Look at this

Minggu, 18 Maret 2018

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan Cedera pada Pasien Resiko Jatuh

Standar Operasional Prosedur (SOP)
JUDUL :
Pencegahan Cedera pada Pasien Resiko Jatuh
Tanggal Terbit Disahkan oleh
Ka. Prodi PSIK
Pengertian Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2014).
Standar operasional prosedur pencegahan cedera pada pasien dengan resiko jatuh adalah prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi ulang serta mengambil tindakan pada pasien yang mempunyai resiko jatuh di bangsal rawat inap.
Tujuan Untuk meminimalisasi kejadian cedera akibat pasien jatuh di bangsal rawat inap Rumah Sakit.
Indikasi Pasien rawat inap dengan indikasi resiko jatuh.
Alat Pengaman 1. Walker
2. Tongkat (Cane)
3. Wedge (bantalan)
4. Dudukan toilet yang ditinggikan
5. Karpet / tikar anti-licin
6. Alarm tempat tidur
7. Lap buddy
8. Gait belt
9. Tempat tidur rendah / khusus
10. Gelang identifikasi resiko jatuh
*penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada pasien yang memang telah menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterapis.
Prosedur A. Prosedur Pencegahan Jatuh Untuk Semua Pasien
1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2. Posisikan bel panggilan, pispot dan pegangan tempat tidur berada dalam jangkauan
3. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak licin
4. Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien
5. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya 63,5 cm) dan pastikan roda terkunci
6. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi pegangan tempat tidur dianggap membatasi gerak ( mehanical restraint)
7. Menggunakan sandal anti licin
8. Pastikan pencahayaan adekuat
9. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
10. Bantu pasien ke kamar mandi jika diperlukan
11. Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi, antihipertensi, diuretic, benzodiazepine, dan sebagainya) konsultasikan dengan dokter atau petugas farmasi jika perlu
12. Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada pasien dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional
13. Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari
14. Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan
15. Gunakan peninggi tempat dudukan toilet, jika diperlukan
16. Penggunaan alat bantu (tongkat, penopang), jika perlu
17. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarganya
B. Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Resiko Sedang dan Tinggi
1. Langsung diterapkan pada saat pasien memasuki ruang perawatan
1) Berikan tanda didepan kamar pasien untuk identifikasi pasien resiko jatuh
2) Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat
3) Kunjungi pasien setiap jam oleh petugas medis dan lakukan pengawasan ketat
4) Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur rendah dan kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik
5) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam
6) Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan pencegahan pada pasien dan keluarga
7) Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa alas kaki dan alat bantu dari rumah (seperti tongkat, alat penopang)
8) Nilai kebutuhan akan fisioterapi
9) Nilai gaya berjalan pasien dan catat
10) Pastikan pasien menggunakan alat bantu yang sesuai
11) Kolaborasi dengan tim interdisiplin dalam merencakan program pencegahan jatuh
12) Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan dan berfungsi dengan baik
2. Berdasarkan kategori jatuh pasien, evaluasi penggunaan alat pengaman dengan mengacu pada Pedoman Penggunaan Alat Pengaman sesuai dengan kategori resiko jatuh
C. Prosedur Penggunaan Tempat Tidur Rendah (Khusus)
1. Pada pasien dengan resiko tinggi, tempat tidur harus berada pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh ditinggikan saat pemeriksaan medis, penanganan keperawatan, dan atau saat mentransfer.
2. Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering digunakan pasien untuk turun dari tempat tidur. Pegangan di sisi tempat tidur harus terpasang dengan baik. Catatan : panjang pegangan di sisi tempat tidur < panjang tempat tidur sehingga tidak dianggap sebagai pembatas gerak.
3. Pada pasien bukan resiko tinggi, pengaturan tinggi tempat tidur tidak boleh melebihi 63,5 cm.
D. Prosedur Mengecek Bed Pad Alarm (Dengan Menggunakan Tombol)
1. Hidupkan alarm
2. Cek dengan menekan tombol alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik)
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas
E. Prosedur Mengecek Pull String Alarm (Menggunakan Penarikan Tali)
1. Hidupkan Alarm
2. Tarik tali yang menggantung dari alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas
Dokumentasi 1. Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan menggunakan Asesmen Resiko Jatuh
2. Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan tinggi akan dilakukan pencatatan status jatuh pada bagian “Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-bagian ”Proteksi”.


EmoticonEmoticon

About