Look at this

Minggu, 24 Februari 2019

Makalah Fisiologi Keperawatan tentang Sistem Endokrin


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunanakandi dalam tubuh. Padaumumnya, sistemendokrinbekerjauntukmengendalikanberbagaifungsifisiologitubuh, antara lain aktivitas metabolism, pertumbuhan, reproduksi, regulasi, osmotic danregulasi ionic. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Kelenjartanpasaluranataukelenjarbuntudigolongkanbersamadibawahnama organ endokrin, sebabsekresi yang dibuattidakmeninggalkankelenjarmelaluisatusaluran, tetapilangusngmasukkedalamdarah yang beredar di dalamkelenjar. Kata “endokrin” berasaldaribahasaYunani yang berarti “sekresikedalam”; zataktifutamadarisekresi internal inidisebut hormone, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”.Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkutkekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehinggatimbul sekresi enzim.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apasaja organ yang termasuksistemendokrin?
2. Bagaimanacarakerja hormone endokrin?
3. Apaumpanbalik negative danpositifnya?
4. Apasaja hormone yang dihasilkankelenjarhipofisis?
5. Apafungsidari hormone hipofisis?

1.3 Tujuan

1. Mengetahuiapasaja organ yang termasuksistemendokrin
2. Memahamibagaimanacarakerja hormone endokrin
3. Memahamiumpanbalik negative danpositifnya
4. Mengetahuiapasaja hormone yang dihasilkankelenjarhipofisis
5. Mengetahuidanmemahamifungsidari hormone hipofisis

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Organ SistemEndokrin

Fungsi sistem endokrin antara lain:
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
1. Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin adalah organ yang menyintesis, menyimpan, dan menyekresi hormone ke dalam aliran darah. Terdapat banyak kelenjar endokrin di dalam tubuh, termasuk pancreas, tiroid, paratiroid, dan sebagaian sel usus dan kelenjar yang berfungsi sebagai organ target untuk hormon hipofisis.
2. Hipotalamus
Hipotalamus adalah area kecil otak yang terletak dibagian otak depan yang disebut diensefalon. Hipotalamus adalah organ syaraf dan organ endokrin. Hipotalamus berkaitan dengan mempertahankan homeostatis, yaitu mempertahankan lingkungan internal tubuh tetap konstan. Hipotalamus juga sangat penting dalam mengontrol perilaku dan memungkinkan respon yang tepat terhadap berbagai stimulus yang datang. Hipotalamus secara terus menurus menerima informasi dari sistem saraf pusta dan perifer mengenai suhu tubuh, nyeri, rasa nikmat, pemberikan makanan, rasa lapar, massa tubuh, dan status matebolik. Hipotalamus juga menerima input dari hormone lain dalam tubuh dan menerima ekstensi saraf dari area lain di otak.
Hipotalamus, secara berurutan, bersepon terhadap semua stimulus yang datang dengan mengirim tonjolan syaraf ke seluruh otak dan dengan menyintesis serta menyekresi hormonnya sendiri. Bada nsel saraf dihipotalamus ventral menyintesis beberapa hormone dan mengirimnya di tonjolan akson untuk di lepaskan kedalam darah dan sampai ke kelenjar hipopisis anterior. Badan sel saraf lain dihipotalamus menyintesis hormon yang dikirim ke bawah melalui tonjolan akson ke hipofisis posterior, tempan hormon tersebut disimpan sampai pada akhirnya dilepaskan kedalam aliran darah. Dua rute ini ketika hipotalamus mengontrol pelepasan hormone oleh hipofisis anterior dan posterior
3. Hipofisis anterior
Hipofisis anterior yang disebut juga adenohipofisis, terdiri atas jaringan nonsaraf. Hipofisis anterior secara anatomis terpisah dari hipotalamus tetapi secara fungsional berhubungan dengannya melalui suplai daranya. Hipofisis anterior menerima darah melalui drainase vena dari hipotalamus. Ketika darah yang mengalir dalam vena tiba-tiba masuk ke jaringan kapiler lain dan bukan mengalir kembali ke vena kava, sistem ini disebut sistem vena portal. Dengan demikian, hipotalamus dan hipofisis anterior dihubungkan oleh sistem aliran darah portal hipotalamus-hipofisis anterior. Karena telah digunakan oleh hipotalamus, darah dalam sistemi ni kurang mengandung oksigen, tetapi kaya akan pesan hormonal yang diberikan oleh hipotalamus ke dalam eminensia mediana. Dengan demikian, hipofisis anterior adalah organ target utama bagi hormone hipotalamus dan berespon terhadap hormon hipotalamus dengan melepaskan hormonnya sendiri.
4. Hipofisis posterior
Hipofisis posterior, yang juga disebut neurohipofisi, adalah jaringan saraf sejatio yang secara embriologi berasala dari hipotalamus. Pada hipofisis posterior terdapat tiga bagian eminensia mediana (kadang-kadang dianggap sebagai jaringan hipotalamus), tempat hipotalamus menyekresi anterior pituitary-releasing hormone, batang infundibular yang menghubungkan hipotalamus dengan hipofisis posterior dan prosesus infundibular yang merupakan ujung terminal hipofisis posterior.
Badan sel saraf di nucleus supraoptik dan paravemtrikel hipotalamus menyintesis dua hormon : hormone antidiuretic, yang juga disebut vasopressin, dan oksitosin. Hipotalamus mengirim kedua hormone ini di tonjolan akson melalui batang infundibular ke prosesus infundibular. Hormone tersebut disimpan disana sampai hipotalamus menstimulasinya untuk dilepaskan ke sirkulasi umum. Dengan demikian, hormone yang dilepaskan oleh hipofisis posterior berasal dari hipotalamus dan pelepasannya bergantung pada hipotalamus.
5. Kelenjar target
Kelompok ketiga kelenjar endokrin yang dibahas dalam bab ini terdiri atas kelenjar di luar otak yang berespon terhadap hormone hipofisis anterior dan posterior dengan pelepasan hormonnya sendiri. Kelenjar tersebut adalah organ target hormone hipofisis dan mencakup kelenjar tiroid, adrenal, dan testis sereta ovarium. Pankreas yang menyekresi insulin, juga merupakan kelenjar endokrin.

