Look at this

Sabtu, 21 Juli 2018

MAKALAH TENTANG PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 1995). Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.

Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem/perangkat tekonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek.

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan yang lebih canggih dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkualitas.

Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan, termasuk dalam dokumentasi proses keperawatan. Dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Bahkan dalam perkembangannya, komputer bukan hanya membantu dalam dokumentasi proses keperawatan, tapi pemanfaatannya sampai pada kepentingan manajemen rumah sakit, dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan

2. Untuk mengetahui tujuan dokumentasi keperawatan

3. Untuk mengetahui contoh pendokumentasi asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan usia sekolah.

BAB II

ISI

II.1 Pengertian Dokumentasi Keperawatan

Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang . Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991).

II.2 Tujuan Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah prasyarat dalam melaksanakan perawatan yang baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan professional. Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan disiplin ilmu lain untuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan pasien (Brunt/Serangan et al. 1999 dalam Gapko dawn yang diakses dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/ ).

Dokumentasi keperawatan yang akurat dan lengkap telah sesuatu yang penting ketika berhadapan dengan pembayaran dan kwalitas pelayanan. Griffiths dan Hutchings (1999 dalam Gapko dawn yang diakses dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/)), menuliskan bahwa perawat merasakan bahwa dokumentasi tertulis mereka tidak dihargai. termasuk komunikasi verbal dengan profesi lain. karena komunikasi lisan yang tidak tertulis pada dokumentasi juga tidak dibayar. Alasan yang lain terhadap pentingnya dokumentasi ilmu perawatan yang akurat dan lengkap adalah berkaitan dengan urusan pengadilan.

II.3 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN KELUARGA

Pengkajian dilakukan pada hari senin, 15 September 2015 di rumah keluarga TN. D pukul 10.00 WIB

1. DATA UMUM

a. Nama KK : Tn D

b. Umur :30 tahun

c. Alamat : RT 01/RW06 Kelurahan Raya

d. Pekerjaan : Sopir Truk

e. Pendidikan : SMP

f. Komposisi Keluarga

No

Nama

Jenis Kelamin

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Status Kesehatan

1

Ny. S

P

25

SMP

Pekerja rumah tangga

Sehat

2

An. R

P

7

SD

-

Status imunisasi lengkap:

  • BCG
  • DPT
  • POLIO

· CAMPAK

· HEPATITIS B

g. Genogram




Keterangan:

/ : Meninggal

: Perempuan

: Laki-laki

: Tinggal serumah

h. Tipe Keluarga : Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anaknya

i. Kewarganegaraan : Indonesia

j. Suku Bangsa : Jawa dan Komering

Tn. D berasal dari Jawa dan istrinya (Ny. S) berasal dari komering

k. Agama : Islam

Tidak ada perbedaan agama di dalam keluarga Tn. D, setiap hari selalu menjalankan ibadah sholat

l. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan keluarga 1.800.000 per bulan yang diperoleh dari hasil kerja Tn. D sebagai sopir truk 1.500.000 dan hasil kerja Ny. S sebagai pekerja rumah tangga 300.000 perbulan. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari tapi tidak bisa menyisihkan untuk ditabung.

m. Aktivitas Reakreasi Keluarga

Kegiatan berkumpul dengan keluarga biasanya di waktu malam hari keluarga menghabiskan waktu dengan menonton televisi. An.R juga sering diajak oleh ibunya (Ny.S) bermain di luar rumah dengan anak tetangga yang sebaya dengannya. Sesekali keluarga menyempatkan diri untuk mengunjungi sanak keluarga di tempat lain

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:

Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugas perkembangan yang harusnya dipenuhi:

· Menyosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

· Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

· Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. Namun, tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini adalah: merencanakan kegiatan dan waktu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga Tn. D belum mempunyai rencana untuk mengajarkan An. R untuk menyosialisasikan anak-anak yaitu meningkatkan prestasi sekolah dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik An. R untuk pertumbuhan anak.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti:

