dapat menjadi preventive cheks yang efektif
- tiap usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah positive cheks, kecuali penundaan usia perkawinan.
b. Teori Transisi
Dikemukakan oleh blacker (1948)
Pada dasarnya teori ini menguraikan tentang perubahan dari satu stasioner ke stasioner yang lain. Tahap transisi terjadi apabila mortalitas turun disusul dengan turunnya tingkat kelahiran, sesudah transisi tingkat kematian dan kelahiran akan sama lagi. Blacker mengemukakan 5 tahap ke 2 dan 3 adalah tahap yang bersifat transisi.
No |
Tahap |
Tingkat Kelahiran |
Tingkat Kematian |
Pertambahan Alami |
Contoh |
1 |
Stasioner |
Tinggi |
Tinggi |
Nol/sangat rendah |
Eropa Pada abad ke 14 |
2 |
Awal perkembangan |
Tinggi |
Lambat menurun |
Lambat |
India sebelum PD II |
3 |
Akhir perkembangan |
Menurun |
Menurun lebih cepat dari pada tingkat kelahiran |
Cepat |
Eropa selatan dan timur sebelum PD II |
4 |
Stasioner rendah |
Rendah |
Rendah |
Sangat rendah |
Australia, selandia baru, amerika serikat pada tahun 1930-an |
5 |
Menurun |
Rendah |
Lebih tinggi daripada tingkat kelahiran |
Negatif |
Perancis sebelum PD II jerman timur dan barat tahun 1975 |
c. Teori Neo Maltusian
Kelahiran seorang bayi kedunia sebagai suatu tekanan terhadap lingkungan, setiap bayi yang lahir memerlukan ruang, air, makanan, pakaian, transportasi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan setelah ia dewasa. Semakin banyak bayi yang dilahirkan semakin besar tekanan terhadap lingkungan dan pembangunan.
d. Teori J.B Canning
Tanah merupakan ajang yang efektif dibanding pertambahan penduduk, hasil pengeksplotasian tanah tergantung pada 4 variabel yaitu :
- Kemajuan teknologi
- Penemuan sintetris bahan makanan
- Jumlah penduduk
- Luas tanah
Tapi ia lebih fokus pada kemajuan teknologi dan penemuan sintetris bahan makanan.
e. Teori Arsene Damont “Kapilaritas Sosial”
Ia mengumpamakan individu bagai minyak dalam sumbu, ingin mencapai tingkat yang tertinggi. Angka kelahiran akan turun pada saat orang berlomba-lomba untuk mencapai kemakmuran.
Arsene Dumont sependapat dengan maltus bahwa over population akan terjadi akan tetapi terhambat kebebasan individu yang semakin besar.
f. Teori Nassau William Senior
Cita-cita untuk memperbaiki keluarga sama kuatnya dengan keinginan untuk menurunkan tingkat keturunan. Akibatnya dalam suasana kehidupan yang normal, pertambahan penduduk tidak mungkin lebih tinggi dari bahan kehidupan yang ada.
g. Teori H. Leibenstein
Kelahiran akan dipertimbangkan atas dasar perbandingan antara benefit and cost dari segi benefit anak merupakan consumtion goods, production goods., dan nource of security. Sementara biaya yang harus dikeluarkan dengan adanya anak adalah berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung.
h. Teori edwin Cannan dan franz Oppenheimer
Kedua tokoh ini membantah teori maltus mereka berpendapat :
- Pengaruh kemunduran akan kenaikan dapat dilenyapkan seiring kemajuan teknik pertanian dan perindustrian.
- Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan perbaikan teknik pertanian dan perindustrian yang akan mempertinggi produktivitas.
Edwin mengakui bahwa suatu waktu manusia akan mengalami berlakunya “point of maximum return”. Hanya saja waktu itu dapat diperpanjang.
Franz Oppenheimer mendukung Pernyataan Edwin bahwa :
- akan kenaikan hasil dapat dikurangi oleh perbaikan teknik dalam pertanian.