2.2 Cara KerjaHormon

2.2.1 Mekanisme kerja hormon pada tingkat sel

Mekanisme utama pada hormone dan molekul yang berkaitan dengan hormone tersebut menghasilkan efeknya melalui stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel dan menaktivasi gen yang terlibat melalui transkripsi (sintesis) dan translasi (rantai peptida).
1. Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protein).
Tidak dapat menembus sel sehingga bekerja pada permukaan sel dengan cara mengikat pada reseptor khas di sebelah luar membrane sel tersebut,merangsang enzim adenilat siklase dalam sel sehingga terbentuk adenosin mono phosphat (AMP) siklik.
Ada pengecualian pada insulin, prolaktin,dan Growth Hormone (GH), dimana mekanisme kerjanya tidak mengikuti pola diatas. Selanjutnya,AMP siklik dapat mengaktifkan kinase-kinase (enzim-enzim) protein tertentu di dalam sel untuk menginduksi serangkaian reaksi metabolik didalam sel sasaran.

2. Hormon yang molekulnya kecil (hormon steroid dan hormone tiroid).
Hormone ini mempunyai pengaruh terhadap spectrum jenis sel-sel sasarn yang lebih luas. Hormon steroid menembus membran sel yang berkaitan dengan reseptor protein khas sitoplasma. Ikatan kompleks steroid reseptor masuk kedalam inti sel dan berkaitan dengan kromatin yang mempengaruhi ekskresi gen sehingga terjadi perubahan pada kegiatan polimerasi Ribo Nucleic Acid (RNA) yang tergantung pada Deoxyribo Nucleic Acid (DNA). Akibatnya, terjadi kenaikan/penurunan kecepatan produksi RNA yang selanjutnya mempengaruhi produksi proteinyang khas.

