Look at this

Kamis, 07 Januari 2021

SOP Perawatan Metode kangguru

SMK NEGERI 1 EMPAT LAWANG

Standar Operasional Prosedur (SOP)

JUDUL:

PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK)

Pengertian

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru (PMK) adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif.

Tujuan

Suatu metode untuk meningkatkan berat badan bayi prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR)

1.Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan saturasi oksigen

2.Memberikan kehangatan pada bayi

3.Meningkatkan durasi tidur

4.Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori

5.Mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan otak

6.Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi

7.Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi menyusui

Indikasi

1. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.

2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.

3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.

4. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.

5. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan

Persiapan Alat

1. Phantom bayi (Boneka)

2. Alat pengukur tanda vital bayi (thermometer, stetoskop, jam)

3. Gendongan

4. Topi bayi dan kaos kaki bayi

Prosedur

A. Pra Interaksi

1. Menerima ibu dan keluarga dengan rasa hormat

B. Orientasi

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri

2. Mengajari ibu dan keluarga teknik mencuci tangan yang benar.

3. Memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya

C. Tahap Kerja

1. Mengukur tanda-tanda vital bayi, Berat badan, Panjang badan dan Lingkar kepala bayi kemudian mencatat hasilnya di lembar observasi bayi dalam PMK.

2. Posisikan bayi di dada ibu atau ayah

3. Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan bayi

4. Tepi kain penggendong bagian atas harus dibawah telinga bayi

5. Pakaikan topi bayi

6. Pakai kembali baju atas ibu atau ayah

D. Terminasi

1. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi tiap 3 jam oleh petugas ruangan/petugas bayi kemudian beri nama serta paraf petugas

2. Dilakukan minimal 1-2x/hari.

3. Lama perlekatan minimal 1 jam.

Evaluasi

1.Pantau kondisi bayi mencakup tanda-tanda vital dan status oksigenisasi

2.Identifikasi tanda-tanda bahaya yang menetap dan lakukan tindakan sesuai masalah yang ditemukan

3.Sebelum bayi pulang ukur tanda-tanda vital bayi, BB, PB, LK bayi dan kemudian mencatat hasilnya di lembar observasi bayi dalam PMK

Dokumentasi

Catat jam, hari, tanggal, serta suhu, berat badan dan tanda-tanda vital bayi setelah dilakukan perawatan metode kangguru

Perawatan Metode Kangguru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.

Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai dengan perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia dan asfiksia. Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit – penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, bisa dikerjakan dan efektif.

Intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Perawatan Metode Kanguru?

2. Apa sajakah manfaat dari Perawatan Metode Kanguru?

3. Apa saja tahap yang dilakukan dalam melaksanakan Pearawan Metode Kanguru?

4. Bagaimanakah kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perencanaan penyuluhan pendidikan kesehatan perawatan BBLR dengan metode kangguru

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian, prinsip, tujuan, keuntungan, langkah-langkah, pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru.

b. Memahami kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kangaroo Mother Care

Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru (PMK) adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.

Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia.

B. Prinsip Perawatan Metode Kangguru

Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5oC- 37,5oC). Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi yang dapat bertahan dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,5oC- 37,5oC) dan mampu menyusui dengan baik. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai bobot badan minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal 37oC, dan bayi bisa menyusui dengan baik.

C. Tujuan metode kanguru

Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal. Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung secara terus menerus.

D. Manfaat Perawatan Metode Kangguru

Beberapa penelitian menyebutkan metode ini memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh bayi dan ibu :

a. Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR

b. Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.

c. Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui sehingga Inisiasi Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap metode ini dan apabila ASI sudah keluar manfaat ekonomis juga akan dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat meyusui bayinya, tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal

d. Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.

Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan si bayi, karena apabila bayi berada di inkubator, tentunya hubungan bayi dan ibu akan ”terbatas”. Dengan metode KMC ini akan diketahui pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang dan perhatian seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu, menurut penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si bayi jarang disentuh.

e. Perlindungan dari infeksi

f. Mengurangi lama menangis pada bayi

g. Dapat mengurangi biaya rumah sakit.

Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat mengurangi biaya rumah sakit

h. Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat, termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan , bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.

E. Kekurangan Perawatan Metode Kangguru

Adapun salah satu kekurangan dari asuhan metode kangguru yaitu, Waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih berat(sangat aktif).

F. Kriteria bayi untuk metode kanguru

Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah

· Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.

· Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.

· Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.

· Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.

· Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan

G. Langkah-langkah metode kanguru.

a. Persiapan pelaksanaan metode kanguru

1) Persiapan ibu

a) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.

b) Membesihkan kuku dan tangan

c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai

d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH

e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain

f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan

2) Persiapan bayi

a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat

b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.

b. Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru

1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH

2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi

3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.

4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah

5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.

6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada dibawah telinga bayi

7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.

8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

c. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.

1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH

2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi

3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.

4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah

5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.

6) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.

7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.

8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kanguru.

1) Posisi ibu saat tidur yaitu dengan setengah duduk dengan meletakkan bantal di belakang punggung ibu.

2) Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau anggota keluarga yang lain.

3) Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan kebersihan ibu dan bayi

H. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru

a. Segera setelah lahir

b. Sangat awal, setelah 10-15 menit

c. Awal, setelah umur 24 jam

d. Menengah, setelah 7 hari perawatan

e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2

f. Setelah keluar dari perawatan incubator

I. Kriteria keberhasilan Perawatan Metode Kanguru

a. Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C -37,50 C)

b. Kenaikan berat badan stabil

c. Produksi ASI adekuat

d. Bayi tumbuh dan berkembang optimal

e. Bayi dapat menetek kuat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

B. Saran

Perawatan Metode Kangguru ini dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada bayi BBLR.

DAFTAR PUSTAKA

Hanani. 2011. Kangaroo Mother Care. http://sihhanani.blogspot.co.id/2011/11/kangaroo-mother-care.html diakses : 10 oktober 2015.

Kholipah, S & Tri Iin. 2014. Perawatan Metode Kangguru Perencanaan Penyuluhan Pendidikan Kesehatan tentang perawatan BBLR . http://ncembidan.blogspot.co.id/2014/02/askeb-v-perawatan-metode-kanguru.html diakses : 10 0ktober 2015.

Rahmayanti. 2011. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru Pada Ibu Yang Memiliki BBLR di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2011 . http://lib.ui.ac.id/ diakses : 10 oktober 2015.

Rabu, 14 Oktober 2020

Jobsheet Asisten Keperawatan: Mengganti Sprei Pasien di atas Tempat Tidur (Bed Making)

 

ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ BED MAKING “

No

Alat / Bahan

Jumlah

1

Selimut

2 buah

2

Sprei besar

1 buah

3

Sprei kecil

1 buah

4

Sarung guling selimut

1 buah

5

Perlak

1 buah

6

Sarung bantal

1 buah

7

Ember

1 buah

Tujuan :

1. Membersihkan tempat tidur pasien

2. Menghilangkan bau lepek dan memberikan rasa nyaman pada pasien

Indikasi Pasien :

1. Pada pasien yang bed rest

2. Pada pasien yang sudah berada lama di Rumah Sakit

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ BED MAKING “

NO

ASPEK YANG DI NILAI

NILAI

A.

1.

Tahap Pra Interaksi

Mengecek catatan medik

2.

Menyiapkan Peralatan dan tempat

3.

Mencuci tangan

B.

1.

Tahap Orientasi

Memberikan salam dan memperkenalkan diri

2.

Menjelaskan tujuan pada pasien dan keluarga

3.

Menjelaskan prosedur pada pasien dan keluarga

4.

Memberi kesempatan untuk bertanya

C.

1.

Tahap Kerja

Membawa peralatan ke dekat pasien

2.

Menutup sampiran

3.

Menganjurkan pasien untuk berbaring terlentang ( jika mampu )

4.

Memindahkan perlengkapan klien yang ada di tempat tidur

5.

Melepaskan selimut dan laken penutup,melipatnya dan meletakkan di ember tempat kain kotor.

6.