- Pertambahan penduduk dapat memperbaiki teknik pertanian
- Pada masa yang lalu perimbangan akan pertambahan penduduk dan perbekalan hidup akan terganggu.
i. Teori Alexander, Morriscar dan Sauders “economically desirable number”
Orang selalu berusaha mencapai jumlah optimum maka sejumlah itulah yang diperhitungan terhadap lingkungan alam.
j. John Stuart Mill
Ia menerima teori maltus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan makanan tetapi :
- Pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku Demo grafisnya
- Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil.
k. Durkheim
Pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan sempurna. Dalam memenangkan persaingan setiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan serta megambil spesialisasi tertentu.
3) Teori Penduduk Natural
a. Raymond S. Pearl
Ia mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat mencapai titik tengah daur, dan kemduaian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir daur pertumbuhan. Daur tersebut mengikuti kurva normal atau kurva logistik.
b. Ginni
Dikemukakan oleh Corrado Ginni, pertumbuhan penduduk oleh ginni dilihat dari sudut pendangan statistik biologi, dan ia percaya bahwa tendensi reproduksi. Penduduk mengikuti kurva parabola matematik. Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan pertumbuhan cepat kemudian mencapai kedewasaan, menjadi tua, dan menurun jumlahnya. Karena faktor kelelahan Reproduksi.
c. Thomas Doudleday
Ia menghubungkan pertumbuhan penduduk dengan makanan. Pertumbuhan penduduk akan tinggi jika masyarakat kurang makan. Pada masyarakat yang makanan penduduknya melimpah, terjadi penurunan pertumbuhan penduduk.
d. Herbert Sepncer
Dasar Teorinya adalah perbandingan energi yang digunakan untuk kegiatan peroduksi dengan energi yang digunakan untuk bereproduksi. Ia berpendapat over population pasti terjadi, tetapi dapat ditahan dengan menggunakan energi otak.
e. Pitrin A. Sorokin, O. Spencer, dan O.E. Baker
Mereka berpendapat bahwa pengaruh budaya terhadap unsur biologis akan menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan penduduk.
3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas
Proses reproduksi mencakup tiga hal yaitu :
1. Hubungan kelamin
2. Konsepsi
3. Kehamilan dan kelahiran
Hal-hal yang terjadi diluar seperti lingkungan, budaya, dan lain-lain tidak berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas, melainkan melalui variabel-variabel antara. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1) Faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan seks (variabel hubungan seks)
a. Meliputi dimulai dan diakhirnya hubungan seks (ikatan seksual) dalam usia reproduksi.
ü · Usia memulai hubungan seks ( usia kawin pertama).
Semakin banyak usia kawin pertama dalam usia muda maka fertilitasnya positif tetapi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsepsi dan kehamilan. Meskipun misalnya senggama dapat dimulai pada usia muda kehamilan dan kelahiran dapat dicegah.
Pada masyarakat pra industri umur kawin pada umumnya muda, dan nilai fertilitas pada variabel ini biasanya positif, sedangkan pada variabel lainnya nilai fertilitas sering negatif. Hal ini dikarenakan pada masyarakat pra industri angka mortalitasnya tinggi dari tahun ke tahun dan di ancam oleh mingkatnya angka motralitas secara tiba-tiba sehingga dengan kawin muda diharapkan nilai fertilitas akan meningkat guna mengimbangi jumlah penduduk yang mengalami kamatian.
ü · Selibat permanen
Selibat permanen adalah proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan hubungan seks. Selibat permanen dan kawin tua dapat memberi hasil minus pada fertilitas dengan cara harus ada pertarakan diluar perkawinan atau alat-alat yang mencegah kelahiran bayi bila diadakan hubungan kelamin. Namun selibat permanen pengaruhnya yang negatif terhadap fertilitas tidak seberapa karena jarang ditemukan sejumlah penduduk yang lebih dari 20% wanitanya melewatkan masa reproduksinya tanpa pernah kawin sekalipun.