2.2.2 Growth Hormone (GH)

Growth Hormone mempengaruhi berbagai metabolisme berikut.
1. Metabolisme protein. Merangsang pembentukan kolagen. Metabolisme elektrolit menahan N,P,Ca,K, dan Na dengan cara meningkatkan absorbs ion Ca diseluruh pencernaan serta menurunkan ekskresi ion Ca dan ion K melalui ginjal.
2. Metabolisme karbohidrat. Mempunyai efek meningkatkan pelepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan kepekaan sel terhadap insulin.
3. Metabolisme lemak. Menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam plasma darah. Gangguan sekresi GH.
a. Defisiensi GH, sebelum masa pubertas menyebabkan Darwinism (teori evolusi) yaitu kecil/abnormal, pertumbuhan yang tidak sesuai dengan umur. Pada orang dewasa tidak ada efeknya, hanya sedikit kehilangan protein.
b. Hipersekresi GH: tumor sel asidofil (jasad renik tumbuh dalam suasana asam). Pada usia sebelum pubertas menimbulkan gigantism (pertumbuhan abnormal) yaitu tinggi badan melebihi normal karena epifise tulang panjang belum menutup, sedangkan pada usia dewasa terjadi akromegali.

2.2.3 Gangguan Fungsi

1. Hipofungsi
a. Perubahan yang melibatkan defisiensi hormone GH,TSH, dan ACTH.
b. Gangguan pada hipotalamus.
2. Hiperfungsi
Biasanya disebabkan oleh tumor sel-sel adenohipofisis yang menyekresi.
a. Hipersekresi GH menimbulkan gigantisme/akromegali bergantung pada usia terjadinya hipersekresi,pembesaran alat visceral dan hipertropi jaringan bawah kulit. Kelebihan GH akan menyebabkan gejala Diabetes melitus (poliuria,polifagi,dan polidipsi)
b. Hipersekresi prolaktin. Pada wanita menimbulakan amenorhoe ,sedangkan pada laki-laki menimbulkan hipotensi.
c. Hipersekresi ACTH. Penyakit cousing dan hiperpigmentasi kulit.
2.2.4 Mekanisme Aksi Hormon


2.2.4.1 Sekresi endokrin.
Selendokrinmensekresihormon→ hormondialirkankedarah → ditangkapolehreseptorpadaselsasaran
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
• Neurosekresi.
Badanselsarafmensekresihormon→ melaluiaksonhormondialirkanmelaluialirandarah → hormonditangkapolehreseptorpadaselsasaran
• Neurotransmisi.
Badanselsarafmengeluarkansinyal → sehinggamempengaruhiselsasaranmelakukansesuatu
2.2.4.2 Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan membentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :

· Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
· Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
· Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
· Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.

2.2.5 Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)

Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.

2.3 UmpanBalikNegatifdanPositif

2.3.1 Sistem Feedback

Endokrin dapat menjaga/memonitor konsentrasi subtansi tertentu dalam tubuh, sehingga apabila terjadi penurunan akan melepaskan substansi (hormon) agar sel lain yang menyimpan substansi yang dibutuhkan tersebutmelepaskannya atau mencegah kehilangan dari tubuh. Respon dari rangsang hormon ini akan meningkatkan kadar tertentu kalium atau glukosa dalam darah, pengaturan osmoseluler atau glukoseluler kemudian menghentikan pelepasan messenger kimia. Peningkatan ini berfungsi sbg stimulus feedback negatif.
Pada Feedback positif saat terjadi kenaikan konsentrasi hormon yg menyebabkan kel lain melepaskan hormon kedua yg kmd akan merangsang utk peningkatan pengeluaran hormon pertama. Pada primata peningkatan estradiol (estrogen gonad) merangsang pelepasan hormon pituitary utk merangsang produksi estrogen ovarium.
Pada beberapa system feedback peningkatan satu hormon pada plasma akan merangsang pelepasan metabolit (glukosa) dari jaringan target. Penungkatan kadar metabolit dalam plasma kemudian akan merangsang pelepasan hormon kedua yang menghambat pelepasan metabolit dari jaringan target. Kadar metabolit yang rendah akan merangsang utk pelepasan hormon pertama.

2.3.2 U mpan Balik Negatif

Umpan balik negatif adalah mekanisme utama dalam sistem endokrin untuk mempertahankan homeostasis, pengaturan sekresi hormon. Sekresi dari hormon yang spesifik di-”on atau off”-kan oleh perubahan fisiologi yang spesifik. Hormon dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sekresinya sendiri melalui mekanisme down- regulation (penurunan jumlah reseptor hormon yang menyebabkan penurunan sensifitas pada hormon).