Tn. D tidak mempunyai keluhan apa-apa tentang kesehatannya, begitu juga dengan Ny. S. Sedangkan An. R sejak pagi buang-buang air sudah 5 kali dalam sehari dengan konsistensi cair, agak berlendir dan sedikit berbusa. Berat badan An.R 12 kg. Pada saat perawat berkunjung ke rumah, An. R tampak lesu, namun masih bias bergerak aktif secara mandiri. Ibu mengatakan bahwa ia hanya meminumkan rebusan daun jambu biji dan the pahit pada An. R namun hanya sedikit yang dapat diminumnya. Sampai sekarang belum ada perubahan kondisi An. R.

d. Riwayat Kesehatan keluarga sebelumnya:

Tn. A mengaku tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit keturunan, Ibu dan Bapak Tn. A masih sehat dan mampu beraktivitas. Begitu juga dengan Ny. A, menyatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan maupun penyakit menular.

3. KEADAAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah:

Rumah Tn. D berukuran 4 x 12 m². Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Rumah sewa per tahun, semi permanent, lantai dari semen, 2 ventilasi dan 1 jendela kaca. Didalam rumah pencahayaan dari luar kurang karena tidak ada jendela yang bisa dibuka. Jadi ruangan tampak gelap dan pengap. Air yang digunakan untuk minum dan mandi sehari hari adalah air sumur. Terdapat 2 pohon dan tanaman kecil kecil di halaman kecil depan rumah.

Denah Rumah


R. Tamu : tampak rapi teridiri dari kursi, televisi.

R. Tidur : tampak rapi dengan kasur dan lemari

R. Dapur : Lantai dapur tampak bersih, alat-alat rumah tangga tersusun rapi

Kamar Mandi : Kamar mandi terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC, keadaan air didalam bak mandi tampak bersih, namun lantai terasa licin.

Jendela : Jendela dirumah hanya ada 1, ventilasi kurang dan jendela terbuat dari kaca sehingga tidak bisa dibuka.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:

Keluarga Tn. D berada pada lingkungan yang mayoritas bermata pencaharian pedagang, di samping ada juga yang berprofesi sebagai buruh dan PNS. Keluarga Tn. D jarang mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungannya seperti musyawarah desa dikarenakan pekerjaannya yang banyak menyita waktu, namun Ny. S sering mengikuti kegiatan tersebut.

c. Mobilitas keluarga:

Keluarga tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Tn. D setiap kali narik TRUK biasanya sampai beberapa minggu bahkan sampai satu bulan lebih baru pulang.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Komunikasi dengan tetangga sekitar baik, keluarga Tn. D belum pernah cekcok dengan tetangganya.

e. Sistem pendukung keluarga

Yang merawat An. R adalah ibunya sendiri yaitu Ny. S. Jarak rumah ke Puskesmas lebih kurang 1 km.

4. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan musyawarah untuk menyelesaikan masalah anaknya. Namun yang mengambil keputusan akhir biasanya Tn. D.

b. Struktur peran keluarga

Tn. D merasa sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya dengan cara mencari nafkah. Ny. R berperan sebagai isteri yang mengurus rumah tangga dan anaknya.

c. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya.

5. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afeksi

Ny. S selaku isteri selalu menuruti apa kata suaminya. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap dilakukan oleh keluarga.

b. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Pemanfaatan sarana kesehatan saat ini masih kurang karena ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan ketidakmauan keluarga untuk mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.

d. Fungsi Reproduksi

Keluarga menyatakan masih ingin punya anak lagi sekitar 1 tahun mendatang. Ny. S saat ini mengikuti program KB dengan pil. Menurut pengakuan Ny. S hubungan suami-isteri berjalan sangat baik.

e. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang diperoleh sekarang dirasakan mencukupi.