ü · Perpisahan pada usia Reproduksi
Bila ikatan perkawinan putus karena perceraian, perpisahan ditinggal suami, atau karena suami meninggal dunia, dan wanitanya tidak menikah lagi maka nilai fertilitas negatif, tetapi jika menikah lagi nilai fertilitasnya positif, walaupun mereka telah kehilangan sedikit kesempatan untuk mengadakan hubungan kelamin.
b. Meliputi kemungkinan hubungan seks selama dalam ikatan seksual
ü · Abstinensi dengan sengaja atau sukarela
Abstinensi sukarela atau sengaja yang berupa larangan atau pantangan berhubungan seks meliputi 5 macam yaitu :
1) sehabis melahirkan (postfartum)
2) berhenti seterusnya (terminan)
3) berhenti berkala
4) dalam keadaan mengandung
5) dan selama masa haid
Namun absitensi sukarela atau abstinensi sengaja tersebut kecil pengaruhnya terhadap fertilitas, karena adanya pengaruh dari kebudayaan.
ü · Absinensi terpaksa
Absinensi terpaksa dapat terjadi karena impotensi, sakit dan perpisahan yang tak terelakkan tetapi hanya bersifat sementara misalnya suami bekerja diluar daerah, pada variabel ini mempunyai pengaruh yang rendah terhadap fertilitas.
ü Frekuensi Hubungan Kelamin
Variabel ini kecil pegaruhnya terhadap nilai fertilitas karena meskipun orang sendiri dapat mengaturnya namun kenyataannya hal ini sangat pribadi dan sangat tergantung pada kemampuan fisik untuk diatur oleh segi kebudayaan.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi (variabel konsepsi)
ü · Kesuburan dan kemandulan biologis (fekunditas dan infekunditas)
Kesuburan yaitu kemampuan seorang laki-laki maupun perempuan yang telah melakukan hubungan kelamin untuk mempunyai anak keturunan. Sedangkan kemandulan adalah kemampuan seorang laki-laki maupun perempuan untuk mempunyai anak secara biologis.
Kemandulan yang tidak disengaja bisa terjadi karena usia, kelaparan hebat, penyakit kelamin, amennorhea (periode tidak haid) setelah melahirkan yang disusul dengan periode menyusui yang panjang.
Digunakan atau tidaknya kontrasepsi yang meliputi cara kimia dan mekanis tabel dibawah ini :
1) Cara Mekanis
a. Jenis kelamin Cara kerja alat
b. Kondom Pria Mencegah masuknya sperma
c. Diafragma Wanita Mencegah masuknya sperma
d. Penyemprotan Wanita Mencegah masuknya sperma
e. Spermasida Wanita Mencegah masuknya sperma
f. IUD Wanita Mencegah permasukan secara perlahan-lahan
2) Cara Kimia
a. Pil Wanita Mencegah ovulasi
b. Suntikan Wanita Mencegah ovulasi
c. Cara-cara Alami
d. Senggama Pria Mencegah masuknya sperma
e. Terputus
f. Pantang berkala Pria & wanita Pantang senggama selama periode ovulasi
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi gestasi dan kelairan dengan selamat (variael gestasi)
i. Mortalitas janin yang tidak disengaja meliputi aborsi spontan yang disebut kesuburan, dan lahir mati
ii. Motalitas janin yang disengaja meliputi penggunaan baik pengguguran yang tidak resmi maupun karena penyakit yang mengharuskan diadakan pengguguran.
Teori Nassau william senior menyatakan cita-cita untuk memperbaiki keluarga sama kuatnya dengan keinginan untuk menurunkan tingkat keturunan, akibatnya dalam suasana kehidupan normal, pertambahan penduduk tidak mungkin lebih tinggi dari bahan kehidupan yang ada.
Teori ini menjelaskan bahwa kesejahteraan keluarga berbanding terbalik dengan fertilitas, artinya ketika seseorang ingin sejahtera ia harus mengurangi fertilitasnya sehingga tidak terjadi kekurangan makanan.
Contoh aplikasi :
Hipotesis : Keluarga yang tingkat kesejahteraannnya tinggi maka fertilitasnya akan rendah.
