Look at this

Minggu, 11 Maret 2018

Makalah Pemberian Obat

Tags

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan Semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman dan benar. Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting.

Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum. Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu (dalam bentuk kapsul). Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan. Rencana perawatan harus mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama kerja, dan program dokter.

Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, di antaranya Tepat Obat, Dosi, Tepat Pasien, Tepat Jalur Pemberian, Tepat Waktu.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu pemberian obat secara topical ?

2. Apa itu pemberian obat secara spositoria ?

3. Apa itu pemberian obat secara intrathecal ?

4. Apa itu Prinsip dalam pemberian obat ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahuil pemberian obat secara topical

2. Untuk mengetahuil pemberian obat secara positoria

3. Untuk mengetahuil pemberian obat secara intrathecal

4. Untuk mengetahuil prinsip dalam pemberian obat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep pemberian obat secara topical (kulit, mata, telinga, dan hidung)

1. Pada kulit

Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan tujuan mempertahankan hidrasi lapisan kulit, melindungi permukaan kulit, atau mengatasi infeksi kulit. Pemberian obat kulit dapat dilakukan dengan banyak preparat, seperti krim, losion, aerosol, sprei, atau bubuk.

Alat dan bahan

a. Obat dalam tempatnya (losion, krim, aerosol, sprei, dan bubuk)

b. Kain kasa

c. Kertas tisu

d. Balutan

e. Pengalas

f. Air sabun dan air hangat

Prosedur kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Cuci tangan.

c. Gunakan sarung tangan.

d. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (bila terdapat kulit yang mengeras (kerak)) atau air sabun.

e. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian, seperti mengoleskan, mengompres.

f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

g. Catat prosedur dan respons pasien.

2. Pada Mata

Pemberian obat pada mata dengan memberikan tetes mata atau salep mata. Prosedur ini dapat digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil; pengukuran refraksi dengan cara melemahkan otot lensa, juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata, dll.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRs0DDNJShfO9psYqzYjPlOJlmP4UAURsO5qbs_4VN6RTEIjq4CG-hWCwQqLHXlJOo_i_SzLa4w6DxrLHvZd-K4DbrJZMxi5uX_C_BJ8QKKLpdIKH9rUUGoFrH8IxRYIioyQo43UEXJfI/s1600/images.jpg

Alat dan bahan

a. Obat dalam tempatnya ( tetes steril atau salep )

b. Plester

c. Kain kasa

d. Kertas tisu

e. Balutan

f. Sarung tangan

g. Air hangat kapas pelembap

Prosedur kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Cuci tangan.

c. Atur posisi pasien dengan kepala mengadah dan posisi perawat di samping kanan pasien.

d. Gunakan sarung tangan.

e. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembap (atau tisu) dari sudut luar mata kea rah hidung, bila angat kotor basuh dengan air hangat.

f. Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari telunjuk ei atas tulang orbita.

g. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien untuk menutup mata dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata.

h. Bila menggunakan obat mata jenis salep, pegang aplikator diatas tepi kelopak mata. Kemudian tekan tube hingga obat keluar dan berikan pada kelopak mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah. Secara-bergantian, biarkan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggosok kelopak mata.

i. Tutup mata dengan kasa bila perlu.

j. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan.

k. Catat prosedur dan respons pasien.

3. Pada Telinga

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihmjfO9OlcWVLiooBjK2wwOcAbfO9n-Vz0NFUUJv-oOZHBqhuFkMbaiFaYPCxoCkYTmDclgvZuX8Pj-KCKXo6tcHoz-cc7d8j_s36DwSiv_3tM6ponpRqXM-U00oTgIXwnCbe3662vFjk/s1600/1_Aaaaatetes11.jpg

Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes telinga. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga, khususnya pada telinga tengah (otitis eksterna). Obat yang diberika dapat berupa antibiotic (tetes atau salep).

Alat dan bahan

a. Obat dalam tempatnya

b. Penetes

c. Speculum telinga

d. Pinset anatomi dalam tempatnya

e. Plester

f. Kain kasa

g. Kertas tisu

h. Balutan

Prosedur kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Cuci tangan.

c. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati, upayakan telinga pasien ke atas.

d. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau kebelakang (pada anak).

e. Bila obat berpua tetes, teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegahterhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis.

f. Bila obat berupa salep, ambil kapas lidi, dan oleskan salep. Kemudian masukan/oleskan pada liang teinga.

g. Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit.

h. Tutup telinga dengan dengan balutan dan plester (bila perlu)

i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

j. Catat prosedur dan respons pasien.

4. Pada Hidung

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuJuBpcN4WQviwFbv6R_KNzz-t5v9r16W8vlCCqdPo0ISeEqnJfCR36ubfr-bVrTo6_mo12FLRmQ1BWMTpg5OYhJpY4yRIQzLWDe2ZVnRRbIPqUjIlqkUqFmSmLUwSQ2u4vDOHlPAGV4A/s1600/nose_drops5.jpg

Pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan tetes hidung. Prosedur ini dilakukan pada inflamasi hisung (rhinitis).

Alat dan bahan

a. Obat dalam tempatnya

b. Pipet

c. Speculum hidung

d. Pinset anatomi dalam tempatnya

e. Korentang dalam tempatnya

f. Plester

g. Kain kasa

h. Kertas tisu

i. Balutan

Prosedur Kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Cuci tangan.

c. Atur posisi pasien dengan cara:

1. Duduk di kursi dengan kepala tengadah kebelakang.

2. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.

3. Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang.

d. Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung (sesuai dosis).

e. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit.

f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

g. Catat prosedur dan respons pasien.

B. Konsep pemberian obat melalui supositoria

Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina.

Bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.

Persiapan Alat

a. Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)

b. Aplikator untuk krim vagina

c. Pelumas untuk supositoria

d. Sarung tangan sekali pakai

e. Pembalut

f. Handuk bersih

g. Gorden / sampiran

Fase Kerja

a. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.

b. Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.

c. Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.

d. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.

e. Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis obat.

f. Siapkan klien
Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
Berikan penjelasan pada klien dan jaga privasi klien
Atur posisi klien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja

g. Kenakan sarung tangan

h. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.

i. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri

j. Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada kliennya di serap dan memberikan efek terapeutik

k. Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.

l. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya suppositoria

m. Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi

n. Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar

o. Cuci tangan

p. Kaji respon klien

q. Dokumentasikan seluruh tindakan.

C. Konsep pemberian obat melalui Intrathecal

Merupakan obat langsung dimasukkan ke dalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu cerebrospinal seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut.

D. Prinsip 12 Benar pemberian obat

1. Benar Pengkajian

Data tentang kebutuhan pasien akan pengobatan dilakukan melalui pengkajian yang benar.Hal yang tidak boleh terlewatkan pada pengajian sebelum pemberian obat adalah TTV

2. Benar obat

Baca nama dagang dan nama generiknya, periksa label obat, bandingkan label obat dgn permintaan obat, ulangi pada saatmengembalikan obat ke rak semula. Bila label tidak terbaca, obat tidak boleh dipakai, begitu pula jika isinya tidak uniform, harus dikembalikan ke farmasi

Komponen dari perintah pengobatan adalah: tanggal dan saat perintah ditulis, nama obat, dosis obat, rute pemberian, frekuensi pemberian, serta tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.

Meskipun merupakan tanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada, perintah pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan

3. Benar dosis

Sebelum memberikan obat pd pasien periksa dosisnya, jika ragu tanyakan kepada penulis resep atau apoteker perhatikan titik desimal dan satuannya ada obat tertentu yang tidak boleh dibelah atau digerus. Hitung dosis berdarkan Rumus, perawat harus menghitung setiap obat secara akurat, dengan mempertimbangkan variable berikut : tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta.

Dosis toksik : dosis yg menimbulkan gejala keracunan

Dosis minimal : dosis paling kecil yang masih mempunyai efek terapeutik

Dosis maksimal : dosis terbesar yg masih mempunyai efek terapeutik

Dosis terapeutik : dosis antara minimal dan maksimal yang mempunyai efek terapeutik bagi pasien

4. Benar klien

Identitas harus benar, cocokan antara dokumen dengan pasien dengan cara lihat gelang identitas, papan nama pasien, dan jika Pasiennya sadar à ditanyakan langsung kepada pasien dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri, Jika Tidak sadar tanya kepada Keluarga

5. Benar rute/cara pemberian

Oral >> diminum, dikunyah dll (melalui mulut)

Parenteral >>tidakmelalui saluran cerna

Topikal >> krim,salp,lotion,liniment,spray (kulit)

Rektal >> enema, supositoria (melalui anal)

Inhalasi >>melalui saluran nafas

6. Benar waktu

Dosis obat diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, sehinnga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan

7. Benar dokumentasi

Setelah obat diberikan harus dicatat dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat diberikan. Bila obat tidak diminum/tdk berhasil diberikan kepada pasien maka harus dicatat alasannya dan harus dilaporkan

8. Benar Penolakan

Klien berhak menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan informasi yang konsen dalam pemberian obat.

9. Benar riwayat pengobatan

Benar Riwayat Pengobatan:

Terkait : kondisi sekarang yang menyebabkan pasien mendapatkan pengobatan

Terkait Riwayat pengobatan sebelumnya

10. Interaksi antara obatdengan obat atau obat dengan makanan, Alergi obat

Perawat telah memastikan bahwa pasien tidak mengalami alergi terhadap obat yang akan diberikan. Cara:

a. Kaji Riwayat Alergi yang dialami pasien

b. Lakukan Tes (Skin Test)

c. Perawat memiliki pengetahuan dan bisa memastikan bahwa obat yang akan diberikan tidak mengalami : Penurunan Absorbsi, Penurunan Efek Terapeutik, Tidak menimbulkan Efek toksikà Jika diberikan bersama obat dan makanan tertentu.

11. Benar Pendidikankesehatan

Yang perlu dijelaskan:

a. Manfaat obat secara umum

b. Penggunaan obat yang baik dan benar

c. Alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh

d. Hasil yang dihatrapkan setelah pemberian obat

e. Efek samping dan Reaksi yang merugikan

f. Interaksi obat dengan obat dan makanan

g. Perubahan aktivitas yg diperlukan selama sakit

12. Benar Evaluasi

Perawat diharapkan memantau dan mengevaluasi efek kerja obat setelah pemberian obat. Pantau adanya reaksi alergi atau hipersensitifitas

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : secara topical, supossitoria intra tekal dan lain sesuai dengan prinsip dalam pemberian obat. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

B. Saran

Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Terutama bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan paki , namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan.

Daftar Pustaka

Perry, Anne Griffin,. Veronica Ronnie Petterson,. Patricia A. Potter. (2005). Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Potter, Perry A,. Anne G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry, 2006. Fundamental Keperawatan: Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan Suddarth ., Edisi 8, EGC : Jakarta


EmoticonEmoticon

About