Regulasi hormon yang banyak dilakukan oleh umpan balik negatif. Dalam umpan balik negatif, hormon yang menyebabkan efek. Sel-sel yang membuat hormon mendeteksi efek ini. Setelah deteksi hormon, produksi berhenti.
Sebuah contoh yang baik dari umpan balik negatif adalah dengan, hormon insulin . Insulin diproduksi oleh pankreas . Insulin dilepaskan oleh pankreas dalam menanggapi konsumsi glukosa . Jumlah glukosa dalam darah meningkat dan pankreas mendeteksi peningkatan ini. Hal ini kemudian mengeluarkan insulin ke dalam darah. Insulin meningkatkan penyerapan glukosa dalam sel target. Beberapa glukosa digunakan oleh sel-sel tetapi beberapa juga diubah dan disimpan dalam bentuk glikogen . Glukosa penyerapan oleh sel mengurangi tingkat glukosa darah - penurunan ini terdeteksi oleh pankreas dan di respon, berhenti mensekresi insulin ke aliran darah. Seperti kadar insulin dalam penurunan darah, seperti halnya pengambilan glukosa oleh sel.
Ini umpan balik negatif karena itu membantu untuk mempertahankan tingkat glukosa darah normal dan mencegah perubahan ekstrim. Ada dua jenis utama dari hormon: steroid hormon - ini adalah non-polar dan tidak perlu reseptor. Yang lainnya adalah hormon peptida.
hormon peraturan Kontra. Kadang-kadang dua atau lebih hormon mengendalikan hal yang sama. Sebagai contoh, glukosa darah sangat penting untuk organisme. Jadi tidak dikontrol oleh hanya satu hormon. Hormon lain juga membuat tingkat glukosa naik atau turun. Jika kadar glukosa terlalu rendah, tubuh melepaskan hormon yang melakukan kebalikan dari insulin. Mereka tidak memberitahu sel-sel dalam tubuh untuk mengambil glukosa dari darah. Mereka memberitahu sel untuk menempatkan glukosa kembali ke darah. Semacam hormon yang bekerja kebalikan dari hormon-hormon lain yang disebut kontra-regulasi hormon. Kontra-regulasi hormon insulin glukagon dan epinefrin

2.3.3 Umpan Balik Positif

Hal yang paling penting dalam organisme disimpan dalam homeostasis dengan umpan balik negatif dan kontra-regulasi hormon. Namun beberapa hal dikendalikan dalam cara yang berbeda. Salah satu cara yang jarang adalah umpan balik positif. Dalam umpan balik negatif, efek hormon membuat kelenjar berhenti membuat hormon. Dalam umpan balik positif sebaliknya terjadi. Efek hormon memberitahu kelenjar hormon untuk membuat bahkan lebih.
Sebuah contoh dari umpan balik positif adalah hormon yang menyebabkan melahirkan Hormon yang menyebabkan ini adalah oksitosin (ketika bayi lahir.). Hormon ini dibuat oleh kelenjar hipofisis . Ketika bayi mulai keluar, itu meregangkan otot di leher rahim (bagian bawah rahim.) Saraf di leher rahim mengirim pesan ke hipofisis. Pesan ini membuat oksitosin rilis pituitari lebih. Oksitosin kemudian menyebabkan otot-otot rahim untuk berkontraksi, atau menekan. Hal ini menyebabkan lebih peregangan di leher rahim. Ini peregangan kemudian memberitahu pituitari untuk membuat oksitosin bahkan lebih. Jadi tingkat oksitosin terus meningkat sampai meremas atau kontraksi rahim kekuatan bayi keluar.