Untuk mengukurnya digunakan :
No |
Variabel Bentuk / Kondisi Rumah |
Fertilitas |
||
0 – 2 |
2 – 4 |
> 4 |
||
1 |
Tidak permanent |
|||
2 |
Semi permanent |
|||
3 |
Permanent |
No |
Variabel Pekerjaan |
Fertilitas |
||
0 – 2 |
2 – 4 |
> 4 |
||
1 |
Pegawai |
|||
2 |
Pengusaha |
|||
3 |
Petani / Nelayan |
No |
Variabel Kepemilikan Tanah |
Fertilitas |
||
0 – 2 |
2 – 4 |
> 4 |
||
1 |
Tidak punya tanah |
|||
2 |
Punya tanah sempit |
|||
3 |
Punya tanah luas |
Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah Rumah Tangga (RT) terutama para Ibu Rumah Tangganya.
3.5 Cara Mengukur Fertilisasi
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disamping itu seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun.
Memperhatikan kompleksnya pengukuran terhadap fertilitas tersebut, maka memungkinkan pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan dengan dua macam pendekatan : pertama, Pengukuran Fertilitas Tahunan (Yearly Performance) dan kedua, Pengukuran Fertilitas Kumulatif (Reproductive History).
1. Yearly Performance (current fertility)
Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk/berbagai kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun. Yearly Performance terdiri dari :
a. Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)
Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana :
CBR : Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar
Pm : Penduduk pertengahan tahun
k : Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Kebaikan dari perhitungan CBR ini adalah perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Sedangkan kelemahan dari perhitungan CBR ini adalah tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun keatas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
b. Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GFR)
Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
GFR : Tingkat Fertilitas Umum
B : Jumlah kelahiran
Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan Tahun
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to risk. Kelemahan dari perhitungan GFR ini adalah tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
c. Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Specific Fertility Rate (ASFR)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok penduduk tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut: jenis kelamin, umur, status perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang lain.
Diantara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok umur Age Specific Fertility Rate (ASFR). Sehingga, ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
ASFR : Age Specific Fertility Rate
Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k : Angka konstanta 1.000
Kebaikan dari perhitungan ASFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat dari GFR Karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisis perbedaan fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik wanita. Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi selanjutnya (TFR, GRR, dan NRR).
Kelemahan dari perhitungan ASFR ini adalah membutuhkan data yang terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk kelompok umur. Sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama di negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapat ukuran ASFR. Kemudian pada perhitungan ini tidak menunjukkan ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15-49 tahun.
d. Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat Fertilitas Total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:
1) Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya
2) Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan hipotesis selama masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat Fertilitas Total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau TFR adalah sebagai berikut :
Dimana:
ASFR = Angka kelahiran menurut kelompok umur.
i = Kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19.
Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49 tahun, yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur (Hatmadji, 2004 :63).
2. Reproductive History (cummulative fertility)
a. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa wanita selama reproduksinya; dan disebut juga paritas. Kebaikan dari perhitungan CEB ini adalah mudah didapatkan informasinya (di sensus dan survey) dan tidak ada referensi waktu.
Kemudian kelemahan dari perhitungan ini adalah angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di negara sedang berkembang. Kemudian ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya melupakan jumlah anak yang dilahirkan. Dan kelemahannya fertilitas wanita yang telah meninggal dianggap sama dengan yang masih hidup.
b. Child Woman Ratio (CWR)
CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi. Kebaikan dari perhitungan CWR ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak usah membuat pertanyaan khusus dan berguna untuk indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di Negara yang registrasinya cukup baik pun, statistic kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-kecil.
Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering terjadi di Negara sedang berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan juga terjadi di kelompok ibunya namun secara relatif kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar. Kedua, dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak, khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga CWR selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang seharusnya. Ketiga, tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.
Dimana hal inilah yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel lainnya seperti PDRB perkapita, Angka Harapan Hidup, Indeks Tingkat Pendidikan, Wanita berumur 15-49 tahun yang menggunakan Alat Kontrasepsi dan Tingkat Urbanisasi dapat mempengaruhi tingkat fertilitas di Indonesia.