6. STRES DAN KOPING KELUARGA

a. Stresor jangka pendek dan panjang

Untuk saat ini keluarga Tn. Dbelum memeriksakan ke puskesmas karena dianggap belum terlalu parah, tetapi keluarga Tn. D mengatakan khawatir kalau penyakit An. R tidak sembuh sembuh.Karena diare sering terjadi pada An. R anaknya.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Keluarga Tn. D menyadari bahwa An. R diare, untuk itu Keluarga Meminumkan rebusan daun jambu biji dan the pahit pada An.R.

c. Strategi koping yang digunakan

Cara menghadapi masalah adalah musyawarah bersama anggota keluarga.

7. PEMERIKSAAN FISIK

Px. Fisik

Tn. D

Ny. S

An. R

TD

130/80 mmHg

120/80 mmHg

-

Nadi

80x/mnt

82x/mnt

97x/mnt

Suhu

36ºC

36,5 ºC

37,5 ºC

Kepala

Mesocepal, rambut bersih, warna hitam

Mesocepal, rambut bersih, warna hitam

Mesocepal, rambut bersih, warna hitam

Mata

Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung

Bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung

Bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung

Bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga

Bersih, simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Bersih, simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Bersih, simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Mulut

Bersih, simetris, mukosa bibir lembab

Bersih, simetris, mukosa bibir lembab

Bersih, simetris, mukosa bibir kering

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Dada

Paru-paru

Tidak diperiksa

Tidak diperiksa

Pergerakan paru simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Auskultasi paru vesikuler

Jantung

Tidak diperiksa

Tidak diperiksa

Ictus cordis tidak tampak, bunyi jantung I,II normal

Abdomen

Tidak diperiksa

Tidak diperiksa

Datar, simetris, ada nyeri tekan

Ekstrimitas

Tidak diperiksa

Tidak diperiksa

Tidak ada varises, tidak ada udema

Genitalia

Tidak diperiksa

Tidak diperiksa

Bersih, jenis kelamin perempuan





8. HARAPAN KELUARGA

Ny. S mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya yang sering mengalami diare. Ny. S berharap dengan adanya kunjungan perawat dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang keluarga Tn. D alami. Tn D mengatakan bahwa meskipun bekerja meninggalkan istri dan anaknya, Tn D ingin keadaan keluarganya sehat, terutama anaknya An R. Tn D mengatakan bahwa setelah adanya kunjungan dari perawat, An R tidak mengalami diare lagi.

B. ANALISA DATA

No

Data

Problem

Etiologi

1

Ds : DS:

- Ny. S mengatakan bahwa An. R BAB cair 5x sejak pagi dengan konsistensi cair,agak berlendir dan berbusa.

- Keluarga mengatakan kalau anaknya belum dibawa ke puskesmas

- Keluarga mengatakan An. R hanya di beri rebusan daun jambudan the pahit

DO :

- An. R tampak pucat, lesu dan lemah

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. R

Ketidak mampuan keluarga Tn. D dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Ketidak mampuan keluarga Tn. D dalam memelihara kondisi lingkungan yang sehat

2

DS:

Ny. S mengatakan An. R jarang makan di rumah

An. R mengatakan sering jajan di kantin seperti sosis, bakso goreng, dll

DO:

  • An. R tampak kurus
  • BB 16 kg
  • TB 98 cm
  • Rambut agak kemerahan

Resiko kekurangangizi

C. SKORING

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. Ddalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.

Kriteria

Skor

Bobot

Nilai

Pembenaran

. Sifat masalah

3/3

1

1

Aktual

. Kemungkinan masalah untuk diubah

2/2

2

2

Keluarga mampu memberikan tindakan dini untuk menurunkan masalah diare pada An. R

3. Potensi masalah untuk dicegah

3/3

1

1

Masalah dapat dicegah karena kebutuhan cairan dapat dicegah dengan cara minum air yang banyak serta memberikan oralit sederhana

Menonjolnya masalah

2/2

1

1

Keluarga dan pasien menyadari akan pentingnya kesehatan

Jumlah

5


2. Resiko kekurangan gizi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengenal masalah

Kriteria

Skor

Bobot

Nilai

Pembenaran

1. Sifat masalah

2/2

1

1

Seringnya jajan dan jarangnya makan makanan rumah dapat menyebabkan kekurangan gizi dan menghambat pertumbuhan anak