Membantu pasien tidur miring menjauhi perawat,dengan tetap memperhatikan posisi umum pasien

7

Melepas laken, perlak, stek laken dengan menggulungnya kearah punggung pasien. Bagian kotor berada didalam gulungan

8

Memasang laken, perlak dan stek laken pada bagian separuh kasur, kemudian dibuat sudut

9

Melebarkan linen bersih ke tengah tempat tidur dan meletakkan dibelakang punggung pasien

10

Pasien dibantu untuk membalik posisi ke hadapan perawat dengan melewati gulungan linen bersih tersebut

11

Semua linen kotor diambil, kemudian diletakkan di tempat kain kotor

12

Gulungan linen bersih dibentangkan, rapihkan dengan memasukkan sisa linen pada sisi tempat tidur

13

Pasien dikembalikan pada posisi supnasi

14

Memasangkan selimut yang bersih

15

Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala

16

Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantinya dengan yang bersih

17

Merapikan pasien

18

Membereskan alat-alat

D

1

Tahap Terminasi

Mengevaluasi reaksi pasien

2

Kontrak untuk kegiatan selanjutnya

3

Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

4

Mencuci tangan

5

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

CATATAN KEPERAWATAN

Rabu, 07 Oktober 2020

Standar Operasional Prosedur (SOP) Jobsheet Mengukur Tekanan Darah pada manusia

 

MENGUKUR TEKANAN DARAH

SPO

Tanggal,

Pengertian

Mengukur tekanan darah melalui permukaan arteri

Tujuan

Mengetahui tekanan darah

Prosedur

Persiapan alat :

1. Tensi meter

2. Stetoscope

3. Buku catatan

Persiapan pasien :

1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

2. Posisi diatur sesuai kebutuhan

Pelaksanaan :

1. Melakukan cuci tangan

2. Lengan baju dibukak atau digulung

3. Manset tensi meter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar lengan

4. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau longgar (longgar satu jari) kurang lebih tiga jari dari fossa cubitus

5. Pompa tensi meter dipasang

6. Denyut arteri bracialis diraba, stethoscope ditempatkan pada daerah tersebut

7. Raba arteri radialis

8. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri radialis tidak terdengar lagi dan iar raksa dalam pipa dinaikan sampai 30-40 mmhg

9. Scrup balon dibukak berlahan-lahan,

Sehingga air raksa turun berlahan-lahan. Sambil meperhatikan turunya air raksa, degar deyut pertama.

10. Sekala pertemuan air raksa pada waktu terdegar deyut pertama disebut tekanan systole.

11. Degarkan terus sampai deyutan yang terahir, sekalah permukaan air raksa pada waktu deyutan terakhir disebut tekanan diastole.

12. Pencatatan hasil dilakukan dengan cara sebagai berikut:Systole diatas diastole dibawah (missal 120/80 mmHg)

13. Melakukan cuci tangan

Perhatian :

1. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding arteri beachialis, tiga jari dari cubitis.

2. Menempelkan setetes tocape jangan terlalu keras dan pengunaanya harus benar-bernar tepat.

3. Sebelum menutup tensi meter masukan duluh air raksa kedalam reserpoarnya, manset dan balon disusun pada tempatnya untuk mencegah pemecahan air raksa.

4. Pada anak-anak digunakan mangset husus.

5. Menghindari terjadinya alergi obat.

6. Melakukan tindakan darurat pada pasien keracunan obat

Standar Operasional Prosedur (SOP) Mencuci Rambut Pasien di atas Tempat Tidur

 

NO

ASPEK YANG DI NILAI

NILAI

A.

1.

Tahap Pra Interaksi

Memvalidasi kebutuhan pasien

2.

Mencuci tangan

3.

Menempatkan alat di dekat pasien

B.

1.

Tahap Orientasi

Memberikan salam terapetik

2.

Menjelaskan tujuan pada pasien dan klg

3.

Menjelaskan prosedur pada pasien dan klg

4.

Menyakan kesiapan pasien

C.

1.

Tahap Kerja

Memasang sampiran / privacy

2.

Memakai sarung tangan & celemek/gaun

3.

Mengganti selimut pasien dg selimut mandi

4.

Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir tempat tidur

5.

Memasang handuk di bawah kepala pasien

6.

Memasang ember di lantai, dialasi kain pel/lap

7

Memasang talang di bawah kepala pasien dengan ujung berada didalam ember

8

Menutup dada dengan handuk sampai ke leher

9

Menyisir rambut pasien

10

Menutup lubang telinga pasien dengan kapas

11

Menutup lubang hidung dengan kassa

12

Menyiram rambut pasien dengan air hangat

13

Mencuci rambut pasien dg shampo

14

Menggosok (memijit-mijit) kulit kepala pasien

15

Membilasi rembut dengan air hangat

16

Melepas talang dari bawah kepala pasien

17

Mengeringkan rambut dengan handuk

18

Meletakkan kepala pasien pada bantal yang telah dialasi handuk kering

19

Meletakkan kepala pasien pada bantal yang telah dialasi handuk kering

20

Merapikan pasien

21

Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien

22

Mengambil handuk dari bawah kepada pasien

D

1

Tahap Terminasi

Mengevaluasi hasil tindakan

2

Berpamitan dengan pasien & keluarga

3

Membereskan & mengembalikan alat ke tempat semula

4

Mencuci tangan

5

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


CATATAN KEPERAWATAN

Standar Operasional Prosedur (SOP) Mobilisasi Pasien

 

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ PRAKTIKUM MOBILITAS PASIEN“

NO

ASPEK YANG DI NILAI

Nilai

A.

1.

Tahap Pra Interaksi

Memvalidasi kebutuhan pasien

2.

Mencuci tangan

3.

Menempatkan alat di dekat pasien

B.

1.

Tahap Orientasi

Memberikan salam terapetik

2.

Menjelaskan tujuan pada pasien & klg

3.

Menjelaskan prosedur pada pasien & klg

4.

Menyakan kesiapan pasien

C.

Tahap Kerja

Menindahkan Pasien dari tempat tidur ke tempat tidur

1.

Cuci tangan

2.

Lengan pengangkat ditempatkan di kepala dan bahu, panggul ,paha dan pergelangan kaki pasien dengan jari – jemari menggenggam sisi tubuh pasien

3.

Pada hitungan 3 pasien diangkat dan digendong di dada perawat

4.

Perawat dengan perlahan memindahkan pasien ke tempat tidur yang di tuju

Memindahkan Psien dari Tempat Tidur Ke kursi

1.

Cuci Tangan dan Lakukan persiapan

2.

Bantu pasien untuk duduk ke tepi temapt tidur.

3.

Siapkan kursi menghadap pasien

4.

Angkat pasien sambil berdiri dan aarahkan menuju kursi

5.

Posisikan pasien pada posisi yang dipilih

Posisi SIM

1.

Cuci Tangan dan Lakukan persiapan

2.

Tempatkan pasien pada posisi terlentang

3.

Posisikan pasien pada posisi miring sebagian pada abdomen

4.

Tempatkan banta di bawah kepala dan dibawah tungkai atas yang difleksikan

Posisi Trendelenburg

1.

Cuci Tangan dan Lakukan persiapan

2.

Letakkan bantal di kaki

3.

Posisikan kaki tinggi dari kepala

Posisi Dorsal Recumbent

1.

Posisikan pasien pada keadaan terlentang

2.

Pakaian bawah dibuka

3.

Tekuk lutut dan regangkan kaki pasien

Posisi Litotomi

1.

Cuci Tangan dan Lakukan persiapan

2.

Posisikan pasien dalam keadaan berbaring atau terlentang

3.

Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen

4.

Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi littomi

Posisi Fowler

1.

Cuci Tangan dan Lakukan persiapan

2.

Dudukkan pasien

3.

Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur.

4.

Posisikan fowler (90˚).

Posisi Semi Fowler

1.

Cuci Tangan dan Lakukan persiapan

2.

Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur

3.

Posisikan semi fowler (45˚).

