Look at this

Sabtu, 21 Juli 2018

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LUMBAL FUNGSI

Tags


Standar Operasional Prosedur (SOP)

JUDUL

Lumbal Punctie (Lumbal Pungsi)

Tanggal terbit

Disahkan oleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Nip 19760220 200212 2 001

1

PENGERTIAN

Lumbal punctie (Lumbal pungsi) adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. (Kozier et al., 1995)

2

TUJUAN

1. Pemeriksaan cairan serebrospinalis,

2. Mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal,

3. Menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal,

4. Mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal,

5. Memberikan antibiotik intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi

3

INDIKASI

1. Meningitis

2. Ensefalitis

3. Abses otak

4. Perdarahan subarahnoid

5. Leukemia yang melibatkan susunan saraf pusat

6. Sklerosis multipel

7. Guillain-Barre Syndrome

8. Tumor medulla spinalis

9. Pemberian obat

10.Febris (Kaku kuduk) dengan kesadaran menurun (sebab tak jelas)

11. Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya.

12. Paresis atau paralisis termasuk paresis Nervus VI

11. 13. Ubun – ubun besar menonjol

4

KONTRA INDIKASI

1. Syock/renjatan

2. Infeksi local di sekitar daerah tempat pungsi lumbal

3. Peningkatan tekanan intracranial (oleh tumor, space occupying lesion,hidrosefalus)

4. Gangguan pembekuan darah yang belum diobati

5. Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi vertebra degeneratif. Hal ini akan sulit untuk penusukan jarum ke ruang interspinal

6.

5

PERSIAPAN PASIEN

1. Pastikan identitas klien

2. Kaji kondisi klien

3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan

4. Jaga privasi klien

5. Posisi klien

6

PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan steril

2. Duk luban

3. Kassa steril, kapas dan plester

4. Antiseptic: povidon iodine dan alcohol 70 %

5. Troleey

6. Baju steril

7. Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G.

8. Manometer spinal

9. Tempat penampung cairan serebrospinal steril x 3 (untuk bakteriologi, sitologi dan biokimia)

10. Kom

11. Bengkok

12. Bak steril

13. Tromol

14. Korentang

15. Jarum anastesi

16. Lidokain

7

CARA BEKERJA

Tahap Orientasi

1. Perawat memastikan tidak ada kontraindikasi missal infeksi kulit di lokasi pungsi

2. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)

3. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat

4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

5. Perawat meminta pasien untuk BAK sebelum tindakan lumbal pungsi

6. Pemberian informed consent

Tahap Kerja

1. Turunkan pakaian bawah sampai tidak menutupi daerah lumbal L3-L5 dan baju dikeataskan.

2. Posisi tidur pasien dimiringkan kekiri atau kekanan, kedua tangan dimasukkan diantara kedua kaki, kemudian menekuk bagian tekuk dan lutut , sampai lutut dan dagu hampir bertemu.Pertahankan agar posisi pasien tetap seperti ini selama proses lumbal pungsi

3. Lumbal pungsi dilakukan oleh dokter

4. Daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan iodine, kemudian dengan kapas alkohol, tunggu sampai kering

5. Lakukan anastesi dengan menyuntikan lidokain di daerah sekitar lumbal pungsi

6. Pada waktu dokter memasukkan jarum punksi, kepala pasien ditekan, jika liquor sudah keluar, tekanan dilepas, kepala hanya ditahan saja

7. Setelah liquor keluar, perawat melakukan : perawat mengukur tekanan liquor, memasukkan cairan cerebro spinalis satu sampai dua tetes, kedalam tabung none dan pandy, menampung liquor kedalam botol kecil untuk bahan pemeriksaan. Setelah liquor yang keluar dianggap cukup, dokter mencabut jarum pungsi

8. Bekas tusukan ditekan dengan lidi kapas betadine, kemudian ditutup dengan kain kasa lalu diplester

9. Botol yang berisi cairan cerebro spinalis diberi label nama pasien,tanggal,ruang rawat dan jenis pemeriksaan

10. Segera bawa spesimen ke laboratorium untuk dianalisis

Tahap Terminasi

1. Pasien dimiringkan dengan posisi telungkup

biasanya 4-8 jam, diperbolehkan untuk memutar

badan dari satu sisi ke sisi lain.

2. Evaluasi respon klien terhadap perubahan status

neurologik seperti perubahan kesadaran dan pupil,

kenaikan suhu, peningkatan tekanan darah, serta

iritabilitas seperti sensasi di ekstremitas bawah

3. Berikan reinforcement positif

4. Jika sakit kepala berikan analgetik, dianjurkan untuk

istirahat lebih lama dan banyak minum

5. Periksa lokasi pungsi secara berkala apakah ada

kebocoran cairan

6. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

7. Mengakhiri kegiatan dengan baik

8

DOKUMENTASI

1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan

2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan

3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

9

SUMBER

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Vol 2. Jakarta: EGC

Rocca, et.al. 1998. Seri Pedoman Praktis: Terapi

Intravena. Edisi 2. Jakarta: EGC

Kozier, et al. 1995. Fundamental Of Nursing: Concepts, process and practice 5th edition. California : Addison- Wesley

Hudak, et.,al. 1997. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Vol. 1. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Jakarta: EGC

Bagian Departemen Patologi Klinik FKUNSRI.2012.Pemeriksaan Laboratorium Pada Penyakit Susunan Saraf Pusat.UNSRI.

Swearingen, P. et al. 2001. Seri Pedoman Praktis: Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. Jakarta: EGC


EmoticonEmoticon

About