Kemungkinan masalah untuk diubah

½

2

1

Sulitnya mengubah kebiasaan anak untuk tidak jajan sembarangan disekolah karena kurangnya perhatian orangtua

3. Potensi masalah untuk dicegah

2/3

1

2/3

Masalah dapat dicegah bila keluarga dapat bekerjasama untuk menemukan ide dan cara memenuhi kebutuhan nutrisi dan mememodifikasi makanan yang dimasak untuk meningkatkan keinginanan makan di rumah

Menonjolnya masalah

0

1

0

Keluarga tidak menyadari bahwa anaknya dapat beresiko kekurangan gizi

Jumlah

2 2/3


D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengambil keputusan.

2. Resiko kekurangan gizi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengenal masalah

E. RENCANA KEPERAWATAN

No

DiagnosaKeperawatan

Perencanaan

Tujuan (NOC)

Intervensi (NIC)

1.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. A dalam mengambil keputusan.

DS:

· Ibu klien mengatakan klien BAB sudah 5 kali dalamsehari

· Ibu klien mengatakan BAB nya cair dan sedikit ada lender dan berbusa

DO:

  • An R tampak lesu
  • Nadi 97 x/m
  • Suhu 37,5 0C

Hasil/NOC

Kekurangan volume cairanakanteratasi

Kriteria hasil

Dibuktikan dengan:

· Memiliki konsentrasi urine yang normal (kuningpucat)

· Tidak mengalami haus yang tidak normal

· Menampilkan membrane mukosa hidrasi yg baik (membrane mukosa lembab, mampu berkeringat)

· Memiliki keseimbangan asupan dan pengeluaran yg seimbang dlm 24 jam

ManajemenCairan

Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat ada cairan yang abnormal atau yang tidak diharapkan

Pemantauancairan

Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan

Manajemen cairan/elektrolit

Mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar cairan dan elektrolit

Manajemen hipovolemia

Mengembangkan volume cairan intravaskuler pada pasien yang mengalami penurunan volume cairan

2.

Resiko kekurangan gizi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengenal masalah

DS:

· Ny. S mengatakan An. R jarang makan di rumah

· An. R mengatakan sering jajan di kantinseperti sosis, bakso goring, dll

DO:

  • An. R tampak kurus
  • BB 16 kg
  • TB 98 cm
  • Rambut agak kemerahan

Hasil/NOC

Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolic

Kriteriahasil

· Berat badan dan masa tubuh bertambah berdasarkan usia

· Klien menjelaskan komponen diet bergizi adekuat

· Klien mengungkapkan tekad untuk memenuhi diet

Manajemennutrisi

Membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang

Terapi nutrisi

Pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolic pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi

Bantuan menaikkan berat badan

Memfasilitasi pencapaian kenaikan berat badan

Bantuan perawatan-diri makan

Membantu individu untuk makan

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No

DiagnosaKeperawatan

Implementasi

Evaluasi

1

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. A dalam mengambil keputusan.

DS:

· Ibu klien mengatakan klien BAB sudah 5 kali dalam sehari

· Ibu klien mengatakan BAB nya cair dan sedikit ada lender dan berbusa

DO:

  • An R tampak lesu
  • Nadi 97 x/m
  • Suhu 37,5 0C

17 September 2015

Pukul 08.00 WIB

· Mengajarkan member asuhan keperawatan pada An R asuhan keluarga tentang cara memantau asupan dan pengeluaran, misalnya dengan dalam pispot/urinal

· Mengajarkan mengenal tanda komplikasi kekuarangan volume cairan dan kapan harus menghubungi dokter atau ambulance darurat, misalnya klien tidak mau minum dan turgor kulit positif dan sangat jelek

· Menghitung jumlah kebutuhan cairan harian anak berdasarkan berat badan dan kehilangan cairan yang harus segera diganti

· Menawarkan kepada anak, atau mengajarkan keluarga memberikan cairan yang disukai anak, misal susu, gelatin, eskrim.