3.6. Kaitan Keperawatan Konunitas dengan Fertilitas
a. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization) 1974, komunitas sebagai kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
American Nurses Association (ANA)(1973) keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.
b. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuannya adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (Direct Care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General Community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2) Menerapkan masalah kesehatan dan meprioritaskan masalah tersebut.
3) Merumuskan serta memecahkan.
4) Menanggulai maslah kesehatan yang mereka hadapi.
Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (Self Care).
c. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasarannya aadalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
2) Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karrena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.
3) Masyarakat
Sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan, seperti: Ibu hamil, Bayi baru lahir, Anak Balita, Usia Lansia atau usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain: kasus penyakit kelamin, TBC, Kusta dan lain-lain.
d.Upaya Mengendalikan Fertilitas Keperawatan Komunitas
• Program Keluarga Berencana (KB)
– Melalui pemakaian alat kontrasepsi oleh pasangan usia subur.
– Cara kontrasepsi yang termasuk di dalamnya adalah IUD, pil hormon, suntikan hormon, kondom, dan sterilisasi.
• Pendidikan Kesehatan Bagi Ibu dan Bayi
• Metode diskusi kelompok dengan fasilisator pada peningkatan pengetahuan, sikap, motivasi dan remaja tentang perilaku seks pranikah
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Fertilitas dalam demografi adalah reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dalam fertilitas terdapat berbagai cara penghitungan angka kelahiran, setiap cara pengukuran reproduksi manusia terdapat kelemahan dan kelebihannya.
Dalam fertilitas terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
a) Menurut Kingsley Davis & Judith Blake
Tiga tahap penting dari proses reproduksi adalah :
1. Tahap hubungan kelamin (intercourse)
2. Tahap konsepsi (conception)
3. Tahap kehamilan (gestation)
b) Menurut Ronald Freedman
‘intermediet variable’ sangat erat hubungannya dengan norma-norma sosial/masyarakat.
c) Menurut H. Leibenstein
dilihat dari 2 segi yaitu segi kegunaannya (utility) dan biaya ( cost).
d) Menurut Gary Becker
Ia menganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lama ( durable goods).
Penduduk merupakan salah satu sasaran dalam keperawatan komunitas. Sehingga diberlakukannya sensus kesehatan yang salah satu kategori penilaian adalah fertilitas dan sasarannya adalah masyarakat demi mencari suatu acuan kerangka kesehatan demi pembangunan Indonesia sehat 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Demografi FE UI. 2000. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta
Dulfikry,Irsya.2009.Makalah demografi fertilisasi di Kecamatan Tanjung
Raya(online) ( http://irsyadulfikry.wordpress.com/2009/06/17/makalah-demografifertilitas-di-kecamatan-tanjung-raya-2006/ diakses 22 November 2011)
Ratnasari, Dian.2010. Pengertian Fertilitas Kelahiran(online)
( http://nadevadira.blogspot.com/2010/05/fertilitas-kelahiran-pengertian.html diakses tanggal 22 November 2011)
http://isjd.pdii.lipi.go.id/
LAMPIRAN
MAKALAH DEMOGRAFI FERTILISASI DI KECAMATAN TANJUNG RAYA 2006
Di posting Juni 17, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fertilitas merupakan kajian yang menarik untuk di bahas, karena dari fertilitas inilah pemerintah dapat menentukan tindakan pembangunan untuk masa yang akan datang. Pemakalah begitu tertarik untuk menyajikan fertilitas di Kecamatan Tanjung Raya karena Pemakalah sendiri berasal dari Kecamatan Tanjung Raya.
Kecamatan Tanjung Raya merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Kecamatan Tanjung Raya terdapat di sekeliling Danau Maninjau. Berikut ini adalah keterangan mengenai Kecamatan Tanjung Raya :
- Letak Astronomis : 100º05’ BT – 100º16’ BT dan 0º12’ LS – 0º25’ LS
- Batas Wilayah :
- Sebelah Utara : Kec. Palembayan
- Sebelah Timur : Kab. Padang Pariaman
- Sebelah Selatan : Kec. Lubuk Basung dan Kab. Padang Pariaman
- Sebelah Barat : Kec. Matur dan Kec. IV Koto
- Ketinggian dari Permukaan Laut : 471 m
- Luas Kecamatan : 150,76 Km2
- Luas Danau : 9950 Ha
Fertilitas merupakan kemempuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk ( actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.