Standar Operasional Prosedur Bed Making tanpa pasien (Memasang Sprei Tempat tidur )

 

ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ BED MAKING “

No

Alat / Bahan

Jumlah

1

Selimut tipis

1 buah

2

Sprei besar

1 buah

3

Sprei kecil

1 buah

4

Sarung bantal

2 buah

5

Perlak

1 buah

6

Ember

1 buah

Tujuan :

1. Membersihkan tempat tidur pasien

2. Menghilangkan bau lepek dan memberikan rasa nyaman pada pasien

Indikasi Pasien :

1. Pada pasien yang baru datang

2. Pada pasien yang sudah berada lama di Rumah Sakit

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ BED MAKING “

NO

ASPEK YANG DI NILAI

Nilai

A.

1.

Tahap Pra Interaksi

Mengecek catatan medik

2.

Menyiapkan Peralatan dan tempat

3.

Mencuci tangan

B.

1.

Tahap Kerja

Membawa peralatan ke dekat tempat tidur

2.

Memindahkan bantal dari tempat tidur

3.

Melepaskan sarung bantal dari bantal dan menaruhnya ke tempat kotor

4.

Melepaskan selimut yang paling atas dan melipatnya

5.

Melepaskan selimut yang kedua dan melipatnya

6

Melepas selimut tipis dan sprei lalu menaruhnya ke tempat kotor

7

Memasang sprei

8

Memasang sprei kecil

9

Memasang perlak

10

Memasang selimut tipis bersih

11

Memasang selimut kedua

12

Memasangkan selimut pertama

13

Memasang sarung bantal yang bersih

14

Merapikan tempat tidur

15

Membereskan alat-alat

D

Tahap Terminasi

Kontrak untuk kegiatan selanjutnya

1

Kontrak untuk kegiatan selanjutnya

2

Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

3

Mencuci tangan

4

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Total Nilai:

Minggu, 04 Oktober 2020

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI MELALUI NGT

 

JURUSAN ASISTEN KEPERAWATAN

JOBSHEET PEMBERIAN NUTRISI MELALUI NGT

Pengertian

Memasukkan formula cairan makanan atau obat dalam perut dengan cara memasukkan slang makanan lewat hidung atau mulut ke dalam perut.

Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan obat pasien menurut petunjuk dokter sesuai dengan penyakit yang diderita pasien

Indikasi

1. Pada pasien yang tidak dapat makan, menelan, atau pasien yang tidak sadar.

2. Pada pasien yang terus menrus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya pasien psikiatri (kelainan jiwa)

3. Pada pasien yang mengalami muntah terus menerus

4. Pada Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), premature, dan analisis isi lambung

Persiapan alat

1. Piring

2. Sendok

3. Garpu

4. Gelas dengan penutupnya

5. Serbet

6. Mangkok cuci tangan

7. Pengalas

8. Tempat cuci tangan

9. Pipet (jika perlu)

10. Pisau (jika perlu)

11. Obat (jika ada)

12. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program

13. Meja untuk pasien

Persiapan pasien

1. Beri tahu pasien atau orang tua (pada pasien bayi/anak-anak) tindakan yang akan dilakukan

2. Atur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan atau posisi semi fowler dengan bantuan bantal di belakang dan di bahu, pasien yang gelisah/tidak tenang sebaiknya diikat kaki dan tangannya.

3. Bentangkan serbet atau pengalas di bawah dagu pasien.

Prosedur

1. Cuci tangan

2. Memakai handscoon

3. Mengontrol posisi selang dengan cara aspirasi (bila keluar cairan lambung posisi selang dalam keadaan baik.

4. Masukkan makanan cair pelan-pelan sampai habis (hindari masuknya udara dengan cara melipat selang setiap menyedot cairan)

5. Bilas dengan air putih, tutup selang/pasang klem

6. Alat-alat dibereskan pasien dirapikan

7. Melepaskan handscoon

8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

9. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan.