2.4 Hormon yang DihasilkanKelenjarHipofisis

2.4.1 FisiologiKelenjarHipofisis

Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, anteriopr dan posterior, dengan asal dan struktur yang berbeda.
1) Lobus Anterior
terdiri dari kolom sel-sel, yang bercabang tidak teratur dan dipisahkan oleh sinusoid tempat darah bersirkulasi. Tiga jenis sel yang dapat dibedakan dengan pewarnaan:
· Asidofil yang berwarna merah
· Basophil yang berwarna biru
· Kromofob yang tidak berwarna
Lobus anterior disebut juga “pemimpin” atau “kelenjar utama” system endokrin karena efek dari hormone ini pada kelenjar endokrin lainj. Tetapi aktivitasnya dikendalikan oleh factor kimia. Hormone ini disekresi di dalam hipotalamus dan mengalir ke dalam kelenjar hipofisis terutama di dalam kapiler infundibulum hypophysis.
a. Hormone pertumbuhan (GH): menyebabkan retensi nitrogen dalam tubuh dan sangat penting untuk pertumbuhan. GH disekresi pada orang dewasa, anak-anak dan remaja, dan memiliki efek pada metabolisme karbohidrat dan lemak dan sifat anti-insulin.
b. Thyroid-stimulating hormone (TSH): merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin dan tri-yodotironin. Produksi hormone ini oleh hipotalamus dan pelepasannya dari kelenjar dikendalikan oleh kadar tiroksin dalam darah.
c. Hormone adrenokortikotropik (ACTH): merangsang korteks kelenjar adrenal menghasilkan glukokortikoid. Sekresinya dikendalikan oleh jumlah kortisol dalam darah.
d. Hormone gonadotropik (gonadotropin): bekerja pada kelenjar seks. Pada pria, interstisial cell-stimulating hormone (ICSH) merangsang sel-sel interstisial testis untuk menghasilkan androgen. Pada wanita, (a) follicle-stimulating hormone (FSH) menyebabkan pematangan folikel ovarium tempat ovum berkembang, dan (b) luteinizing hormone (LH), yang sama dengan ICSH, berkombinasi dengan FSH untuk menyempurnakan pematangan folikel dan merangsang perkembangan korpus luteum. Pada titik krisis, FSH menghilang dan LH meningkat, terjadi ovulasi. Pematangan folikel menyekresi estrogen, dan setelah ovulasi, korpus luteum menyekresi estrogen dan progesterone. Estrogen, melalui mekanisme umpan balik, menhambat produksi FSH.
e. Prolactin: hormone ini diproduksi dalam kelenjar hipofisis dan tidak dalam hipotalamus, terlibat dalam stimulasi dfan mempertahankan laktasi payudara.
2) Lobus Posterior (neurohipofisis)
Sel – sel ini disebut pituisit, yang bekerja sebagai struktur penunjang bagi ujung-ujung saraf. Sekresi hormon berlangsung hampir normal. Hormon ini disintesis dalam badan sel, selanjutnya bergabung dengan protein pembawa untuk mencapai kelenjar yang membutuhkan. Kelenjar ini terletak pada nukleus supraoptik dan para ventrikuler hipotalamus selanjutnya dibawa ke kelenjar hipofisis posterior di dalam aksoplasma serat – serat neuron yang berjalan dari hipotalamus.
a. Hormon anti diuretik (ADH) : dibentukdalam nukleus supraoptik dan mengandung asam amino. Mekanisme kerja ADH adalah meningkatkan permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh dan mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh kemudian diabsorpsi secara osmosis.
b. Pengaturan produksi ADH : biula cairan ekstraseluler menjadi terlalu pekat, maka cairan ditarik dengan proses osmosis keluar dari sel osmoreseptor sehingga mengurangi ukuran sel dan menimbulkan sinyal saraf dalam hipotalamus untuk menyekresi ADH tambahan. Sebaliknya, bila cairan ekstraseluler terlalu encer, air bergerak melalui osmosis dengan arah berlawanan masuk ke dalam sel. Keadaan ini akan menurunkan sinyal saraf untuk menurunkan sekresi ADH.
c. Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ADH menjadi kuat adalah penurunan volunme darah. Keadaan ini terjadi secara hebat saat volume darah turun 15-25% dengan kecepatan sekresi meningkat 50x dari normal. Peranan penting dalam proses pembentukan laktasi adalah menyebabkan timbulnya pengiriman air susu dari alvioli ke duktus sehingga dapat diisap oleh bayi.

2.4.2 Hormon – hormon hipotalamus

Fungsi kelenjar hipofisis diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormon yang mengatur fungsi hipofisis dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat di dalam hipotalamus, sedangkan pengaturan hipofisis oleh susunan saraf pusat dilakukan melalui mekanisme humoral melalui pembuiluh darah.
Pemasokan darah pada kelenjar hipofisis dilakukan oleh arteri karotis interna cabang dari pembuluh darah linglkarean Willis dan arteri hipofisis yang membentuk suatu anyaman membentuk kumparan kapiler. Beberapa macam vena porta melewati tangkai hipofisis lobus anterior.