Pemakalah ingin menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan fertilitas di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan data – data yang di dapat di BPS, buku di Perpustakaan dan sumber-sumber lainnya. Maka pemakalah mengangkatnya dalam makalah yang berjudul “Fertilitas di Kecamatan Tanjung Raya Tahun 2006”.
- Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah : Bagaimana fertilitas di Kecamatan Tanjung Raya tahun 2006 dan hal-hal yang berhubungan dengan fertilitas tersebut.
- 2. Batasan Masalah
- Pengertian Fertilitas,
- Hal-hal yang berhubungan dengan fertilitas.
- Jumlah Penduduk dan Data Fertilitas.
- Parameter Fertilitas.
- Tujuan Penulisan
a. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
b. Sebagai tugas untuk memenuhi salah satu syarat lulus mata kuliah Demografi.
c. Menambah kemampuan bagi pemakalah dalam menulis makalah.
- Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah : Studi Pustaka Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.Serta berdasarkan data sekunder dari BPS dan sumber – sumber lainnya yang menunjang.
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian Fertilitas
Fertilitas merupakan kemempuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk ( actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.
Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup kendatipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Pengertian ini agar dibedakan dengan kesuburan (fecundity) yang menyatakan kemampuan secara fisiologis untuk melahirkan. Jadi kesuburan menyatakan potensi, amat sulit ditentukan, sedangkan fertilitas mengenai kelahiran sesungguhnya seperti yang diukur dalam statistik kelahiran.
- B. Istilah yang Berkaitan dengan Fertilitas
- 1. Fekunditas (fecundity)
Fekunditas menyangkut kemampuan bilogis perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup atau lawan kata sterilisasi.
- 2. Lahir Hidup (live birth)
Suatu kelahiran bayi menunjukan tanda-tanda kehidupan. Seperti bernafas, denyut nadi, menangis, tanpa memperhitungkan lamanya dalam kandungan.
- 3. Lahir Mati (still birth)
Kelahiran seorang bayi dengan umur kandungan paling sedikit 28 minggu (7 bulan), tanpa tanda-tanda kehidupan.
- 4. Abortus
Kematian janin dengan umur kandungan kurang dari 28 minggu.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat kelahiran
- Kebijakan pro-natalis dan anti-natalis dari pemerintah
- Tingkat aborsi
- Struktur usia-jenis kelamin yang ada
- Kepercayaan sosial dan religius – terutama berhubungan dengan kontrasepsi
- Tingkat buta aksara pada wanita
- Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada teorinya ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu untuk membiayai lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi dapat menurunkan tingkat kelahiran)
- Tingkat kemiskinan – anak-anak dapat dijadikan sumber ekonomi pada negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang (tenaga kerja anak)
- Angka Kematian Bayi – sebuah keluarga dapat mempunyai lebih banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality Rate / IMR) tinggi.
- Urbanisasi
- Homoseksualitas – pria dan wanita homoseksual hampir seluruhnya tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran tiap tahunnya.
- Usia pernikahan
- Tersedianya pensiun
- Konflik
- D. Gambaran Jumlah Penduduk dan Data Fertilitas
1. Jumlah Penduduk Menurut Kenagarian
No. |
Nagari |
Laki – laki |
Perempuan |
Jumlah |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. |
Tanjung Sani Sungai Batang Maninjau Bayur Duo Ko5fto Paninjauan Koto Kaciak Koto gadang Koto Malintang |
2.044 1.903 1.116 2.522 1.227 1.212 1.825 934 1.443 |
2.930 2.166 1.156 1.068 1.371 1.415 1.818 1.110 1.573 |
4.974 4.096 2.272 3.590 2.598 2.627 3.643 2.044 3.016 |
|
Jumlah |
14.226 |
14.607 |
28.833 |
2. Jumlah Penduduk Menurut Umur
No. |
Golongan Umur |
Laki-laki |
perempuan |
Jumlah |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. |
0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 + |
1.651 1.673 1.768 1.564 943 885 838 885 850 760 546 450 471 356 314 272 |
1.489 1.518 1.592 1.565 992 955 877 941 868 775 559 534 574 474 441 453 |
3.140 3.191 3.360 3.129 1.935 1.840 1.715 1.826 1.718 1.535 1.105 984 1.045 830 755 752 |