· Membuat permaianan minum sambil mengajarkan kepada keluarga, untuk menarik perhatian anak agar minum lebih banyak.

18 September 2015

Pukul 16.00 WIB

S:

· Ibu An. R mengatakan anaknya sudah tidak lagi diare

· Ibu an R mengatakan anaknya sudah bisa sekolah hari ini

O:

  • Klien tampak aktif
  • Nadi 60 x/m
  • Suhu 36,5 0C

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dihentikan

2.

Resiko kekurangan gizi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. Ddalam memeliharakondisilingkungan yang sehat

DO:

· Ny. S mengatakan An. R jarang makan di rumah

· An. R mengatakanseringjajan di kantinsepertisosis, bakso goring, dll

DO:

  • An. R tampak kurus
  • BB 16 kg
  • TB 98 cm
  • Rambut agak kemerahan

17 september 2015

Pukul 13.00 WIB

· Menjelaskan kepada keluarga dan klien tentang pentingnya memilih kudapan yang sehat (mis; buah-buahan sayuran, keju, telurrebus,dll) bukanmakananygtinggigula, garam, lemak (mis; keripik, gulali, permen)

· Mengajarkan ibu memberikan makanan dalam porsi sedikit, tapi sering dengan makanan yang bervariasi.

· Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara/metode untuk perencanaan makan, (jadwal, jenis makanan)

· Mengajarkan kepada ibu tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal

· Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya, dengan memodifikasi makanan, dengan permaianan, dll.

18 september 2015

Pukul 16.00 WIB

S:

· Ibu klien mengatakan anaknya mulai menyukai makanan yang dimasak sesuai yang diajarkan dengan menghabiskan porsi yang disiapkan

· An. R mengatakan masakan ibunya lebih enak dari biasanya, dan klien menyukainya

O:

  • Klienmasihtampakkurus
  • BB 12 kg

A:

Masalahteratasi

P:

Intervensi dihentikan

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang baik pengembangan riset

keperawatan juga akan optimal.

III.2 SARAN

Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang diantaranya :

· Dalam melakukan Asuhan Keperawatan, Perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keluarga dengan anak usia sekolah, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan keluarga.

· Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu memahami tentang masalah yang sedang dialami/ terjadi pada anak usia sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Cornelia,et all (2007). Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on the Quality of Nursing Documentation , diakses pada tanggal 18 maret2008.dari http://www.ingentaconnect.com/content/klu/joms/2007/00000031/00000004/00009065

Fisbach T.F., (1991). Documentating care: the communication, the nursing process snd documentation standards, F.A, Davis Comp. Philadelphia

Gapko dawn, I mproving Nursing Documentation in a Computer-based Inpatient Hospital Setting, diakses pada tanggal 18 Maret 2008.dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/ojni/dm/52/article7.htm l

Gurley L , Advantages and Disadvantages of the Electronic Medical Record, diakses pada tanggal 13 Maret 2008 dari http://www.aameda.org/memberservices/Exec/Articles/ 38

Kozier, et al., (1995). Fundamentals of nursing: concepts process and practice, fourth edition, Addison Wesley, California

Jasun. ( 2006). Aplikasi proses keperawatan dengan pendekatan , Nanda NIC, NOC dalam sistem informasi manajemen keperawatan . Disampaikan pada seminar di RSU Banyumas.Baturaden,11 Desember 2006

Sitorus, R. (2004). Konsep proses keperawatan Menggunakan Nanda,NIC dan NOC. Disampaikan pada seminar keperawatan di RSU Banyumas, Batu raden 11 Desember 2006

Ting Ting Lee, 2007, Nurses' Experiences Using a Nursing Information System: Early Stage of Technology Implementation. diakses tanggal 13 Maret 2008).dari http://harnawatiaj.wordpress.com

Potter Patricia.(2005). Buku Ajar Fundamental keperawatan. EGC:Jakarta


EmoticonEmoticon

About