2.5 FungsiHormonHipofisis

Fungsi kelenjar hipofisis diatir oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormon yang mengatur fungsi hipofisis dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat di dalam hipotalamus, sedangkan pengaturan hipofisis dilakukan oleh susunan daraf pusat dilakukan melalui mekanisme humoral melalui pembuluh darah.
Pemasokan darah pada kelenjar hipofisis dilakukan oleh arteri karotis interna cabang dari pembuluh darah lingkaran Willis dan arteri hipofisis yang membentuk suatu anyaman membentuk kumparan kapiler. Beberapa macam vena porta melewati tangkai hipofisis lobus anterior.

2.5.1 Pengaturan sekresi hipotalamus

Hampir semua sekresi kelenjar hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus. Kecepatan sekresi berbagai hormon berbeda-beda. Berbagai hormon yang ada dalam darah dapat menghambat atau mempercepat rangsangan dari hipotalamus.
Bagian-bagian kelenjar hipofisis adalah sebagai berikut.
1. Kelenjar hipofisis anterior (adeno hipofisis)
Mengandung banyak jenis sel sekretorik, biasanya terdapat satu jenis sel setiap hormon utama yang dibentuk dalam kelenjar hipofisis. Jenis hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior adalah sebagai berikut.
a. Hormon Somatotropin (hormon pertumbuhan)
Berfungsi untuk:
· Meningkatkan kecepatan sintesis protein di seluruh tubuh.
· Meningkatkan metabolisme asam lemak dari jaringan adiposa.
· Menurunkan kecepatan pemakaian glukosa seluruh tubuh.
b. Hormon Kortikotropik atau Corticotropik Releasing Factor (CRF)
c. Hormon Tirotropin atau Thirotropin Releasing Factor (TRF)
Berfungsi untuk:
  • Merangsang sekresi TRH
· Mekanisme untuk dapat menghasilkan hormon dengan melakukan sintesis protein.
d. Hormon Gonadotropin atau Gonadotrophin Releasing Factor (GnRF)
Fungsi :
· Lutein Hormon : mengandung sekretori granules dan hormon stimulating untuk merangsang perkembangan folikel de Graf dalam ovarium dan membentuk spermatozoa pada testis untuk merangsang gametosis laki-laki.
· Folikel stimulatig hormon : mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium, memengaruhi lutenisasi pada wanita dna laki-laki disebut sebagai Interstisial Cel Stimulating Hormone (ICSH) yang memengaruhi produksi testosteron dalam testis.
· Prolaktin hormon (Luteo tropik Hormon) : memengaruhi langsung pada kelenjar-kelenjar susu di mamae mulai mempertahankan laktasi.
· Melanosit stimulating hormon (MSH) : memengaruhi melanosit dalam kulit.
2. Kelenjar hipofisis posterior (neurohipofisis)
a. Hormon anti diuretik (ADH)
Fungsi:
· Meningkatkan permeabilitas duktus untuk mereabsorpsi sebagian besar air yang disimpan dalam tubuh.
· Mempermudah difusi bebas air dari tubulus cairan tubuh kemudian diabsorpsi secara osmosis.

BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Organ sistem endokrin terdiri dari:
1. Kelenjar endokrin adalah organ yang menyintesis, menyimpan, dan menyekresi hormone ke dalam aliran darah.
2. Hipotalamus adalah area kecil otak yang terletak dibagian otak depan yang disebut diensefalon.
3.Hipofisis anterior yang disebut juga adenohipofisis, terdiri atas jaringan nonsaraf.
4. Hipofisis posterior, yang juga disebut neurohipofisi, adalah jaringan saraf sejatio yang secara embriologi berasala dari hipotalamus.
5. Kelenjar target
Mekanisme utama pada hormone dan molekul yang berkaitan dengan hormone tersebut menghasilkan efeknya melalui stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel dan menaktivasi gen yang terlibat melalui transkripsi (sintesis) dan translasi (rantai peptida).
Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Endokrin dapat menjaga/memonitor konsentrasi subtansi tertentu dalam tubuh, sehingga apabila terjadi penurunan akan melepaskan substansi (hormon) agar sel lain yang menyimpan substansi yang dibutuhkan tersebut melepaskannya atau mencegah kehilangan dari tubuh.

Daftar Pustaka

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC
Syaifuddin.2009.FisiologiTubuhManusia : untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika.
Gibson, John.2003 . Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat edisi 2.Jakarta:EGC


EmoticonEmoticon

About