MATERI SMK KEPERAWATAN: SOP PEMBERIAN NUTRISI PER ORAL

 

JURUSAN ASISTEN KEPERAWATAN

JOBSHEET PEMBERIAN NUTRISI PER ORAL

Pengertian

Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien menurut petunjuk dokter sesuai dengan penyakit yang diderita pasien

Indikasi

1. Pada pasien yang bisa makan sendiri

2. Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri

Persiapan alat

1. Piring

2. Sendok

3. Garpu

4. Gelas dengan penutupnya

5. Serbet

6. Mangkok cuci tangan

7. Pengalas

8. Tempat cuci tangan

9. Pipet (jika perlu)

10. Pisau (jika perlu)

11. Obat (jika ada)

12. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program

13. Meja untuk pasien

Persiapan pasien

Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

Prosedur

1. Alat-alat didekatkan di tempat tidur pasien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi pasien (pasien mencoba) dengan posisi semi fowler setengah duduk sesuai kondisi pasien.

4. Pasang pengalas/serbet di bawah dagu

5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (missal ; berdoa sebelum makan)

6. Tanyakan lauk-pauk apa yang boleh dicampur dengan nasi.

7. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minuman setelah makan.

8. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien

9. Jika ada obat lanjutkan pemberian obat.

10. Setelah makan, minum, dan pemberian obat anjurkan pasien untuk duduk sejenak sebelum kembali berbaring

11. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya

12. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan (catat apa jumlah/porsi makanan yang dihabiskan).

13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Perhatian :

1. Ciptakan lingkungan yang nyaman di sekitar pasien.

2. Sebelum dihidangkan, makanan diperiksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar makanan/diet pasien

3. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi

4. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit

5. Peralatan makanan dan minuman harus bersih

6. Untuk pasien anak-anak usahakan menggunakan peralatan yang menarik perhatiannya

7. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan dimakan habis atau tidak

8. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah makan.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Materi SMK Keperawatan: SOP Memfasilitasi Eliminasi Urine dan Feses pasien di tempat tidur

ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ ELIMINASI URIN DAN FESES “

NO

ALAT / BAHAN

JUMLAH

1

Pot urinial / pispot

1 buah

2

Perlak

1 buah

3

Kertas tissue / kapas

Seperlunya

4

Air

Seperlunya

5

Bengkok

1 buah

6

Selimut mandi

1 buah

7

Sarung tangan

1 buah

8

Sampiran

1 buah

9

Sabun

1 buah

10

Handscoon

1 pasang

Tujuan :

1. Membantu pasien yang tidak dapat buang air kecil sendiri dengan menggunakan alat penampung urin ( urinal )

2. Membantu pasien yang tidak bisa buang air besar sendiri dengan menggunakan alat penampung feses.

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN

“ ELIMINASI URIN DAN FESES “

NO

ASPEK YANG DI NILAI

NILAI

DILAKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

(0)

BENAR

(2)

TIDAK BENAR

(1)

A.

1.

Tahap Pra Interaksi

Memvalidasi kebutuhan pasien

2.

Mencuci tangan

3.

Menyiapkan alat

B.

1.

Tahap Orientasi

Memeberikan salam terapetik

2.

Menjelaskan tujuan pada pasien & keluarga

3.

Menjelaskan prosedur pada pasien & keluarga

4

Mendekatkan alat

5

Menyakan kesiapan pasien

C.

1.

Tahap Kerja

Memasang sampiran / menutup pintu

2.

Memakai sarung tangan

3.

Mengganti selimut pasien dg selimut mandi

4.

Melepaskan pakaian bawah pasien

5.

Meminta pasien untuk menekuk lutut/mengangkat bokong

6.

Memasang perlak pada bagian bawah bokong pasien

7

Memasang pot urinal / pispot

8

Mintah pasien untuk berkemih atau buang air besar

9

Bila selesai minta pasien meregangkan kaki lalu bersihkan genitalia dengan air/kapas. Bila pasien buang air besar bersihkan

juga dengan sabun

10

Keringkan dengan tissue

11

Buang kapas dan tissue ke dalam bengkok

12

Angkat pot urinal / pispot

13

Membereskan perlak

14

Lepas sarung tangan

15

Membantu pasien memakai pakaian bawah kembali

16

Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien

17

Rapikan pasien

1

Tahap Terminasi

Berihkan seluruh alat

2

Membuka sampiran

3

Berpamitan dengan pasien dan keluarga

4

Mencuci tangan

5

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

TOTAL NILAI

About