|
Jumlah |
14.226 |
14.607 |
28.833 |
3. Jumlah Kelahiran dan Kematian Serta Kematian Ibu Waktu Melahirkan.
No. |
Jenis Kejadian |
Jumlah |
1. 2. 3. |
Bayi Lahir Hidup Bayi Lahir Meninggal Kematian Ibu Melahirkan |
456 5 - |
- E. Parameter Fertilitas
- Angka Fertilitas Kasar / Crude Birth Rate (CBR)
Tingkat kelahiran bayi tanpa melihat golongan dan umur.
- Angka Fertilitas Umum / General Fertility Rate (GFR)
General fertility rate (GFR) – mengukur angka kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 – 45 tahun.
- Rasio Anak Terhadap Perempuan Usia Subur / Child Woman Ratio (CWR)
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Fertilitas merupakan kemempuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk ( actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.
Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup kendatipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Pengertian ini agar dibedakan dengan kesuburan (fecundity) yang menyatakan kemampuan secara fisiologis untuk melahirkan. Jadi kesuburan menyatakan potensi, amat sulit ditentukan, sedangkan fertilitas mengenai kelahiran sesungguhnya seperti yang diukur dalam statistik kelahiran.
- B. Saran
- Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil intisari atau pelajaran dari makalah ini.
- Diharapkan kepada penulis supaya lebih rajin lagi dalam membuat makalah.
- kepada dosen dan pembaca memberikan kritik dan saran terhadap makalah ini.
Sekian, Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Suasti, Yurni. 2006. Hand Out Mata Kuliah Demografi. Padang: UNP.
Sembiring, BK. 1985. Demografi. Jakarta: FPS IKIP Jakarta.
Barclay, George W. Teknik Analisa Kependudukan. Jakarta: Bina Aksara.
BPS. 2006. Kabupaten Agam Dalam Angka 2006. Padang: BPS.
Berikut ini adalah keterangan dari jurnal yang di dapatkan dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/
Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah
Pengarang : Rafidah; Ova Emilia; Budi Wahyuni
Sumber : Berita kedokteran masyarakat
Penerbit : Universitas Gajah Mada. Fakultas Kedokteran
Kode Panggil : 610.5 Ber km
Tahun Terbit Artikel: 2009
Volume : 25
No : 2
Halaman : 51-58
Kata Kunci : Teenage marriage; Poverty; Economic aspects; Educational aspects; Purworejo, Kabupaten
Judul : Hubungan antara akses KB dengan pemilihan kontrasepsi hormonal dan non hormonal di Kabupaten Purworejo
Pengarang : Sri Panuntun; Siswanto Agus Wilopo; Lina Kurniawati
Sumber : Berita kedokteran masyarakat
Penerbit : Universitas Gajah Mada. Fakultas Kedokteran
Kode Panggil : 610.5 Ber km
Tahun Terbit Artikel: 2009
Volume : 25
No : 2
Halaman : 88-95
Kata Kunci : Family planning programs; Hormon receptors; Contraceptive drugs; Purworejo, Kabupaten
Judul : Efektivitas metode diskusi kelompok dengan dan tanpa fasilitator pada peningkatan pengetahuan, sikap dan motivasi remaja tentang perilaku seks pranikah
Pengarang :
Sumber : Berita kedokteran masyarakat
Penerbit : Universitas Gajah Mada. Fakultas Kedokteran
Kode Panggil : 610.5 Ber km
Tahun Terbit Artikel: 2009
Volume : 25
No : 3
Halaman : 133-141
Kata Kunci : Premarital sexual behavior; Youth; Reproductive health; Knowledge; Group discussion
EmoticonEmoticon